Just Learning, Life is Beautiful

Senang Lihat Orang Susah, Susah Lihat Orang Senang


mungkin pernah merasa seperti ini…
dari milis (gedung) tetangga…
Senang Lihat Orang Susah, Susah Lihat Orang Senang
Saya pernah mengalami fenomena ini beberapa kali dan mencoba mencari alasan dasar kenapa seseorang mau melakukan hal seperti ini karena ini fenomena menarik bagi saya karena mungkin budaya inilah yg membuat kita terkenal sebagai bangsa yang susah bekerjasama,lihatlah prestasi olahraga tim negara kita seperti sepakbola,basket,atau voli pernahkah yang mendunia?
Hal sebaliknya terjadi dengan olahraga perorangan seperti Taufik Hidayat di bulutangkis,Yayuk Basuki di tenis,dan Chris John di cabang tinju.

 

Beberapa hari yang lalu saya mewawancarai seorang doktor yang punya pendapat menarik tentang hal ini bahwa karakter bangsa kita sejak dulu memang karakter menghancurkan,beliau mencontohkan selain Borobudur apakah ada peninggalan sejarah kita yang bernilai dunia?

Almarhum Cak Nur punya pendapat menarik di salah satu bukunya,bahwa fenomena ini disebabkan oleh perasaan orang yang merasa tidak mampu,jadi untuk menenangkan dirinya dari perasaan bahwa dirinya tidak mampu,seorang yang merasa kalah tsb akan berusaha menjegal temannya yg lebih berprestasi dari dia,jadi semacam mekanisme pertahanan diri dari kecemasan yang dialaminya.

Mekanisme pertahanan diri ini dalam ilmu psikologi memang ada,kata Arief Budiman,mekanisme pertahanan diri dari kecemasan ada 2 yakni :

a. Proyeksi
a.1 Proyeksi dari dalam ke luar
a.2 Proyeksi pelebaran perasaan

b. Rasionalisasi
b.1 Rasionalisasi “anggur masam”
b.2 Rasionalisasi “jeruk manis”

Proyeksi dari dalam ke luar contohnya terjadi ketika misalnya kita punya dorongan untuk membenci seseorang akan tetapi karena belum punya alasan yang kuat sehingga membuatnya cemas,untuk menenangkan dirinya seseorang mungkin akan berkata seperti ini :
“Saya tidak iri hati kepadanya,tapi dia yang iri hati kepada saya”
“Saya tidak membencinya tapi dia yang membenci saya”
“Saya bukan tidak mau bergaul dengan dia,tapi dialah yang selalu menghindar dari saya”

Proyeksi pelebaran perasaan misalnya terjadi pada seorang pegawai yang melakukan korupsi di instansinya,maka untuk menenangkan perasaannya dia akan berkata,
“Orang lain juga begitu kok,bahkan barangkali lebih lagi”
Atau mungkin terjadi pada seorang mahasiswa yang suka menyontek pada waktu ujian yang akan berpikir kawannya pasti juga melakukan hal yang sama.

Rasionalisasi adalah cara menghindarkan kecemasan dengan cara mencari alasan yang dapat diterima untuk suatu perbuatan yang tidak bisa diterima perasaannya sendiri.
Rasionalisasi jenis “anggur masam” datang dari orang yang tidak mampu yang mengatakan bahwa apa yang tidak bisa dicapainya adalah sebagai sesuatu yang buruk,contohnya seorang mahasiswa yang gagal masuk fakultas kedokteran mungkin akan berkata :
“Saya tidak suka kedokteran,ilmu yang kejam,membuat eksperimen dari hewan yang masih hidup”

Rasionalisasi “jeruk manis” adalah kebalikannya,seseorang akan memperindah apa yang ada dalam dirinya apabila ada sesuatu yang tidak bisa dicapainya,contohnya seorang pemalas mengatakan bahwa dia bukan tidak mau bekerja tetapi dia lebih mementingkan kedamaian batin daripada sibuk mencari uang.

__

kemudian ada yang menanggapi…

Dear X, Dulu sekitar umur 25-an, saya masih naif dan optimis dengan masa depan bangsa saya ini.  Selama saya masih kerja dengan orang lain dan memimpin sedikit orang saya masih tetap optimistis juga.Mulai usia 30-an, saya usaha sendiri, dan mulai memimpin tim milik sendiri, bukan milik boss saya. Jujur saja, memang mulai saat itu saya mulai stressful menghadapi masalah SDM. Saya lebih intense menggunakan perasaan dan sikap sangat perduli karena itu milik saya sendiri. 

