Salah satu event yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia di Groningen adalah Groens Cup. Sebuah ajang olahraga antar pelajar terbesar di Belanda. Yang mengadakannya siapa lagi kalau bukan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen (PPIG). Pesertanya tidak hanya diikuti dari kontingen dari Belanda saja lho, ada beberapa kontingen dari Jerman dan Prancis yang juga turut serta. Sampai saat ini, sudah 16 kali Groens Cup diadakan.
Tahun 2017, tema yang diusung adalah KSATRIA dengan nuansa warna biru dongker. Olahraga dan permainan yang dipertandingkan adalah futsal, tenis meja, badminton, basket, voli, panco, capsa, catur sampai PS FIFA. Dalam dua hari 29-30 April 2017, Groens Cup akan berlangsung. Semua atlet dari tiap kontingen berusaha untuk memberikan performa terbaiknya.
Dulu tahun 2014, saya pernah sih jadi atlet badminton kelas bulu ayam, haha. Maksudnya cupu banget. Dilawan sama atlet pro dari kontingen lain langsung keok. Gapapa yang penting pernah mencoba meramaikan Groens Cup. Sementara suami selalu setia menjadi atlet futsal dalam tiga tahun ini, meski jarang menang. Tapi sudah cukup senang bisa bertanding serius. Kadang pernah juga suami jadi cadangan di tim basket, yaa hitung-hitung mencoba juga. Suami memang suka olahraga. Jadi Groens Cup jadi momen yang menyenangkan baginya. Tidak hanya jadi atlet, tapi jadi penonton pertandingan juga sudah seru, katanya.
Tapi Groenscup ini tidak hanya diramaikan oleh ajang olahraga. Tidak lupa stand-stand kuliner khas Indonesia juga memeriahkan Groens Cup. Para koki-koki Groningen dengan bakat terpendam menyajikan menu-menu yang membuat ngiler. Nasi kuning, nasi padang, pempek, batagor, baso tahu, bebek cabe hijau, mie ayam, tempe mendoan, klepon, martabak manis, martabak asin, lumpia basah, dan masih banyak lagi. Tidak baik untuk kesehatan kantong, huhu. Apalagi untuk saya yang sudah sangat kangen masakan Indonesia. Harga makanan berkisar dari 5-6 euro. Untuk cemilan kecil mulai dari 1-2 euro.
Saya dan dua teman juga sudah pernah lho buka stand di Groens Cup, tahun 2014 silam. Tapi kami kapok, haha. Kami tidak setangguh emak-emak yang konsisten masak untuk jumlah besar sekaligus beberapa menu. Memasak untuk porsi banyak itu berat, Bung! Belum lagi lelah harus begadang, menyiapkan segala rupa bahan dari mulai mentah sampai disajikan, lalu harus pula menunggui lapak. Akhirnya tahun-tahun berikutnya kami menyerah. Lebih baik jadi penikmat stand saja. Bisa makan enak tanpa capek.
Groens Cup menjadi ajang yang lengkap. Sehat karena ikut olahraga dapat, senang karena bisa melihat pertandingan seru dengan sportivitas, bisa memanjakan perut dengan makanan enak, sekaligus bersilaturahmi dengan penduduk Groningen plus komunitas dari belahan Belanda dan Eropa lainnya. Alhamdulillah




Assalamu’alaikum mba, perkenalkan saya Faisal mahasiswa FK UII. Insyaallah bulan Juni besok akan puasa di Belanda, tepatnya di Groningen. Ngomong-ngomong mba tinggal di Belanda kah? Di Groningen? Kebetulan acara saya juga di Groningen Insyaallah. Siapa tau bisa silaturahmi nanti. Terimakasih
Insyaallah selanjutnya bisa kontak2an lewat email ya mba..