Jawaban: Been there done that. Kalau sudah asyik dengan mainan baru, memang kadang jadi bikin lupa ya. Tapi, biasanya sih, kalau memang sudah mencintai menulis ya kita akan balik lagi kok. Ada rasa kangennya gitu. Cuma, kalau ditinggalin lama-lama jadi berasanya kayak pedekate lagi ya. Uhuk. Jadi lama aja gitu adaptasinya lagi. Pelan-pelan saja. Pertama buka dulu dengan membaca tulisan-tulisan lama kita. Kita jadi merasa dekat lagi dengan kegiatan menulis. Lalu lanjut dengan membaca-baca tulisan lain yang bergizi, yang sesuai minat. Jangan baca yang bikin emosi ya, macam berita politik atau berita gosip. Etapi kalau minatnya di politik dan entertainment ya bisa aja sih dua jenis berita itu membakar semangat. Intinya pancing semangat nulis dengan membaca. Otak ibarat tubuh. Saat dia dikasih nutrisi yang cukup, maka keluarnya juga yang sehat-sehat. Tinggal nutrisi sehat yang tujuannya buat apa kan? Kalau buat nulis, ya banyak baca. Kalau saya sih, it works everytime. Kadang abis baca terus ya, bisa langsung nulis based on apa yang dibaca. Dikembangkan sendiri. Makin banyak nulis, makin peka kita bisa menangkap ide.
KulWap ODOP Carolina Ratri
Resume Kulwap bersama Carolina Ratri di #ODOPfor99days 19 Agustus 2016
Credit to teh Shanty, yang sudah mengundang Mbak Cara dan sekalian merangkumkan kulwapnya
#1 Pertanyaan Anittaqwa – Surabaya
Akhir-akhir ini saya kok kehilangan gairah menulis bukan sekedar writing block tapi lebih parah lagi, just saya asyiik dengan kegiatannya Baru. Gimana ya cara mengembalikan semangat menulis?
#2 Pertanyaan Novita – Tangsel
Bagaimana cara mengelola blog supaya layak jual. Apa harus fokus pada satu tema atau beragam tema?
Jawaban: Saya, pribadi, menyarankan agar teman2 fokus ke satu tema atau niche. Kenapa? Karena dengan demikian teman-teman sebagai blogger akan lebih mudah dikenali. Misalnya nih, tema ditentukan dari awal adalah parenting. Parenting ini juga masih luas sih. Bisa dipersempit lagi. Misal, toddler parenting, atau teen parenting. Dengan demikian lebih gampang dikenal, oh si Ibu A itu ya, yang suka nulis teen parenting. Kalau ada hal-hal yang pengin diketahui mengenai teen parenting, orang akan langsung menuju ke blog Ibu A. Nggak akan ke yang lain. Karena pasti di sana, ditemukan jawaban dari permasalahan yang dialami. Dengan niche atau tema yang kuat, teman2 juga akan lebih mudah “ditemukan” oleh brand/agency yang membutuhkan jasa teman2. Dan pasti kebanyakan yang datang, pasti yang cocok juga dengan tema blog teman2. Bukannya blog dengan beragam tema itu nggak bagus. Bagus juga. Boleh kok, tapi usahakan ada satu kategori yang lebih menonjol ketimbang yang lain. Dengan blog berniche, kita juga lebih kreatif meramu konten lho. Kayak saya kemarin, diminta untuk bantuin teman campaign soal reksadana. Gimana ya, caranya supaya nggak maksain masuk ke niche blog saya yang creative writing? Akhirnya saya pilih angle dari sudut freelancer yang lagi mau bikin dana pensiun. Angle tulisan yang berbeda seperti ini biasanya disukai banget sama agency/brand. Kalau mereka suka, next mereka pasti akan nyari lagi kalau butuh. Amin yaaaa
#3 Pertanyaan Monik – Belanda
Bagaimana cara mengatasi procrastination saat menulis. Jadi pas nulis tu kadang suka meleng, tadinya cuma mau nyari ‘sinonim kata’ lewat thesaurus, atau cuma mau browsing suatu bahan tulisan. Eh malah merembet browsing2 yg lain, trus mampir sosmed dll deh.
Jawaban: Eh itu mah penyakit yg biasa menjangkiti kita ya. Pekerjaan menulis, termasuk menulis blog, memang bukan pekerjaan yang bisa dianggap gampang. Butuh fokus dan konsentrasi tinggi. Makanya sebelum mulai nulis, singkirkan dulu semua pengganggu. Kalau saya caranya gini, saya harus siapkan dulu outline sebelum menulis. Outline selesai, saya cari waktu yang benar-benar bebas gangguan. Saat saya mulai menulis, ya fokus nulis. Just write away. Nggak boleh sambil liat tesaurus, ga boleh sambil riset dll. Cuma nulis. Ancur ya biarin. Pokoknya selesaiin dulu. Karena riset kan seharusnya sudah kita lakukan saat ngerjain outline. Masalah typo dan tesaurus itu kita kerjakan nanti saat self editing. Pokoknya tulis dulu. Nulisnya selesai, baru editing. Ini sambil buka tesaurus, buka rima kata dsb. Edit edit. Nggak boleh buka medsos sama sekali. Kalau lagi nulis pun, hp selalu saya silent.