Dalam 20 tahun terakhir, karyawan saya berkembang dari 3 orang menjadi 1,400 orang, akhirnya saya berkesimpulan bahwa bangsa kita akan sangat sulit menjadi bangsa yang maju, bahkan relatif di Asia Tenggara ini pun, kalau cara berfikirnya masih seperti sekarang ini.

Masalah yang sangat mendasar dalam hidup dan berkarya ada 5;
yaitu;  (1)  CARE,   (2)  LOYALTY,   (3)  DISCIPLINE,  (4) HONESTY,   (5) HARD WORKING.

Tanpa kelima hal diatas, “Forget Everything”!.  Kalau kita peras dari Panca Sikap diatas, akhirnya yang paling penting adalah sikap CARE. Ngga punya ini, kita absolutely in the deep shit.  Dan saya lihat kita memang kurang memiliki ke lima sikap diatas.

Saya sedang dealing dengan pihak supplier dari China, dan mengunjungi kesana beberapa kali.  Saya mengunjungi 2 pabrik fabrikator mesin, mereka kelas dunia kalau dilihat dari produknya dan harganya 1/3 dari Jerman bahkan dari Taiwan dengan spec yang acceptable lah.  Kenapa bisa seperti ini ?

Karyawannya berpakaian seragam lusuh yang sangat sederhana, saat makan siang mereka makan diemperan pabrik dan basah kena hujan gerimis, karena kantin yang kecil sudah overcrowded dan tidak ada lagi tempat duduk.  Saya tengok makanannya, hanya nasi serantang, dan dibasahi dengan kuah dan sedikit sayuran dan jamur.  Gizinya mepet dan menyedihkan, namun mereka makan dengan lahap sambil berbasah-basahan.

Karena saya curious, si owner mendekati saya dan bilang bahwa memang kemampuan dia dan perusahaan cuma segitu sekarang ini, bukan karena dia tidak mau memberikan yang lebih baik kepada karyawannya.  Dia bilang dia ambil margin dari mesinnya itu sangat tipis, karena itu dia bisa murah.  Dia harus melakukan itu dengan pengorbanan tear and sweat dia sendiri dan pekerjanya agar mereka bisa menjual ke seluruh dunia sehingga mereka bisa memiliki pekerjaan untuk makan anak dan keluarganya dan untuk China.  Dia bilang bahwa kita harus berkorban untuk China, agar China sejahtera nantinya.

Saya berusaha mendalami dan mengerti bagaimana sikap mau berkorban yang sangat masif di China ini.  Kalau China bisa membangun Great Wall sepanjang 6,000 km dalam 2000 tahun continuously, melewati lebih dari 80 generasi.  Mereka pasti akan melewati USA dalam kapasitas ekonominya mungkin lebih cepat dari tahun 2030 yang berdasarkan prediksi Goldman Sachs, saat itu China akan menjadi negara terkaya di dunia.

Saya sangat iri, kenapa Indonesia ngga bisa ?.  Kalau dilihat dari posture fisik, budaya Asia juga yang ada kemiripan, latar belakang agama Budha dan Hindu yang sama sampai mungkin 200-300 tahun yang lalu, Indonesia dan China mirip dan bahkan dengan negara tetangga kita lebih sangat mirip lagi.  Kenapa kok kita menjauh dari sikap yang benar ?

Setelah merdeka Indonesia memilih lajur pengembangan karakter bangsa yang salah.  2 pemimpin kita berbuat error yang fatal, Sukarno membangun sikap Nasionalisme Chauvinistis, membuat kita bablas jadi bangsa yang fanatis dan merasa dirinya bagus dan sombong. Suharto merusak Ahlak dan Moral kita dan membuat kita bodoh. Jadilah kita ini menjadi Sombong tapi Bodoh dan Kurang Jujur. Mohon maaf, ini bukan kita semua 100% atau rekan ITB saudara saya yang budiman, tetapi saya menenggarai ini adalah sebagian besar karakter bangsa kita.

Kita harus mereverse ini kalau kita ingin maju, Indonesia harus bisa berubah untuk menyelamatkan anak cucu kita.

We have to change now, before everything is too late.

 

Thanks,Y



Ada pendapat lain?? 

2 thoughts on “Senang Lihat Orang Susah, Susah Lihat Orang Senang”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s