Tentang Menulis

KulWap #ODOP99days with Monica Anggen


Senengnyaa kedatangan tamu penulis keren dan beken di ODOP. Makasih Teh Shanty sudah mengundang Mbak Monica Anggen untuk berbagi ilmu di Kulwap kali ini.

Sebelumnya kenalan dulu dengan Mbak Monica yaa.. Ge er nih namanya sama-sama Monika, cuma saya mah pake ‘K’, semoga aja bisa menular ya suksesnya Mbak Monic ini.

Jujur saya baru “kenal” sama Mbak Monic ini belum lama, itu juga dari teman-teman ODOP yang suka banget ngasih rekomendasi buku-buku bagus. Bukunya pun yang saya punya dan baca baru satu: 9 Langkah Cepat Selesaikan Outline Fiksi dan Nonfiksi. Tapi saya suka bukunya, ringkas dan padat. Padahal ternyata Mbak Monic ini sudah banyak menelurkan buku-buku dan 5 di antaranya best seller. Jadi pengen beli buku lainnyaa..

Buku-buku Monica Anggen
Buku-buku Monica Anggen

Facts about Monica Anggen

  • Kelahiran 1978.
  • Anak satu laki-laki, SMA kelas 2 yang kini menetap di Banjarmasin bersama orangtua Monica.
  • Background pendidikan SMA. Sempat kuliah di jurusan Arsitektur ITN Malang tapi berhenti di semester 4 karena satu dan lain hal.
  • Walau mengaku nggak pernah ngitung pastinya, Monica sudah menulis sekitar 40 buku. Lima buku diantaranya sudah mendapatkan cap bestseller. Cap bestseller ini hanya diberikan untuk buku dengan penjualan diatas 50rb eks/tahun.
  • Buku pertama adalah Novel Anak bersama Dian Kristiani. Hasil seleksi dari penerbit Tiga Serangkai akhir 2011.
  • Setelah itu lebih banyak menulis ke arah novel remaja dan nonfiksi.
  • Mengaku menulis sekitar 4-6 jam sehari, terbagi jadi beberapa sesi. 2 jam pagi, 2 jam sore, 2 jam malam. Tapi Kadang-kadang kumat malasnya dan nggak ngapa-ngapain selain nonton drama korea atau ngerumpi sama temen seharian. Tapi waktu yang terbuang tetap diakumulasikan dengan ditebus keesokan harinya.
  • Beberapa tips menulis dari Monica Anggen bisa dibaca di sini:

Yuk, langsung disimak pertanyaan dan jawaban Kulwap ini:

#1 Pertanyaan Yola – Bandung

Mba monic saya sangat tertarik dengan tulisan pentingnya administrasi rapi bagi penulis. Sangat terasa oleh saya kesulitannya mencari hasil2 tulisan saya karena seringnya menulis di selembaran kertas di sela-sela waktu sekolah ataupun kerja mba..terutama hasil translate seringkali acak-acakan sehingga ketika hendak membacanya kembali saya kesulitan mencarinya.

Menurut hemat mbak apakah saya harus meninggalkan kebiasaan menulis di selembaran kertas dan mulai menuliskannya secara rapi dan serius di file komputer ataupun note di hape? Sedangkan saya sangat sempit waktu melakukannya. Adakah trik tertentu untuk menyiasatinya?

#1 Jawab:

1. Jangan ditinggalkan. Menulis dengan tangan sebenarnya jauh lebih baik daripada menulis langsung di laptop. Untuk menyiasatinya, gunakan kertas looses life. Nanti kertas2 yang sudah terisi bisa disimpan di binder berdasarkan kategori2 yang sudah Yola tentukan.

2. Boleh per penerbit dan boleh sekaligus per tema jika tidak terlalu merepotkan. Intinya sih senyamannya kita.

#2 Pertanyaan Marina Yudhitia Permata – Bandung

Mbak monica anggen kan sudah punya banyak karya baik fiksi maupun nonfiksi. Menurut mbak, apakah seorang penulis yang baik harus menguasai keduanya?
Bagaimana khususnya untuk penulis pemula yang baru belajar, apa sebaiknya memfokuskan salah satu jenis dulu atau boleh coba-coba semuanya sekaligus?

#2 Jawab

Mbak Marina, tidak ada penulis yang bagus atau jelek. Namanya manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. Nah, artinya ya tidak ada keharusan kita menguasai fiksi dan nonfiksi. Senyamannya kita dan mana yang membuat kita enjoy saat menuliskannya.

Untuk pemula, coba keduanya dulu. Rasakan mana yang paling terasa menyenangkan saat dikerjakan. Nanti setelah menguasai salah satunya, boleh lanjut untuk mempelajari yang berikutnya

#3 Pertanyaan Lendy Kurnia – Bandung

Saya sering lihat mba Monik menceritakan kegiatan mba Monic selain menulis sebagai me time.
Misalnya : nonton drama Korea.

1. Apakah itu hanya mengisi leisure time atau memang dijadikan sarana untuk mencari ide?

2. Adakah tulisan mba Monic yang terinspirasi dari drama Korea yang mba Monic tonton?
heehhe…mengingat saya juga KDrama addict.

