Pernah gak ngerasa kalau imajinasi anak itu luasss banget gak terbatas? Kalau belum mengalami sama anak sendiri, paling ga dulu waktu kita kecil pernah dong kita punya imajinasi yang orisinil, bebas, lepas, ga merasa takut, dan yang penting kita suka?
Saya perhatikan Runa juga seperti anak kecil lainnya yang suka berkhayal dan berimajinasi ketika bermain. Contohnya ketika dia bermain dengan boneka-bonekanya dia akan bercakap-cakap sesukanya, kadang dengan bahasa Indonesia, kadang dengan bahasa Belanda, kadang bahasa campuran Indo-Belanda-sebagian lagi ngasal. Atau ketika Runa bermain dengan Lego-nya, Runa akan membangun sendiri rumah untuk orang-orangannya. “Ini Papanya, ini mamanya, ini anaknya“, begitu kata Runa. Masing-masing orangya dibikinin pesawat sama Runa, bahkan ada si beruang peliharan keluarga lego itu juga punya pesawat sendiri.
Kadang Runa juga suka mengarang-ngarang lagu sendiri dan berdendang sesuka dia, dengan nada buatan dia sendiri. “Kitaa.. mensahalanya.. kita bermaiin.. bersama-samaa.. kitaa..” Apa deh lanjutannya gak jelas. Begitu juga kalau menggambar, Runa akan menggambar sesukanya. Saya ikutan menggambar juga sih sama Runa, tapi saya gak mencontohkan Runa harus gambar apa (alaaah bilang aja emang ga bisa gambar). Biasanya Runa cuma corat-coret ala benang kusut yang kemudian gambar tersebut dia namakan ‘celaka yang lari‘. Maksudnya apaa Run? saya tanya. Ya itu, celaka yang lari ini sama ada dinosaurusnya. Saya cuma ngangguk-ngangguk aja.

Imajinasi aneh saya waktu kecil (sekitar usia SD, lupa tepatnya) adalah saya suka menambahkan cerita versi saya pada cerpen yang saya baca. Jadi kan dulu saya dan kakak langganan Bobo tiap minggu. Rubrik yang paling saya suka adalah cerpen. Cerpenis Bobo zaman saya itu adalah Widya Suwarna, Lena D., Kemala P., hmm.. siapa lagi yaa. Jadi waktu itu saya ingat ada suatu cerpen mengenai Pohon Mangga yang Sombong. Ceritanya sangat menarik, tapi untuk pikiran anak-anak saya dulu, endingnya terasa tidak adil, atau tidak sesuai harapan saya. Jadilah saya, dengan tulisan saya yang acak-acakan, menambahkan kalimat-kalimat pada paragraf cerita tersebut, sampai akhirnya saya merasa puas. Ketika saya menemukan lagi majalah Bobo tersebut, saya sampai heran sendiri, apa deh ini anak kecil pikirannya??
Runa juga cukup sensitif pada cerita. Saya pernah membacakan cerita tentang boneka yang tertinggal di kereta api karena si anak (pemilik boneka tsb) ketiduran. Tapi pada akhirnya boneka tersebut bisa ditemukan dan kembali lagi pada pemiliknya. Runa sangat tersentuh pada bagian ketika boneka tersebut sedih saat tertinggal di kursi kereta. Terus Runa bilang: “Runa ga mau baca lagi bun, kasihan.“. Saya bilang: “Gapapa Run, kan akhirnya bonekanya ketemu lagi sama anaknya.“, akhirnya Runa mau baca buku itu lagi, walaupun ketika bagian tersebut Runa akan merasa khawatir.
Oiya menurut beberapa artikel parenting yang saya baca, ada beberapa cara untuk mengasah imajinasi/kreativitas anak, diantaranya:
- Membaca buku. Membaca buku bersama adalah cara yang baik untuk memperkaya fantasi anak. Pilih buku dengan gambar besar dan berwarna. Bacakan dengan intonasi yang antusias sesuai karakter di dalamnya
- Mendongeng. Hampir sama seperti di atas
- Role play. Bermain peran, jadi pura-pura main jual-beli, main masak-masakan, main sekolah-sekolahan, mosnter-monsteran, dll.
- Mengenalkan seni. Seperti bermain musik, menggambar, melukis,
- Batasi waktu menonton. Ini juga per-er buat saya. Katanya sih menonton itu kan monoton dan anak hanya diam aja ngeliatin gambar di layar, bikin dia jadi ga aktif.
- Berjalan-jalan di lingkungan sekitar. Mengamati apa yang ada di lingkungan sambil berdiskusi. “Itu bebeknyaa lagi bernang sama-sama.. dia kok ga kedinginan ya berenang?”, “Waaah ada bungaa yaa tumbuh, mungkin sekarang sudah ganti musim ya?”, dst.
- Bermain puzzle, balok-balok, lego, susun-menyusun.
- Bermain dengan alat-alat sederhana yang ada di rumah. Kardus dijadikan kapal-kapalan, sumpit dan garpu untuk main dengan motorik halus, botol-botol plastik, panci, dll.
- Bermain ke taman bermain. Baik untuk melatih fisik dan motorik kasar anak. Bisa main dengan serodotan, ayunan, dll. Atau jika tidak ada bisa main kapur berwarna, main gelembung sabun, dan main pasir.
- Bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.
- Santai dan nikmati saja, berantakan itu biasa, riweuh itu memang nama tengah dari punya anak. Jangan banyak keluar kata “Jangaaan”. Tentunya ada jangan yang memang penting, seperti yang membahayakan, contohnya anak pegang benda tajam (kok serem ya), atau anak mulai memanjat-manjat benda yang tidak aman.
Sekian dari saya, selamat berimajinasi!
Imajinasi anak memang kaya peti harta karun ya, Teh. Nggak abis menyimpan kejutan dan ide segar.
BTW, ngulik tentang masa kecil, ternyata saya baru sadar. Buku cerita detektif, teka-teki, dan cerita yang isinya “pilih sendiri petualanganmu” (kita milih alur dan endingnya bagaimana) bagus juga buat kembangin imajinasi. Itu dulu jenis bacaan favorit saya, salah satunya serial detektif cilik Hawkeye dan Amy, yang jawaban pertanyaannya harus dibaca pake cermin! 🙂
Runa bakalan kreatif dan banyak ide nih nantinya, siapa tahu jago bercerita juga kaya Mamanya 😀
Waah Samaaaa Mbak Windaa, saya juga suka Cerita detektif Hawkeye Amy, jadi sok2 detektif mikir jawaban dari misterinya apa, hihi.. jaman SD bgt itu, sampe kalo ke perpus minjem buku itu terus.
aamiin aamiin, smg Runa mah bisa nulis lbh baik daripada Bundanya yg niat-niat-engga kalo nulis