Beberapa minggu menjelang berangkat haji, hari Jum’at 2 September 2016, banyak pertanyaan yang mampir pada kami,
“Moonnn, udah siap mau berangkat?”
“Udah nyiapin aja nih sebelum haji?”
Begitupun setelah kami pulang haji, hari Sabtu 24 September 2016, pertanyaan serupa ditanyakan beberapa rekan yang tertarik dan berniat haji juga dari Belanda,
“Eh jadi kalau mau berangkat haji apa aja yang harus disiapkan?”
“Mau dong tips-tipsnya untuk berhaji?”
Berbekal dari persiapan kami sebelum berangkat dan berkaca dari pengalaman selama 3 minggu di sana, saya ingin merangkumkan hal-hal tersebut agar mudah diinformasikan kembali.
Tidak seperti jamaah haji dari Indonesia yang mungkin persiapannya sangat lengkap, mulai dari kain ihram dan mukena bahkan seragam batik disediakan. Pasti dari agen hajinya sudah diberikan list apa saja yang harus dibawa, pengalaman mereka tentu sudah banyak. Kami yang berangkat dari Belanda tidak diberi perbekalan khusus, semua harus kami cari sediakan sendiri dan cari tahu sendiri, termasuk barang apa saja yang harus dibawa. Terlebih lagi tidak semua barang mudah didapatkan di Belanda (dan tidak murah). Saya sendiri satu bulan sebelum berangkat haji sempat pulang ke Indonesia untuk mengantar Runa. Untunglah kesempatan tersebut sekalian saya gunakan untuk membeli barang-barang perlengkapan haji, di Pasar Baru Bandung lantai 4 banyak toko yang menjual perlengkapan haji, lengkap dan cukup murah.
Menurut kami ada 4 hal inti untuk persiapan haji ini, yaitu persiapan barang bawaan berupa baju, perbekalan, obat-obatan, toiletries, dan lain-lain, lalu persiapan ilmu (harus dong, kan kayak ujian harus banyak belajar dan baca), persiapan fisik, karena haji itu butuh stamina, dan tak kalah penting persiapan mental.
Akan saya kupas satu-persatu.
A. Persiapan Barang Bawaan
1. Pakaian ihram
- Untuk pria: 2 helai kain ihram, bisa bawa 2 stel. Bawa 1 juga cukup, nanti bisa beli ketika di sana. Tapi kalau tidak mau repot belanja, ya bawa saja 2 stel. Jangan lupa ikat pinggang untuk kain ihram bagian bawah. Alas kaki enaknya pakai sendal gunung yang ringan dan praktis, boleh memakai sepatu asal mata kaki tetap terlihat.
- Untuk wanita: Pakaian muslimah biasa, tapi baiknya kerudungnya yang panjang. Kalau saya banyak memakai gamis dan di dalamnya pakai celana panjang lagi. Jangan lupa kaos kaki juga. Ringkas, kalau mau sholat ya pakai pakaian tersebut. Kalau orang Indonesia banyak yang pakai mukena untuk atasan, alasannya sama biar mudah untuk sholat. Tidak boleh pakai cadar/niqob. Kalau masker bagaimana? Ada beberapa pendapat, ada yang membolehkan dan ada yang tidak, tergantung akan mengambil paham yang mana, asal yakin dan tidak berubah-ubah.

2. Pakaian lain-lain
- Untuk pria: bisa pakai gamis seperti setelan orang Arab, bisa pakai baju koko, atau bahkan kaos juga tidak apa-apa. Kalau pakai gamis jangan lupa pakai celana lagi. Selama tidak ihram pria boleh memakai tutup kepala seperti peci/kopiah atau sorban, maklum panas.. apalagi kalau sudah gundul.
- Untuk wanita: sama saja seperti pakaian ihram di atas. Oiya waktu itu saya membawa 4 helai daster karena disarankan oleh Mama dan Ibu. Suami sudah agak ragu, masa bawa-bawa daster untuk haji? Eh ternyata perkataan orang tua itu benar lho, daster itu enak banget dipakai ketika di Mekah dan Madinah. Soalnya adeeem banget, kalau keringatan tidak bikin bau, dan kalau dicuci gampang kering. Teman-teman saya sampai bilang, “enak yaa pakai daster.. adem kayanya.” Tentu daster yang dibawa jangan daster andalan untuk tidur yang udah robek-robek ya, hehe.. yang bagusanlah kan mau namu ke Rumah Allah.

