Next project setelah Runa lulus toliet training adalah: tidur sendiri!
Ternyata banyak juga ya tahapan anak untuk jadi mandiri: makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, ke toilet sendiri, tidur sendiri, belajar sendiri, sampaaaai bisa mandiri. Tugas orang tua ya mengantarkan anak ke tahapan-tahapan tersebut.
Seneng rasanya bisa menikmati perjalanan kemandirian anak, menjadi saksi tumbuh kembangnya, menjadi penopang untuknya memenuhi kebutuhannya, sampai saatnya dia dewasa kelak.
Elooohh.. ngomong opo sih kowe son? Cuma mo cerita tentang anak tidur sendiri sok-sok mellow-drama
Hoke.. jadi singkatnya setelah Runa beres toilet training, saya dan suami mulai mengajak Runa ke tahapan bobo sendiri. Sebenarnya wacana ini sudah muncul sejak Runa berusia 2.5 tahun (kalo ga salah), sejak sayapun mulai menggalakkan program toilet training. Kami bahkan sudah menyediakan tempat tidur khusus untuk Runa, di samping tempat tidur kami, tempat tidur single bad biasa. Ya seperti tempat tidur untuk orang dewasa pada umumnya, Runa pun jadi ga tertarik. Akhirnya Runa masih tetep tidur bareng kami, satu tempat tidur.
Hmm.. mungkin saya yang terlalu banyak maunya, Runa harus bisa ini, bisa itu.. ya sud, satu-satu aja dulu, toilet training aja dimantepin. Setelah Runa udah lulus dengan cum laude untuk program TT-nya, jenjang pendidikan untuk tidur sendiri pun mulai dicanangkan kembali.
Saya dan suami memutuskan untuk memulai program ini dari tempat tidur. Oke, Runa harus dikasih tempat tidur yang menarik supaya dia mau tidur di sana. Kamipun menyingkirkan si tempat tidur single bad tadi dan mulai hunting tempat tidur unyu di IKEA. Eh, tak dinyana sebelum kami sempat membeli tempat tidur baru, seorang kawan menawarkan tempat tidur bekas anaknya. Gak sengaja pula itu. Ketika pengajian tahfiz kawan saya itu kebetulan hadir, saya juga gak sengaja nyeplos: habis dari ngaji mau ke IKEA, beli tempat tidur buat Runa. Tiba-tiba dia menyambut dengan antusias: “Eh tak usah beli. Kalau monik mau, saye ada, Natrah (anaknya, usia 4 th) sudah pulang duluan ke Malaysia (dia asli orang Malaysia), tempat tidurnya tak terpakai lagi, pakai sajelah punya Natrah *logat Malaysia mode on*.
Ditawari barang haratisan gak nolak juga sih. Harga tempat tidur anak di IKEA sekitar 70-100 euro lebih, belum dengan kasur/matras dan sepreinya. Wah boleh juga nih pikir saya. Berikut setelah sampai rumah, dia kirimkan pic bed-nya. Eh warnanya pink, comelnyaa.. Tak menunggu hari, besoknya kami langsung jemput itu bed ke rumahnya, hoho..
Malam itu tempat tidur pink dirakit dan ditempatkan di pojok kamar yang bersebrangan dengan kasur kami. Runa pun dengan senang hati bergoler di tempat tidur barunya. Walaupun masih belum murni tidur sendiri sih. Sebelum tidur Runa masih ditemani Bundanya di sampingnya *Muat bok eyke di tempat tidur mini itu*. Sambil baca buku sampai Runa ngantuk. Kadang dalam semalem Runa kebangun dan manggil Bunda, ya saya jadi bangun juga dan ngepuk-puk sebentar. Kalo saya ngantuk berats, ngepuk-puknya sambil bobo di kasurnya Runa *lhoo.. gimana sih*. Gak papa dong, bertahap namanya juga. Ga langsung jengjeng bisa tidur sendiri juga ni anak.
Sebenernya saya juga sih yang merasa rada kehilangan ga tidur bareng Runa. Tidur bareng Runa adalah salah satu guilty pleasure saya, hihi.. Enak habisnya bobo sambil menghirup aroma kepala Runa yang khas, sambil liatin wajah tanpa dosanya, dan megang tangan kecilnya. Haduuhh.. emaknya yang lebih berat ga bobo bareng anaknya.
Tahapan berikutnya ya.. kalau Runa sudah terbiasa dengan tempat tidur sendiri, Runa akan punya kamar sendiri! Aamiin

Unyunyaaa tempat tidur Runa #lopelopedimata
Emang udah rezeki ya, Teh. Semoga Runa makin mandiri dan Mamanya nggak baper juga hehehe 🙂
aamiin mbak @winda. Iya nih, bunda nya yg lebih susah move-on ga tidur sama anaknya lagi