3. Ada rekomendasi drama Korea yang “mba Monic” banget ga?

#4 Jawab

1. Nonton drama korea jadi salah satu sarana mencari ide, Mbak Lendy.

2. Ada. 2 novel saja yang bergenre korea ada yg ambil ide awalnya dari k-drama, tapi alur, plot, dan sebagainya saya kembangkan sendiri.

3. Yang aku banget nggak ada. Tapi yang aku suka banyak. Hahaha… Sekarang aku lagi nonton W, Doctors, and Unstopable Ponds.

#5 Pertanyaan Nita – Bandung

1.Saya lihat bukunya banyak yang terinspirasi dari sherlock holmes ? Apa penggemar sherlock homes seperti saya kah ? Dan kok kepikiran membuatnya.

2.Dan rata-rata judul novelnya angka 9 ? *pertanyaan yang membuat saya penasaran

3. Selama menulis pernahkah mengalami mood yang males banget buat menulis padahal sdh banyak ide dan cara mengatasinya mba monic bagaimana ?

#5 Jawab

1. Penggemar sherlock tapi bukan penggemar fanatik. Ide untuk bikin sherlock ini terpikir saat lagi brainstorming sama editorku.

2. Bukan novel ya, tapi buku nonfiksi yang menggunakan angka 99. Ini penerbit yang menentukan.

3. Pernah dan cukup sering. Aku ini tipe org dengan mood swing yang lumayan parah. Cara mengatasinya: denger lagu, pikirkan buku yang bakal selesai dan di pajanh di toko buku, kerja di luar. Intinya: malasnya harus dikalahkan.

#6 Pertanyaan Monika Oktora – Belanda

Mbak Monic kan menyarankan kalau mau membuat buku kita harus membuat outlinenya dulu sebagai pegangan.

Saat menuliskan bab-bab berdasarkan outline bisakah di tengah jalan berubah jalan ceritanya? Karena tiba-tiba terpikir ide yang lebih menarik.

#6 Jawab

ya. Sebaiknya membuat outline agar proses penulisan tidak melebar ke mana-mana. Kalo di tengah jalan muncul ide baru. Tulis di kertas, memo, atau folder lain dl. Nanti setelah kita selesai dengan naskah pertama, baru ide2 baru tersebut diolah.

Oh ya, coba buat bank ide klo memang sering muncul ide di tengah jalan. Mengenai bank ide sudah saya ulas di buku outline.

#7 Pertanyaan Wini Nirmala – Bandung

1. Adakan tips menulis dalam bahasa inggris dengan percaya diri? Sementara sehari2nya jarang sekali menggunakan bahasa inggris.

2. Pernahkah merasa terjebak dalam brainstorming/mind map sendiri. Maksudnya baper gitu.

#7 Jawab:

1. Jika tidak yakin menulis dalam bahasa Inggris, sebaiknya hindari.

2. Pernah. Atasi dengan ajak teman yang dipercaya untuk diskusi.

#8 Pertanyaan Mesa – Bandung

Be:berapa karya nonfiksi mba adalah mengenai cara, langkah dan tips praktis untuk mencapai suatu tujuan, sehingga pembaca merasa isinya aplikatif namun tetap sarat makna.

Bagaimana proses mba menuliskannya?

Bagaimana mengubah teori/konsep yang ada kebanyakan ke bahasa praktis?

Apakah kesemuanya merupakan pengalaman yang sudah mba lalui, sehingga dapat secara luwes memadukan teori dengan praktik menjadi poin-poin yang mudah dicerna?

#8 Jawab:

Aku mencoba menuliskan proses yang sudah aku lalui dengan tujuan berbagi. Nah dalam proses penulisannya, aku coba memadukan sedikit teori dengan pengalaman yang sudah aku lalui ditambah data/referensi pendukung.

Cara menuliskannya, buat seakan kita sedang berbicara dengan seseorang.

#9 Pertanyaan Shanty – Bandung

Maaf kalau pertanyaannya borongan.

Buku-buku Monica itu kalau kata saya bikin ketagihan. Karena isinya padat dan mudah dicerna dengan info grafis yang menarik.

– ide buat buku banyak grafis itu dari penerbit atau dari pengarangnya?

– bagaimana prakteknya kerjasama penulis buku dengan ilustrator? Apa sudah ada gambaran kasarnya dulu dan tinggal digambar dengan software oleh si designer. Atau cukup ngasih materi tertulis dan ide grafis murni dari designer.

Saya pengen tau khususnya untuk buku-buku seperti Nggak Usah Kebanyakan Teori deh, atau buku 9 langkah cepat.

– kalau menulis buku apa Monic menulis satu buku selesai dulu sampai tuntas, baru pindah ke buku yang lain? Atau sesuai kondisi hati dan deadline penerbit misalnya?

– biasanya satu buku selesai ditulis dari persiapan menulis sampai publish itu berapa lama? Pengen tahu khususnya untuk buku-buku bestseller.