3. Toiletries
Bawa satu kantong perlengkapan mandi. Sabun, shampo, sikat gigi, dan pasta gigi. Sebenarnya pas di Hotel Madinah dan Mekah di hotel disediakan sabun dan shampo, perlengkapan mandi ini sangat berguna selama di Mina (dan Aziziyah). Ingat untuk sabun dan shampo jangan yang wangi (no parfum dan no alkohol), salah satu larangan ihram kan tidak memakai wangi-wangian. Agar lebih afdhol ya sabun dan shampo pun yang nonparfum juga. Kalau di Belanda ada sabun dan shampo bermerk Neutral yang cocok dengan kriteria di atas. Bawa parfum tidak apa-apa, bagus malah dianjurkan untuk dipakai sebelum berihram.
Yang penting lainnya adalah Vaselin/cream/sun block. Vaselin sangat penting untuk laki-laki saat berihram, kan tidak boleh pakai baju berjahit selain kain ihram, termasuk celana dalam. Nah ketika banyak jalan paha bisa lecet, vaselin berguna dalam mengurangi gesekan yang mengakibatkan lecet. Cream dan sunblock juga boleh dibawa untuk muka dan tangan biar ga gosong, tetap tapi cari yang non parfum dan non alkohol.
Lainnya bisa bawa tisu basah, tisu kering untuk di WC, selain itu tidak lupa handuk besar dan handuk kecil.
4. Obat-obatan
- Vaksinasi
Ini saya tulis di bagian obat-obatan karena vaksin juga sebenarnya termasuk kategori obat. Tapi, untuk yang satu ini harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum haji. Vaksinasi yang utama adalah vaksin meningitis, yang merupakan syarat bagi calon jemaah haji untuk mengajukan visa haji. Jadi vaksinasi ini merupakan syarat wajib dari pemerintah Saudi Arabia. Kenapa? Karena Arab Saudi merupakan salah satu tempat endemik bagi penyebaran virus penyebab meningits. Apalagi kita akan berkumpul dengan ratusan ribu jemaah haji lain dari negara-negara berbeda, bisa jadi semua penyakit bawaan dari negara tersebut berkumpul di sana.
Di Belanda jika ingin mendapatkan vaksin meningitis kita harus buat janji dulu terlebih dahulu dengan GGD (Gemeentelijke Gezondheidsdienst) atau dalam bahasa Inggris mah municipal health organisation for preventive healthcare. GGD tidak cuma mengurusi masalah imuniasasi, tapi juga regular check up untuk anak-anak dan dewasa, medical screenings, termasuk tuberculosis test dengan x-ray.
Vaksin lain yang ditawarkan ketika kita haji antara lain vaksin influenza, pneumonia, dan polio. Bisa diambil atau tidak.
- Daftar obat-obatan
Saya membeli obat-obatan ketika di Indonesia, sebenarnya di Belanda juga pasti ada sih obat-obatan dengan kandungan yang sama. Hanya saja karena kebetulan saya di Indonesia dan saya lebih familiar dengan merk obat yang beredar di Indonesia, dan lagi tentu harganya lebih murah dong. Beli di Apotek Mekah Madinah juga bisa, tapi males aja harus beli pas repot di sana kan? Apotek yang terkenal di sana namanya Nahdi. Mungkin kaya Kimia Farma-nya Indonesia.
Daftar obat-obatan yang sekiranya perlu dibawa saat haji:
Obat sakit kepala, demam, dan analgesik: obat dengan kandungan parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat. Merk yang terkenal di antaranya panadol (isi parasetamol). Kalau saya suka beli paramex. Beli yang generik juga tidak masalah. –> penting kadang kita terserang migren, sakit kepala karena kecapean, atau demam.
Obat flu: Biasanya obat flu ini terdiri dari beberapa kandungan, tidak hanya untuk meredakan flu (pelega hidung/dekongestan) tapi juga sekalian menangani demam, alergi, maupun batuk. Misalnya seperi Decolgen yang isinya ada paracetamol, phenylpropanolamine, dan chlorpheniramine maleate (CTM). Saya sendiri waktu itu berbekal Decolgen dan Panadol hijau (untuk flu dan batuk) yang juga merupakan kombinasi beberapa kandungan. Merk lainnya yang familiar misalnya Bodrex, Sanaflu, Oskadon, Triaminic, Mixagrip, dll. Kalau merk Belanda saya malah ga hafal, heuheu –> penting banget! Hampir lebih dari setengah jemaah haji di kelompok kami kena flu, hidung tersumbat dan batuk. Cuaca yang ekstrim dan tempaan fisik yang menjadi penyebabnya. Untunglah saya dan suami sehat, tapi obat-obat yang saya bawa malah bisa dipakai untuk mereka, senang bisa bermanfaat.