#4 Pertanyaan Shanty – Bandung
a. Bagaimana ceritanya awal menekuni bidang menulis padahal sebelumnya sempat kerja dalam bidang desain?
Jawaban: Awalnya ya karena ngeblog, Mbak. Ngeblog sesuka hati. Terus suka bikin flashfiction. Terus belajar nulis gratisan di blog teman-teman yang lain. Hahaha. Akhirnya keterusan sampai nulis buku dan sekarang urus portal media online. Udah nasibnya ke situ kayaknya
b. Mau tau dong bagaimana ceritanya bisa menggawangi RockingMama yang bagian dari Zetta Media? Padahal Ratri di Yogya dan bukan di Jakarta?
Jawaban: Itu juga #berkahngeblog tuh. Saya awalnya karena teratur update blog, dan saya share di medsos. Eh, ternyata diamati sama Mas Brilliant Yotenega, founder nulisbuku.com. Akhirnya suatu hari pas Mas Ega datang ke Jogja, saya ditawarin untuk bikin portal khusus mama-mama itu. Katanya sih, gaya tulisan saya pas banget sama yang dia cari. Alhamdulillah ya. Hihihi. Portal media online seperti itu kan nggak terbatas ruang ya, Mbak. Karena dikerjakan secara online. Jadi bisa dikerjakan oleh siapa pun yang punya koneksi internet. Sudah gitu aja sih.
c. Apa sih beda yang penting saat menulis untuk media online dengan artikel di majalah?
Jawaban: Sebenarnya sama saja sih. Mungkin di majalah tampaknya lebih ‘mentereng’. Hihihi. Tapi sekarang majalah banyak yg tutup, Mbak. Beberapa majalah kesayangan saya sudah tutup lho. Kayak Chic, Sekar… hiks. Katanya sih kalah berkembang sama media online. Majalah mahal sih ya, sedangkan media online kan cenderung lebih murah buat orang-orang. Asal punya kuota kan bisa baca-baca.
d. Siapa penulis favorit Ratri dalam dan luar negeri? Kenapa suka mereka?
Jawaban: Penulis favorit dalam negeri aku banyak, Mbak. Aku suka Agus Noor, SGA, Yetti AKA, Ucu Agustin, Djenar Maesa Ayu, Clara Ng … Banyak! Kalau luar negeri, siapa ya? Kayaknya nggak gitu ngefans sama tulisan penulis tertentu sih kalau luar. Tergantung bukunya aja. Saya suka bgt mereka karena tiap kali selesai baca buku mereka, tiba2 semangat nulis saya idup, Mbak. Tulisan mereka tuh mood booster banget!
e. Ratri biasa menulis berapa jam sehari? Menulisnya di kantor atau di rumah? Jawaban: Wah, berapa jam yaaa. Kan aku freelancer, Mbak, di kantor. Jadi nggak harus ada di kantor 9 – 5 tiap hari. Jadi aku bisa bebas menentukan sendiri waktu kerjaku. Biasanya sih aku nulis justru di weekend. Sabtu, itu aku bisa seharian nabung artikel. Minggu kalau sore aja sih, karena Minggu siang aku buat anak-anak kalau mereka pengin jalan-jalan. Sehari-hari, aku paling edit-edit aja karena itu aja sudah time consuming ya. (Lanjutan) Target 10 artikel tiap Sabtu Minggu. Kadang tercapai kadang enggak. Kalau nggak tercapai ya gpp santai aja. Kan pemyebabnya saya juga tahu. Intinya, tertarget tapi santai. Asal anak-anak udah asyik punya mainan sendiri, aku bisa nulis hahaha. Dopingnya kopi palinganlah. Itu disiapin dulu outlinenya Mbak. Jadi tinggal tulis aja. Nyiapin outline kan bisa kapan pun di mana pun. Dioret-oret di mana pun kan. Sambil nunggu jemput anak aku juga ngoutline
Tanggapan Miranti: Mba Ratri, kalo nulis outlinenya cuma di awang2 maksudnya ga ditulis di kertas, enaknya diapain yah? Ngebayangin bikin outline di laptop juga kok males yah
Jawaban: Kalau di awang-awang itu ketiup angin langsung terbang Mbak. Makanya aku selalu bawa notes kemana-mana.
#5 Pertanyaan Dessy – Bandung
a. Mba Carra kan punya 2 orang anak dan saya lihat produktif sekali dalam menulis, biasanya kapan waktu yg tepat untuk menulis di rumah?
Jawaban: Ya itu aku alokasikan, Mbak. Aku bisa nulis kalau anak-anak sekolah, atau pas mereka tidur. Dan itu aku efektifkan banget. No medsos, hanya menulis.
b. Bagaimana cara untuk menentukan prioritas pekerjaan, karena selain blogger, Mba Carra juga bekerja di Rocking Mama dan Stiletto Book? Kadang saya nggak bisa membagi waktu yg baik antara menulis artikel, pekerjaan dan penelitian saya. Ketika harus fokus, yg lain benar-benar ditinggalkan. Bagaimana mba Carra menyiasati pekerjaan2 tersebut?
