Setelah mengulas mengenai lanjut kuliah S2 di Belanda dan jurusan Medical Pharmaceutical Sciences yg saya ambil, tidak lengkap rasanya tanpa mengulas beasiswa yang saya dapat, tidak lain dan tidak bukan adalah LPDP. Mungkin sudah banyak yg mengulas tentang ndaftar LPDP, mangkanya saya juga asalnya gamau nulis, krn referensi dari blog lain sudah cukup banyak dan lengkaaap.
Tapi beberapa temen yang mulai mencoba apply LPDP akhirnya ngontak dan nanya-nanya saya gimana prosesnya, terutama untuk interview/wawancara, yang katanya menentukan banget untuk kelulusan. Saya LPDP PK12, yang seleksinya itu awal tahun 2014. Dan sekarang angkatan PK LPDP sudah mencapai 32, (apa 34 ya?), dan pastinya banyak yang berkembang sampai sekarang, LPDP pun makin ketat seleksinya, makin kreatif program PKnya, dan makin terorganisir untuk administrasinya. Jadi saya hanya menceritakan sejauh yang saya alami saja, sambil berbagi pengalaman.Yah jadi begini, seleksi LPDP dibagi 3: 1. Seleksi dokumen, 2. Interview dan LGD (leaderless group discussion), dan 3. Pelatihan Kepemimpinan (PK)
1. Seleksi dokumen
Persyaratan lengkapnya bisa lihat di web lpdp: http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/en/scholarship/master-and-doctoral-scholarships/ lengkapi semua persyaratan, submit dokumen online, jangan lupa juga siapkan semua dokumen-dokumen (baik asli dan fotokopi), untuk persiapan wawancara kemudian (pede nih ceritanya diterima), tapi sejauh yang saya tahu, kalau semua persyaratan lengkap harusnya sih lolos-lolos aja seleksi ini.
2. Interview dan LGD
Oiya pas interview bawa semua dokumen yang diperlukan, awas ada yang ketinggalan. Karena akan dicek on spot. Waktu saya interview. Ada 3 pewawancaranya: 2 dosen, 1 psikolog. Pertanyaannya seputar:
- Sudah ada LoA? Penting, karena meyakinkan mereka kalau kamu udah pasti kuliah, atau kalau belum punya LoA, setidaknya kamu bisa menunjukkan kalau kamu sedang proses untuk daftar univ dan arahnya sepertinya positif
- Sudah ada TOEFL/IELTS? Penting juga karena banyak yang gugur karena tidak punya persyaratan ini.
- Kenapa mau S2?
- Kenapa pilih negara itu untuk S2? Kenapa gak di dalam negeri saja?
- Kenapa pilih jurusan itu?
- Mau apa setelah lulus kuliah? akan berhubungan dengan kontribusi terhadap Indonesia
- Yakin akan pulang ke Indonesia setelah lulus?
- Bagaimana dengan pekerjaan yang ditinggalkan di Indonesia? Sudah ada izin? (kalau masih terikat kerja pastikan ada izin belajar dari kantor). Kalau resign, nanti ditanya kenapa resign, gmn nanti kalau pulang ga punya kerja? dst.
- Bagaimana dengan keluarga (jika sudah berkeluarga)? Keluarga dibawa atau ditinggal? Hati-hati dengan pertanyaan yang menohok dan mencecar, pastikan kamu teguh pendirian dan sungguh-sungguh. Saya waktu ditanya soal anak dan ibu, tumpahlah sudah ini air mata, cengeng memang saya, tapi saya berusaha untuk ga berlarut dan terus menjawab pertanyaan dengan mantap.
- Bagaimana rencana 5 tahun ke depan?
- Apa background s1/s2? berhubungan ga dengan kuliah yang akan dikerjakan nanti?
- Background kerja berhubungan tidak?
- Dulu research S1 tentang apa?
- Sudah ada rencana research nanti?
- Bagaimana bisa menyesuaikan diri dengen lingkungan jika tinggal di luar negeri?
- Pertanyaan lainnya akan terkait dengan esai yang kita tulis? Misalnya bagaimana dengan kegiatan sosial kamu? Peran kamu di masyarakat? kontribusi dll.