Obat batuk: Ada 2 jenis, untuk batuk berdahak dan batuk kering, ataupun untuk keduanya. Kandungan obat batuk berdahak antara lain bromhexin atau guaifenesin. Sedangkan untuk batuk kering biasanya dekstrometorfan. Macam-macam merknya yang beredar di pasaran. Kalau ke apotek tanya saja mana obat batuk yang sesuai dengan kebutuhan. Ada OBH, Komix, Bisolvon, Vicks (Setiap merk punya jenisnya lagi, ada yang combi, plus, plus flu, dll). Bisa juga minum kandungan obat batuk yang sudah sepaket dengan obat flu –> Batuk itu sudah menjadi penyakit umum jemaah haji. Hampir semua kawan-kawan saya terserang batuk dan radang tenggorokan. Jika minum madu-jeruk nipis atau jahe, maupun zamzam belum membantu, obat batuk bisa jadi solusi lainnya.
Obat maag: Bisa sedia antasida (semacam mylanta atau promag), atau ranitidin. Saya membawa keduanya karena saya juga punya maag. –> Sangat berguna, beberapa kali kami telat makan karena berbagai hal. Perut jadinya perih dan kembung, dengan antasida Alhamdulillah manjur.
Obat konstipasi: semacam laksatif, seperti dulcolax. –> Perlu, makanan di Arab sangat jarang sayur, banyakan nasi berlemak dan daging-dagingan. Saya sampai kangen salad AH. Sebenarnya bisa ditangani dulu dengan makan yoghurt. Beberapa teman sempat ga BAB beberapa hari minta persediaan dulcolax saya, mungkin khawatir pas saat-saat genting seperti saat menginap di Mina dan Muzdalifa jadi terdorong ingin pup, padahal tau sendiri situasi kamar mandi seperti apa.
Obat diare: Bagusnya langsung pakai obat untuk mengatasi diare akut. Kalau pake oralit cuma untuk mengembalikan cairan tubuh saja tidak cukup, apalagi dalam situasi sedang haji. Bisa dengan karbon aktif/attapulgit, merk terkenalnya norit (untuk diare karena keracunan makanan karena fungsinya mengabsorpsi racun), atau bisa juga loperamid, merk terkenalnya loperamid, bisa untuk diare akut atau kronis (untuk diare karena virus biasanya, atau yang tidak tahu sebabnya.) –> Kasus diare juga terjadi pada jemaah haji, bisa jadi karena makanan, jaga-jaga dengan obat diare penting untuk kelancaran kegiatan selama haji,
Obat penunda haid: Ada beberapa pilihan, namun yang paling populer adalah Primolut N yang berisi Norethisterone. Norethisterone adalah obat khusus wanita yang sebenarnya adalah hormon progesteron buatan untuk indikasi tertentu seperti nyeri dan perdarahan berlebihan saat menstruasi (endometriosis). Saya mungkin akan bahas ini di postingan khusus, soalnya penting ey.
Lain-lain: minyak kayu putih, balsem, tolak angin, vicks inhaler, safe care

5. Yang terkait dengan makanan dan minuman
Sebenarnya makanan dan minuman selama di sana cukup terjamin, kami disediakan 2x makan di hotel Madinah dan hotel di Mekah. Hanya ketika di Aziziyah saja tidak. Di luar makanan yang disediakan, kami biasanya cari makan di luar, mencari makanan di sana cukup mudah, hanyaa… saat musim haji akan penuh luar biasa, jadi harus sabar mengantri kalau berbelanja. Ketika di Mina pun makanan terjamin, selalu ada pasokan makanan di maktab, snack, minuman dingin, air hangat dan lain-lain. Karena kami ikut Biro Maroko makanan pun ya disesuaikan dengan selera mereka, selera Maroko maupun Timur Tengah, seperti couscous, nasi kebuli, nasi kabsah (nasi yang cara memasaknya dicampur dengan bumbu-bumbu, daging, dan kaldunya), lauknya ya seringnya kambing. Kalau lidah tidak cocok dengan makanan tersebut perlu bawa bekal per-sambel-an, seperti bon cabe dan sambal sachet.
