Bertambah umur, bertambah juga tempaan hidup. “disuruh” tumbuh di bumiNya dengan segala tantangan dan pilihan yang ada
Well, life it’s not that simple
Ketika kita mencari bentuk yang terbaik dan ternyaman dalam hidup pasti selalu ada aja tempaannya. Katanya kan carilah kerja atau rintislah karir sesuai dengan yang kamu sukai, sesuai yang membuat kamu nyaman.
Hm.. Beberapa waktu yang lalu, saya sering ditanya sama temen saya sejawat apoteker, “Mon, kamu di BPOM?” Gimana caranya biar bisa kerja di sana? Kalau ada bukaan kabar-kabarin yah?”
Ternyata banyak juga teman saya yang berminat mendaftar ke sini, terutama mengincar posisi PNS.
Saya juga belom PNS ko, baru honorer, tapi kalau ada info bukaan pastinya bisa tahu lebih dulu, dan kalau memang bagus ya akan direkomendasikan utk CPNS. Saya sendiri belum memutuskan untuk tetap di sini sebagai honorer atau akan ikut tes CPNS jika sudah dibuka.
Lucunya, beberapa sahabat saya di sini yang notabene lebih lama masa waktu kerjanya (dan yang awalnya saya kira mereka jadi honorer karena ingin CPNS), ternyata berpikiran lain. Di antara mereka berpikir: jadi honorer di sini karena enak aja, tidak terikat dan bisa keluar kapan aja (kan ga ada kontrak kerja). Kalau jadi CPNS malah ribet, harus mengikuti prosedur dan tetek bengek yang mehe-mehe. Macem-macemlah pertimbangannya.
Saya sendiri terdampar di sana juga sebenernya bukan niatan, bukan cita-cita awal. Memang suratan takdir yang berkata (ejieeh.. pokonya mah Allah tau yang terbaik deh). Dulu juga setelah lulus memang ingin nyari kerja di Jakarta, bukan karena nyari gaji gede, tapi karena ngikut suami dan ingin nyari pengalaman hidup di ibu kota. Udah setengah tahun berjubel di carut marut ibu kota baru ngerasa deh, mulek bener. Kalau bukan karena ada keluarga kecil saya di sini mah geus lumpat deuilah ka Bandung, hahaha. Saya setuju kalau untuk cari pengalaman dan duit bolelah kerja di Jakarta. Tapi untuk karir jangka panjang? Kedamaian hidup lahir batin? Engga deh… Kawan-kawan saya yang dari Bandung dan ke Jakarta juga banyak yang sependapat dengan saya.
Kontadiktifnya lagi, sahabat saya yang kerja di perusahaan cukup ternama di Bandung bilang: ”Ah Bandung sepi sekarang, orang-orang pada merantau semua, jadi pengen kerja di multinational company di Jakarta”
Beuuu.. mo gimana juga mah kita nyari posisi enak, tetep ga kerasa enak. Yang lebih enak tu tetep posisi orang lain, kan rumput tetangga selalu lebih hijau. Suka lupa bersyukur sih *getok kepala sendiri*
Well, say it again. There’s no such a comfort zone
Except kasuuuuuuuurrrrrrr…. Hahahaha. *ktauan kebluk*
hehe,, wajib lah gan untuk selalu bersyukur,, 🙂
setuju bung 😛