Wawancara yang berlangsung sekitar 25 menit ga akan berasa. Kita kayak ditembaki peluru dari sana sini, belum lagi dengan pertanyaan yang membuat kita ragu, sedih, tersinggung, sensitif, dan lainnyaa.. Campur aduk deh. Tips menghadapi interviewer yang saya bisa saya simpulkan:
- Ucapkan salam
- Tetap tenang dan berkepala dingin
- Sopan dan menjaga sikap
- Senyum, walaupun mereka ngasih pertanyaan yang tajem dan nyinyir
- Jujurrr.. Gak usah berlebihan menjawab dan menunjukkan kalau kita tuh bisa segala macem. Apa adanya aja
- Gak usah merasa sok pintar, biasanya psikolog bisa menganalisa kalau kita punya sifat-sifat yang kurang baik
- Ga usah songong, tetap rendah hati
- Yang pasti harus pede dan mantap! Kalau pilihan kita kuliah itu adalah dari hati dan kita bisa melakukannya
- Kalau mereka ngasih saran dan masukan, atau pendapat, terima saja dulu, meskipun gak sesuai dengan pandangan kita. Gak usah motong omongan. Kalau kita udah dikasih kesempatan untuk menjawab/membela diri baru bicara, tentunya dengan tetap berkepala dingin
LGD: Di sini kita akan dipertemukan berkelompok, kira-kira sekitar 7-8 orang. Kita akan dikasih kasus dan bersama-sama memecahkannya. Kasusnya biasanya isu-isu nasional seperti pendidikan, kemasyarakatan, atau kasus yang ada di negeri ini. Nanti penguji hanya akan melihat saja jalannya diskusi seperti apa. Kelompok kitalah yang akan mejalankan proses diskusi ini. Setelah penguji memberikan kertas pada masing-masing orang, kita diberi waktu untuk membaca dan berpikir, kemudian selanjutnya terserah kelompok. Nah, ini sih untung-untungan dapat temen diskusis seperti apa. Ada yang ingin menonjol, ada yang diem aja, ada yang ngotot, dan ada juga yang bijak. Pastikan kita bukan jadi orang yang nyebelin di grup, hehe.
Waktu itu di grup saya ada yang menawarkan diri untuk menjadi moderator, lalu dia menawarkan siapa yang ingin menjadi notulen. Saya saat itu ikut aja jadi anggota biasa. Bukan berarti yang jadi moderator dan notulen adalah yang paling penting perannya di sini. Semua orang bisa saja mengambil peran penting di sini. Nanti saat waktu sudah mau habis, kelompok sebaiknya sudah mencapai pada kesimpulan dan solusi kasus. Tips dalam LGD yang bisa saya bagi:
- Berusaha menghargai teman sekelompok, dengan memanggil mereka dengan sapaan atau nama. Misal: “Saya setuju dengan penjelasan Mbak A, dan akan menambahkan..”
- Jangan ngotot dan memaksakan pendapat
- Tetap berkepala dingin dan tenang
- Jangan juga sampe diem terus, paling ga kita ada kesempatan berbicara 3-5 kali, tentunya dengan isi yang berbobot.
- Memberikan kesempatan pada teman kelompok untuk mengungkapkan pendapat: “Mungkin Mas B punya pendapat lain?”
- Tidak memotong perkataan orang lain. Tunggu sampai orang tersebut selesai bicara baru menanggapi.
- Tidak terlihat sok pintar dan songong
- Sopan dalam berbicara, semangat boleh, berapi-api boleh, tapi jangan sampai keluar kata-kata yang tidak sopan
- Jangan bertele-tele, nanti orang juga bete denger kita ngomong, to the point biar mereka ga bosen denger kita ngomong. Kalau merasa udah terlalu banyak ngomong jangan lupa kasih kesempatan untuk yang lain juga
- Kritis
- Jika pembicaran sudah mulai ngalor ngidul menjauhi topik, usahakan untuk membawa teman-teman kembali pada pokok permasalahan
3. Pelatihan Kepemimpinan (PK)
Nah ini dia bagian yang paling menarik dan menantang dari keseluruhan rangkaian seleksi LPDP. Saya ga bisa cerita gimana PK ini karena akan berbeda tiap angkatan. Tiap angkatan akan unik dan punya cerita masing-masing. PK itu kalau kata Mas Kamil (koordinator PK) adalah ngangenin tapi ga pengen diulang. Setelah mengalaminya, bener juga sih, haha.. Cukuplah PK sekali seumur hidup. Dan kalau menurut saya sih Mas Kamil dkk sukses di PK 12 ini (setidaknya untuk saya). Pengalaman PK saya bisa dibaca di sini. Entah sekarang kayak apa rangkaian PK yang disusun oleh panitia. Saran saya untuk persiapan dan selama PK ini:
- Lakukan semua tugas dengan sungguh-sungguh dan jujur, sesuai dengan instruksi. Walaupun awal-awal dirasa apa deh ini tugas geje banget. Tapiii.. disitulah niat kita diuji.
- INTEGRITAS INTEGRITAS INTEGRITAS. Kalo gatau apa definisinya silahkan googling
- Kalau salah ngaku salah, kalau bener ya Alhamdulillah
- Membaur dengan semua temen-temen PK
- MANFAATKAN BANGET semua MATERI dari pembicara yang dateng, bagus semua isinya, ga akan nyesel. Walaupun ngantuk dan capek, tetep siap untuk denger materi. Kalo perlu sumpel mata pake tarason biar ga ngantuk
- Kalau ada kesempatan bertanya, tanya!
- Saat kita merasa sudah di ujung tanduk dan merasa ga mampu, itu salah! itu cuma pikiran negatif kita. BISA BISA, PASTI BISA menyelesaikan semuanya
Naaaah.. selesai juga. Mungkin itu yang bisa saya bagi. Jangan lupa terus berdoa sama Allah untuk diberikan yang terbaik. Apapun yang terjadi, toh kita sudah melakukan yang terbaik, hanya bisa pasrah. Saat kita pasrah justru Allah akan memberikan jalannya.
Semoga bermanfaat, SEMANGAT!