Teman saya ada yang membawa gelas plastik/kertas, piring plastik, sendok garpu plastik. Ternyata berguna juga lho gelas plastik/kertas bisa dipakai untuk menyeduh kopi dan teh.


6. Botol minum/botol minum semprot/water spray/semprotan-angin
48 derajat celcius adalah suhu paling panas yang saya rasakan di sana! real feel-nya gak tau deh berapa. Belum pernah saya merasakan panas sepanas itu. Badan sudah seperti mandi keringat. Maka dari itu perlu ada asupan air yang cukup terus-menerus jika tidak ingin dehidarasi. Dehidrasi itu salah satu yang bikin jemaah haji tepar bahkan ada yang sampai meninggal, Innalillahi. Berhubung zamzam bertebaran di mana-mana isi selalu botol minum dengan air zamzam, pokoknya minuuum terus. Maka dari itu bawa botol minum sangat dianjurkan, bisa juga pakai botol minuman kemasan bekas. Beberapa pilihan yang bisa dibawa antara lain:
- Water spray: tapi tidak bisa untuk diminum
- Botol minum semprot: Recommended! Karena multifungsi, bisa untuk minum dan spray juga. Teman saya ada yang beli ketika di Belanda, waktu itu di Blokker ada katanya dengan merek O2 Cool, tersedia juga secara online. Kami sendiri malah tidak tahu ada di Belanda, untunglah ketika sedang ke Bin Dawood (salah satu supermarket lengkap di Saudi), eh tersedia yang seperti O2Cool ini, lebih murah lagi. Memang kualitasnya beda kelas, tapi lumayanlah.
- Semprotan angin: kelebihannya adalah ada sensasi angin juga, selain menyemprotkan air. Bisa juga kalau mau minum dari botol tersebut, tapi dibuka dulu tutupnya.

7. Tas sandang
Mobiliasi sangat penting dalam keseharian dalam rangkaian haji. Kita pasti sering bolak-balik ke mesjid, atau ketika jalan ke jamarat untuk lempar jumroh, dan lain-lain. Perlu ada satu tas kecil untuk menemani kita. Isi tasnya cukup dengan Al Qur’an, botol minum, dompet, hape, buku saku (yang diperlukan). Pilih tas sandang yang simpel, praktis, namun bisa memuat semua barang-barang tersebut.
B. Persiapan Ilmu
Selain dari mengikuti manasik, tentu kami juga harus membaca buku-buku berkaitan haji. Untunglah saya sempat membeli buku terkait haji di toko buku Taman Sari Salman. Bukunya ringkas dan enak dibaca. Hampir semua yang dijelaskan Pak Aziz ketika manasik tercantum di sana.
Saya dan suami mengadakan sesi “belajar” haji, dengan membahas bagaimana tahapan umroh, tahapan haji, doa apa saja yang harus dibaca sambil melihat buku tersebut dan materi yang dikirimkan Pak Aziz melalui email.
Saya agak menyesal lupa membawa buku saku haji yang Mama Papa dan Ibu Bapak punya dulu, yang dibagikan oleh biro haji, isinya doa-doa lengkap dan biasanya digantungkan di leher. Untunglah saya dikasih softcopy doa-doa haji dan umroh dari rekan kami sesama jemaah haji Euromuslim. Ya sudah saya edit dan saya print deh, lalu saya binder ke toko fotokopian, yaa.. lumayanlah, bukunya cukup kecil bisa masuk tas dan bisa dibaca ketika haji (contoh buku di bawah)
Selain itu untuk memperdalam pengetahuan mengenai haji, saya baca browsing, baca blog (ada blognya Ega yang lengkaps!), nonton Youtube mengenai Mekah dan Madinah, dll.
Selain itu saya menyiapkan satu notes untuk mencatat doa-doa titipan keluarga, saudara, sahabat, dan kerabat. Itu kan amanah ya.. Mereka kan nitip doa dengan harapan yang besar, saya menghargai itu. Agar tidak lupa, maka lebih baik dicatat dan dibaca saat di Madinah dan Mekah. Semoga diijabah Allah, aamiin.
Saya juga membawa buku saku doa –> Perlu membawanya, karena akan banyaaak sekali waktu untuk berdoa dan meminta. Bisa mengambil doa-doa mustajab dari buku. Saya bawa kumpulan doa-doa Miftah Faridl, isinya lengkap, ada doa Nabi-nabi dan Rasul yang sebenarnya ada di Al Qur’an tapi sudah diringkaskan lagi, jadi enak membacanya.
