Sudah lama gak nulis tentang trip atau jalan-jalan ala Monik and Family. Masih ngutang Trip to Spain (Malaga and Granada), Trip to Bremen (yang udah ketiga kalinya saya ke sana), dan tentunya spiritual trip to Mekah dan Madinah. Deuh utangnya banyak cuy, kenapa saya anggap hutang? Karena menurut saya pengalaman tersebut harus dituliskan, supaya saya pribadi punya kenangan yang bisa dibaca dan dibuka kapan saja, ganjel aja gitu kalau ga dituliskan. Selain itu juga untuk sharing ke orang lain yang mungkin punya rencana trip yang sama dengan saya, jadi memudahkan juga toh.
Okeh, mumpung yang ini masih agak fresh, saya cicil cerita trip saya.
Jadi Trip to Italy ini adalah the first buat saya dan Runa jalan-jalan tanpa Si Ayah. Saya dan Runa “bertugas” menemani Mama dan Papa jalan-jalan ke tanah kelahiran Leonardo da Vinci tersebut, Negara di bagian Eropa Selatan. Suami memang lagi gak bisa nemenin karena cutinya udah tipis, dipakai untuk haji kemarin. Alasan lain saya mau aja berangkat gak sama suami yaa karena saya sendiri belum pernah menjejakkan kaki ke negara pizza tersebut. Yang kedua, kapan lagi ini anaknya bisa ngajak orang tua pelesir ke negara orang (yang juga belum pernah ke sana), yang katanya penuh dengan karya budaya dan berseni tinggi?
Baiklah, bismillah aja, semoga lancar. Awalnya duh ngebayangin jalan-jalan gak sama suami itu pasti lebih ribet, bagai Dora the explorer berpetualang tanpa peta-nya, hehe.. Maklum selama ini kalau jalan-jalan yang repot nyari jalan dan transportasi ya pak suami, saya kebagian mengurusi konsumsi selama perjalanan dan pastinya menyiapkan keperluan Runa.
Hmm.. Italia itu kan negara besar, tidak seperti Belanda yang luasnya tidak lebih besar dari Propinsi Jawa Timur. Jadi harus dipikirkan nih kira-kira dalam 5-7 hari kota mana sajakah yang worth untuk dikunjungi dan berapa lama durasi tinggal untuk tiap kota tersebut.
Pilihan yang kemudian muncul adalah Roma, Venice, Milan, Florence, dan Pisa. Tahun 2009, sebenarnya suami sudah pernah ke lima kota tersebut, tapi itu tipe backpacker trip ala mahasiswa dengan strict budget juga perjalanan yang “buru-buru”, dalam artian yang penting semua tempat bisa di-check in. Tentu saya tidak bisa meminjam itinerary trip suami dulu. Saya kan bersama orang tua dan balita, perjalanan haruslah santai dan yang penting nyaman. Akhirnya kami menyempitkan pilihan ke tiga kota saja. Sambil hunting tiket pesawat yang terjangkau akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi: PISA-FLORENCE-ROMA.
Venice dan Milan terpaksa dicoret dari daftar karena lokasinya yang lebih jauh dari Roma, sedangkan Roma sudah pasti akan masuk ke dalam list kota yang akan dikunjungi. Terlebih lagi suami menyarankan untuk lebih mengunjungi Florence ketimbang Venice, meskipun orang-orang pasti lebih familiar dengan Venice. Banyak yang bilang kalau Venice itu overrated. Terkenal sebagai kota yang cantik dan romantis dengan gondolanya, tapi tidak sebanding dengan mahalnya akomodasi, transportasi, dan restoran/toko di sana, belum lagi Venice selalu crowded dan jadi terkesan agak kotor. Well yaa.. saya sendiri gak tahu faktanya. Lain kali deh saya akan coba cicipi sendiri kota ini, sekalian dengan Milan juga, hehe.. aamiin. Semoga masih ada rezeki dan umur untuk ke sana.
Pisa dan Florence dipilih (selain karena dapat tiket berangkat yang murah Amsterdam-Pisa), juga karena kedua kota tersebut letaknya berdekatan. Kota tersebut juga tidak terlalu besar, sehari dijelajahi pun bisa selesai. Nah ini adalah opsi yang cocok untuk tipe traveller santai seperti kami. Di kedua kota tersebut kami menghabiskan masing-masing satu hari, lalu trip kami diakhiri dengan tiga hari di Roma. Tadinya kami berpikir tiga hari itu terlalu lama juga, tapi menurut saran beberapa orang dan juga hasil baca-baca itinerary Roma dan blog orang, paling tidak 3 hari itu sudah mencukupilah di Roma, biar puas. Total perjalanan kami jadinya 5 hari. Cukuplah untuk perjalanan yang tidak terlalu bikin capek.
Untuk kalian yang berencana untuk melakukan Italy trip, pertama saya sarankan tentukan kota apa saja yang menjadi tujuanmu. Kalau saya sih tipe yang gak ngoyo ingin semuanya dikunjungi, yang penting menikmati saja. Esensi dari jalan-jalan kan to enjoy the precious vacation time, bukan sekedar banyaknya tempat yang dikunjungi. Jika memang berniat mengunjungi semuanya pastikan kalau kamu siap dengan konsekuensi exhausted selama perjalanan. Berpindah-pindah kota dalam sekali trip kan cukup menguras tenaga.
Berikutnya saya akan cerita bagaimana perjalanan oma-opa-anak-cucu ini di Pisa (A Day in Pisa), di Florence (A Day in Florence), dan di Roma (3 Days in Rome). Ini petualangan pertama kami lho jalan-jalan di negara yang asing bersama-sama. Ada aja riweuhnya dan serunya, terutama karena kurang “pemandu” dan kurang fotografer yang bertugas memoto setiap momen, alias Si Pak Suami.

mbak monik, aku baru ada waktu BW lagi nih *sombong sangat. Kayaknya kota di luar negeri itu kecil banget apa gimana, kok sampe2 Pisa bisa 1 hari kelar dijelajahi? Langsung ngebayangin Jakarta yg super besar ini, boro2 lah 1 hari kelar dijelajahi ye mbak? satu minggu juga belon tentu kelar plus pake macet wahahaha….
hihi iya mbakk.. emang kecil. Tapi ya gak dijelajahi semua, cuma spot2 menariknya aja kok.
Happy BW mbak, kalo aku mah soalnya yg aku follow blognya slalu muncul di TL aku, mbak imel ini rajin bgt muncul haha..
ooo kirain semua2nya dijelajahi mbak hehe. Aiiih aku mah emang geje galau mbak orangnya, makanya tiap hari posting. Maafkeun selalu muncul di timelinemu ya hehehe
Seneng kali mbak.. postingannya mbak imel menghibur. Ringan dibaca dan dr pengalaman sehari2 hoho.. keep posting mbaak!
aih bikin aku jadi ge-er sejadi-jadinya nih. Thanks for your compliment ya mbak 🙂