Waduh, ini blog udah kayak ruangan penuh dengan sarang laba-laba saking lama gak dilongok sama yang empunyanya, masih untung gak ada tikus berkeliaran.
Tapi hey, yang empunyanya punya alasan bagus sih dalam rentang waktu dua bulan ini gak nulis blog. Bukan, saya gak berpergi bertapa kok atau pergi mencari kitab suci bersama Sun Go Kong. Saya cuma mengerjakan proyek lain. Hasek, proyek. Biar gaya dikit kita bilang aje proyek. Kan kedengerennya kayak sophisticated bangeud.
Yup, jadi bulan Februari kemarin ini, saya mencemplungkan diri ke sebuah komunitas menulis yang menjanjikan akan menggembleng para pesertanya untuk bisa menyelesaikan naskah dalam 30 hari. Betul, MMO namanya, Mentoring Menulis Online, batch ke 16.
Tadinya saya memang sudah merasakan hawa-hawa menulis saya menurun drastis di awal tahun. Padahal masih ikut ODOP, tapi masalahnya ODOP itu sangat bebas, parameter dan targetnya ya kita yang tentukan sendiri. Di ODOP tahun lalu saya masih bisa mengikuti. Soalnya saya juga sambil pemanasan nulis tiap hari, sing penting mah ada tulisan dalam sehari, terserah isinya apa. Lama-lama, gak ada yang nuntut saya untuk tetap nulis setiap hari, jadinya saya loss deh.
Lalu, termotivasi dari berbagai pihak yang kayaknya goal menulisnya sudah jelas. Saya juga harus memantapkan diri. Saya tu mau nulis apa sih? Mau keluyuran di blog nulis curhatan mulu kan kesian yang baca ya, harus ikut menanggung ke-curcol-an daku, haha. Lagipula saya sebenarnya dari dulu udah ngebet banget pingin nyelesein satu buku. Satu aja, pleaseee… diterbitin di mana aja boleh, indie pun saya mau. Mau ada yang baca atau enggak juga gak papa. Yang penting saya udah pernah punya buku. Saya pikir buku saya ini bisa menjadi warisan untuk anak cucu saya kelak.
MMO ini adalah suatu komunitas menulis yang digagas dan digawangi oleh Brili Agung. Siapa pulaa Brili Agung? Saya gak kenal. Tak kenal maka cari tahu dong. Ya udah googling sana sini dan akhirnya baru ngeh. Oh okey.. dia gak main-main katanya mau mencetak para penulis dari Indonesia dari tangannya. Bayarannya juga gak main-main sih, haha.. Banyak yang mundur teratur kalau udah dikasih tahu fee untuk masuk MMO. Tapi buat orang yang menganggap bahwa membukukan naskahnya adalah hal penting, tentu fee tersebut ya tak masalah.
Full selama 30 hari, saya mengikuti MMO#16. Saya harus menulis minimal 4 halaman A5 setiap hari dan mengirimkannya ke mentor sebagai tugas harian. Selain itu ada juga tugas mingguan yang lebih susah daripada tugas hariannya. Terutama urusan deklarasi. Deklarasi kalau peserta sedang ikut MMO dan akan menerbitkan buku, blablabla.. That’s not really my thing. Tapi bisa banget ya Brili Agung “maksa” saya biar bisa keluar dari cangkang untuk berdeklarasi. Udah kayak deklarasi kemerdekaan aja rasanya, heuheu.
Seminggu sekali selalu ada materi baru diupload di youtube dan juga pengumuman best mentee, dilanjutkan dengan kelas online, sesi tanya jawab. Perbedaan waktu 6 jam emang bikin rempong sih, tapi ya dijalani wes, berasa LDR-an gitu deh. Gak terasa sebulan habis sudah.. 3 minggu saya sempet menyandang gelar best mentee versi Mas Brili Agung. Meski saya tahu sih itu juga masih kopong sana sini. Tapi setidaknya itu memotivasi saya, kalau menurut dia naskah saya ada nilai plusnya.