Jawaban: Aku bikin time pie, Mbak. Jam 7 – 9, aku editing RM. Jam 9 – 14 aku ngerjain kerjaan Stiletto Book (masih disela dengan jemput anak sekolah, nyiapin makan mereka dll), terus abis itu aku urus anak-anak. Mandi, belajar, makan malam dll. Terus malam (tergantung aku siumannya jam berapa) aku bisa pake lagi buat nulis atau editing.
#6 Pertanyaan Marina – Bandung
Mbak Ratri, mau nanya kalau seandainya kita mau membukukan postingan yg ada di blog, apa ada tips khusus atau do/donts nya? Bagaimana membuat penerbit tertarik, padahal pengunjung blog kita masih sedikit? Terima kasih
Jawaban: Tergantung bahasan blognya ya, Mbak. Kalau memang topiknya oke, ya bisa saja langsung dikirimkan ke penerbit. Cek saja ketentuan kirim di masing2 penerbit, karena beda2 ya. Lalu dipatuhi. So far sih saya sudah melamar Mbak Ridha Innatika dan Mbak Fitriani Firmansyah, yang dua-duanya food blogger, membukukan blog mereka, bisa dibilang gitu kan ya. Kenapa? Karena memang saat itu Homemade MPASI dan Bento lagi trending ya. Ndilalahnya dua-duanya penjualannya bagus. Bagaimana membuat penerbit tertarik, ya balik lagi ke konten dan topik, Mbak. Makanya ayo, bikin konten yang bagus dengan topik yang fokus. Kalau topiknya ke mana-mana penerbit juga bingung, ini nanti bukunya bahas apa.
#7 Pertanyaan Afina – Bandung
Kalau boleh tau, penghasilan mba Carra dari menulis kira2 berapa mba?
Jawaban: Berapa penghasilan sebagai penulis? Banyakkkkk buanget, Mbak! Sampe nggak bisa diitung! Saya bisa bergabung di banyak project, saya kenal dengan orang-orang hebat di dunianya, saya punya ilmu banyak, saya diajak jadi narasumber, saya ditarik menjadi managing editor, saya bikin buku, saya nulis di blog … Banyak banget kan?
#8 Pertanyaan Wini Nirmala Gunawan – Bandung
Mbak Ratri. Pernah dapet komen ga enak? Gmn nanggepinnya?
Jawaban: Seriiiing. Apalagi di artikel2 viral. So far saya cuekin aja sih. Hahahaha. Pendapat kan boleh beda2 ya. Kalau semua dibaperin, kita nggak akan pernah maju. Ya down sebentar sih. Abis itu, ah, cuek aja. Tapi kita jg perlu bijak saat berpendapat. Saya misal, kalau soal2 yg sensitif mendingan keep it private aja. Saya orangnya males ribut soalnya hahaha Down mah biasa. Tapi ya aku prinsipnya, kalau aku nggak merugikan orang secara fisik, mental dan materi, aku nggak akan terlalu musingin.
#9 Pertanyaan Miranti – Bandung
Bagimana bisa posting artikel di RM? Ada jalur khusus ga buat member grup ini?
Jawaban: Biasanya aku akan buka lapak nanya kali ada yg punya draft yg sesuai atau artikel di blog. Biasanya aku akan minta link artikelnya ditulis di kolom komen. Nah kalau sesuai, aku akan minta repost di Rocking Mama. Nah, nanti kalau sudah ada draft di RM, aku akan ajak gabung di RM Writing Labs. Nah di sana kita akan share dan brainstorming bareng Sebenarnya bebas aja sih mau posting di RM. Langsung sign in aja kok.
Pesan penutup
Ya itulah ya, teman-teman, nikmati saja setiap prosesnya. Jangan buru-buru mikirin hasil. Fokus saja pada apa yang dikerjakan sendiri. Saling berbagi, keep learning. Karena perkembangan zaman itu luar biasa banget. Intinya, ya kalau setengah-setengah ngerjainnya, hasilnya jg akan setengah aja. Kalau males, ya ntar rezeki jg angot-angotan dateng. Harus dicari cara masing-masing supaya terus semangat.
Terima kasih Mbak Carra, sudah berbagi, secara personal saya suka jawaban-jawaban Mbak Carra, gak standar tapi tetep sesuai dengan pengalamannya, pleeuss memotivasi juga. Nambah lagi deh Mom writers yang saya kagumi. Mbak Carra ini selain aktif ngurusin website emak-emak Rocking Mama, juga bekerja sebagai Marketing Communicator untuk Penerbit Stiletto Book. Mbak Carra ini juga adalah seorang penggiat flash fiction bersama komunitasnya. Bukunya yang sudah diterbitkan adalah Sukses Membangun Toko Online dan Blogging: Have Fun and Get the Money.