#9 Jawab: 

1. Ide buku dengan infografis, saya yang usul, editor nanggapi, lalu kita diskusi bagaimana baiknya.

2. Saya tidak langsung berhubungan dengan ilustrator karena ada editor yang jadi penghubung. Saya hanya menuliskan desain atau tampilan apa yang saya inginkan dengan kalimat/kata2. Sisanya, ilustrator mengembangkan imajinasinya sendiri. Menurut saya, alangkah baiknya masing2 orang boleh berkreasi sesuka hati demi hasil yang lebih baik.

3. Satu per satu. Klo pikirannya bercabang ke banyak naskah, hasil tidak akan maksimal.

4. Tidak sama untuk setiap buku. Ada yang dalam waktu 1 bulan setelah saya mengirimkan naskah ke penerbit. Ada yang sampai 6 bulan. Malah novel trilogi saya di BIP ini udah hampir satu tahun prosesnya dan belum rampung karena harus revisi dan editing berkali-kali

#10 Pertanyaan Afina – Bandung

Halo mba monic yang keren

Karena pertanyaan temen2 udah tentang menulis semua, saya mau nanya satu aja. Saya suka penasaran sama orang2 hebat, jadwal kesehariannya gimana, karna pasti ada sesuatu yang lebih yang kita gak tau. Boleh dibocorin sedikit buat kita-kita. Intinya, gimana sih jadwal keseharian mba monic dari bangun sampai tidur lagi?

#10 Jawab:

aya tidak punya jadwal harian karena seperti yang saya bilang, mood swing saya lumayan parah. Saya hanya punya agenda untuk mencatat tanggal deadline proyek atau naskah yang harus selesai.

Saya normalnya menulis selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 bagian. Tapi karena saya sudah fulltime di bidang ini, kadang saya bisa menulis sampai 12 jam (terutama klo udah mepet deadline… hehehe).

Pekerjaan rumah tangga, saya bagi tugas sama suami. Intinya, pekerjaan lain selain nulis yang bisa didelegasikan, akan saya delegasikan. Contoh: cuci baju klo bisa laundry seminggu sekali akan menghemat waktu banyak dan ini bisa digunakan untuk nulis.

Acara ngerumpi dgn teman pakai jadwal janjian… hehehe. Di luar itu sebaiknya waktu dimanfaatkan buat baca, nonton, jalan2, atau nulis.

Yah semacam itulah. Tidak ada jadwal khusus.

#11 Pertanyaan Shanty – Bandung

Ada saran dari Monica Anggen buat kami para emak-emak yang pengen berkarir di bidang penulisan?

#11 Jawab:

Kesibukan rumah tangga jangan dijadikan alasan untuk tidak menulis. Saya yang skr bisa nulis 12 jam sehari, dl juga punya anak kecil, single parent, dan masih bekerja sebagai sales yang dr jam 6 pagi sampe jam 8 malam harus keliling di jalanan.

Alhamdulillah saya diberi jodoh lagi, dan perjuangan saya merintis karier jadi penulis akhirnya membuahkan hasil hingga saya melepas pekerjaan saya dan full menulis di 2012.

Bayangkan, dari 2012… baru di 2015 ada yang best seller 😅.

Intinya, selama mau dan tekad yang kuat, pasti bisa!

Oh iya, mau liat perencanaan dan folder naskah Mbak Monic:

Catatan Sending Naskah Monica Anggen
Catatan Sending Naskah Monica Anggen
WhatsApp Image 2016-08-05 at 07.54.06
Folder Naskah-Naskah Monica Anggen

— Selesai —

Huwaaaa.. keren banget ya Mbak Monic ini, semua penulis yang pernah diundang di ODOP keren-keren. Intinya sih semuanya punya tekad yang kuat.

Terima kasih Mbak Monic kunjungan dan sharing ilmunya 🙂 Insya Allah bermanfaat

Ngemeng-ngemeng saya masih kepikiran.. ehem.. kalau saya masih ingin jadi penulis profesional, bisa sambil kuliah S3 gak yah? heuheu..

5 thoughts on “KulWap #ODOP99days with Monica Anggen”

  1. bisa moniiiikk.. bisa dong.. hihi..
    btw, dc mau s3 tapi masih maju mundur cantik banyak galaunyaa.. pengen curhat deh sama momon..
    *lah malah curcol di sini*

    oia, izin copas di blog ya mon.. hatur nuhun.. 🙂

    1. Deciiiii… Waah mau S3, keren ci lanjut trus sekolahnya. Iya kepikiran bisa ga S3 sambil ngapa2in, da aku lbh seneng nulis daripada bikin paper, haha.. tapi tulisan aku juga ga ada yg bagus banget kalo mau jadi penulis pro ma. Yuk yukk curhat2aan

  2. Wuaah makasih resumenya ya Teh Monik!
    Banyak pertanyaan (dan kegalauan) saya dalam menulis akhirnya terjawab sama Mbak Monic.

    Jadi pengen beli n baca buku2nya Mbak Monic deh 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s