Alhamdulillah naskah rampung. Bulan Maret menjadi bulan self-editing naskah masing-masing. Untung ada deadline dari MMO untuk menyelesaikan naskah. Di akhir bulan Maret, beberapa temen MMO#16 berkunjung ke Elexmedia untuk bertemu editor fiksi dan non fiksi. Beruntungnyaaa mereka bisa ke sana. Saya cuma bisa menerima laporan pandangan mata aja. Tapi tentu dikasih bocoran juga dong kontak beberapa editor dari penerbit mayor. Ya sudah dengan mengucap bismillah sebanyak-banyaknya saya mengontak dan mengirimkan naskah saya ke dua editor di penerbit mayor. I didn’t expect too much, namanya juga naskah pemula, editor mau baca juga udah Alhamdulillah. Tapi tetep saya memanjatkan doa kepada Allah SWT agar naskah saya bisa tembus. Ini baru 2 minggu sih, heuheu.. keep relax deh. Meski ditolak, saya udah punya rencana untuk menerbitkan indie.
Saya harus berterima kasih sebesar-besarnya pada blog ini karena beberapa tulisan dalam naskah saya bersumber dari sini. Inilah yang menyelamatkan saya dari tugas harian menulis setiap hari. Saya memang menulis setiap hari, tetapi sumber idenya sudah banyak dari blog ini. Bahkan ada yang saya edit ulang dan saya masukkan ke dalam naskah. Jadi nulis blog selama ini gak ada ruginya.
Saya sadar, saya ini orangnya harus dalam keadaan dipaksa baru mau gerak. Kalau saya gak ikut MMO, mungkin naskah saya gak akan jadi-jadi. Akan teronggok terus di laptop dan di kepala, muter-muter sampai tahun depan gak akan beres. Prinsip saya ketika masuk MMO ini adalah: saya emoh rugi. Maksudnya, saya udah bayar, saya harus serius belajar dan bikin tugas, sampai akhirnya bisa lulus. Sama sih kayak ikut kursus atau kuliah. Udah bayar mahal kan ingin dapet output yang bagus. Jempol untuk Brili Agung dan Tim MMO. Semoga ke depannya lebih baik lagi dalam mengorganisir MMO dan program menulis lainnya.
Oiya, di MMO juga saya ketemu dengan orang-orang yang sefrekuensi, yang sama-sama punya passion nulis dan nerbitin buku. Jadi sangat kondusif buat saya. Ditambah lagi saya juga lagi nganggur jek, jadi pasti akan banyak waktu terbuang kalau saya gak pinter-pinter memanfaatkan keluangan waktu yang saya punya. Waktu luang itu bisa jadi rezeki, bisa juga jadi cobaan lho.
Sambil menunggu jawaban dari penerbit, saya berencana memulai menulis naskah baru. Start di bulan April ini. Nah.. kendala lama saya balik lagi. Emang rada ngadat kalau gak ada “pemicu”-nya, gak ada yang maksa saya jadinya. Padahal ide ada, outline udah kebayang, tapi pas eksekusi suka kendor. Meski saya membuat sistem yang sama saat saya MMO. Jadi saya meminta sahabat saya yang sangat inspiratif, Ibu Yosay (yang saat ini sedang berjuang di MMO18), untuk menampung tulisan saya setiap hari. Saya harus mengirimkan tulisan saya ke gdrive kami setiap hari. Entah kenapa karena gak ada sanksi, jadi saya kendor deh. Meski dia bilang kalau saya gak ngirim satu tulisan dia bakal mendenda saya 20 euro. Itu gak bikin saya jadi keder, soalnya dia jauh di Den Haag, gak bisa nagih saya macem rentenir, haha.
Akhirnya saya melirik lagi blog saya, mungkin saya bisa kembali menulis blog dulu sejenak, sebelum mengumpulkan tulisan untuk naskah berikutnya. Lagipula bulan April ini saya menerima tantangan baru dari #3oDaysWritingChallange dari Mas Rezky Firmansyah, (eh ternyata masih satu badan sama Inspirator Academy-nya Brili Agung). Meski lebih gak banyak aturan, tapi mudah-mudahan bisa kembali memaksa saya bangun. Di #30DWC ini, peserta harus menulis setiap hari di platform menulis, bisa di blog, tumblr, notes fb, atau wattpad. Rencananya saya akan menulis di blog dan wattpad saya*Ciyeh yang punya wattpad*. Itu baru kok, kagak ada isinya, haha.. Sama kaya akun storial saya cuma isi satu tulisan aje.
Okey, begitulah update dari saya. Salam hangat dari Groningen!