Barang penting lainnya untuk perbekalan: Al Qur’an, buku saku juz amma, buku kecil zikir pagi-petang Hasan AlBana, dan tasbih (thanks to Mbak Atika yang membekali kami dengan tasbih sebelum berangkat)

C. Persiapan Fisik
Fisik juga tidak kalah penting untuk disiapkan dalam berhaji. Saya dulu tidak terbayang seperti apa sih fisik yang akan terkuras selama haji, ternyata ooow… kalau bisa dibilang haji itu adalah pengalaman hidup paling menguras fisik yang pernah saya alami. Kenapa?
- Aktivitas jalan: Jalan tiap hari ke mesjid. Setiap hari pasti harus jalan kaki, di tengah panas pula. *beruntung hotel kami di Madinah dan Mekah dekat*
- Tawaf dan Sai. Ini juga aktivitas jalan. Ketika tawaf tentu padaaat sekali, apalagi di dekat Ka’bah. Bisa memakan waktu 30 menit, tapi dengan berdesakan dan lebih panas (terutama kalau siang). Kalau di floor 1-2-3 bisa lebih lengang, tapi jarak tempuh menjadi lebih jauh, bisa sampai 1-1,5 jam. Sa’i? 7x bolak-balik Shafa dan Marwah akan menghabiskan waktu 1 jam 20 menit (satu kali jalan sekitar 10 menit)
- Aktivitas di Mina-Arafah-Muzdalifah, nanti saya bahas di postingan tersendiri
- Aktivitas lempar jumroh. Ini juga aktivitas jalan
Intinya dalam sehari kita bisa jalan sampai lebih dari 10 km! Paling rekor 32 km dalam sehari (kok bisa? nanti saya ceritakan terpisah, panjang soalnya.. sepanjang jalan kenangan)
Jadi apa dong persiapan fisiknya? Sebulan sebelum berangkat saya sudah berjanji akan lari memutari Kardinge setiap hari, walaupun tidak terlaksana sih, haha.. Hanya 3 kali kayanya saya sempat lari selama sebulan. Itu juga kok rasanya cape ya. Untunglah saya sempat merasakan aktivitas jalan yang cukup panjang dan berat, yaitu ketika saya ke Bourtange bareng Laras dan Mbak Frita, perjalanan tersebut cukup menjadi bekal saya ketika saya merasakan panas dan jauhnya perjalanan ketika melempar jumroh
D. Persiapan Mental
Ini sih yang tidak bisa dijelaskan secara rinci, karena itu kembali ke masing-masing pribadi. Saya sendiri merasakan banyak gejolak, banyak pikiran melintas, banyak perasaan terlibat, dan lebih mudah menangis. Entah perasaan emosional apa yang ada, mungkin termasuk memikirkan Runa yang kami titipkan di Indonesia. Tapi sisi baiknya ketika saya banyak merasakan banyak hal, saya kembalikan lagi ke Allah. Saya merasa lemah dan tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Saya butuh tempat mengadu, saya butuh Rabb saya, dengan itu saya merasa lebih tenang dan lebih kuat. Begitu juga dengan dukungan dari suami. Suami lebih tenang dalam menghadapi semuanya, padahal dia juga sangat sibuk dengan kerjaan kantornya. Alhamdulillah kami bisa saling mendukung.
Hal lain yang kami siapkan adalah menyiapkan mental: bagaimana jika kami tidak kembali? Itu membuat kami ngeri juga. Tapi kami agak tenang setelah menuntaskan segala urusan teknis dan juga menuliskan wasiat untuk Runa.
—
Waaaaah panjang ya ternyataaa postingan ini.. Semoga cukup lengkap dan informatif. Jika ada tambahan lagi saya akan update lagi list ini.
Semoga bisa membantu rekan-rekan sekalian!
saya jadi inget kenangan waktu umroh dulu.
buat temen2 yang suka bingung, tenang aja krn biasanya pemandu akan ngasih tau tahap-tahapnya dengan detail 😀
Mbak, obat kyk antangin dll itu harus ditulis di kertas gak? Buat laporan pimpinan kloter gituuu .. Takutny nnt g boleh dibawa
Boleh2 aja ko Mbak dibawa, sebagai obat2an pribadi
Maaf kak mau titip info blog saya Tempat Miqat Haji Umroh di Masjid Hudaibiyah semoga bisa saling bertukar informasi 🙂
Silakan…