Kalau saya tidak berada di tengah-tengah komunitas yang “memaksa” saya untuk tetap menulis, pasti naskah saya tidak akan pernah jadi sampai 300 halaman. Kalau saya tidak nyemplung ke suatu lingkungan yang mensyaratkan saya untuk konsisten mempublish tulisan, pasti blog saya sudah lumutan dari zaman Fir’aun. Ternyata untuk saya, motivasi dan semangat pribadi saja tidak cukup. Saya harus berada di dalam wadah yang tepat untuk bisa memastikan motivasi saya tetap terjaga dan tentunya menjadi karya nyata. Bukan cuma sekedar tertulis di rencana dan angan-angan semata.
Yang saya sesali, kenapa tidak dari dahulu kala saya menemukan komunitas-komunitas tersebut. Atau mungkin dulu komunitas menulis tidak sepopuler sekarang. Atau mungkin dulu saya terlalu fokus sama sekolah dan main saja, dan meminggirkan hobi yang saya benar-benar sukai. Dulu waktu SMP, SMA, dan kuliah saya memang ikut komunitas majalah sekolah, buletin, dan media, semacamnya. Tapi tidak benar-benar menuangkan ide-ide menjadi cerita atau bentuk karya. Saya hanya bekerja sesuai instruksi saja.
Dulu komunitas menulis yang cukup populer hanya Forum Lingkar Pena. Saya pernah ikut ke beberapa pertemuannya, tapi banyak alasan ini itu yang menyebabkan saya tidak kontinyu ikut di dalamnya.
Komunitas menulis saya yang cukup kondusif malah baru saya temukan setelah saya pindah ke Groningen. #99 days One Day One Posting namanya. Digagas dari salah satu forum ibu-ibu di Bandung. Meski tidak ada aturan main yang mengikat dan persyaratan yang ketat, saya ternyata bisa konsisten di dalamnya. Thanks ODOP 🙂
Berikutnya saya bergabung di Mentoring Menulis Online #16. Ini yang benar-benar memaksa saya untuk menyelesaikan naskah pertama saya. Saya tahu masih banyak kekurangannya, tapi saya lega. Lega akhirnya saya punya naskah lengkap. Ternyata saya bisa. Berada di tengah-tengah mentee MMO #16, membuat saya sangat nyaman. Saya menemukan keluarga di dunia maya, yang bahkan saya tidak pernah bertemu mereka. Saya merasa mereka berada di jalan yang sama dengan saya dan menuju ke arah yang sama.
Setelah MMO#16 selesai, semangat menulis saya kembali mandek. Ternyata lebih sulit mengedit naskah dan melengkapinya sana-sini agar layak dikirimkan ke penerbit. Prosesnya terasa lebih berat, heu. Sebab itu, saya melanjutkan lagi perjalanan komunitas menulis saya, dengan mengikuti 30 Days Writing Challange. Menulis lebih bebas setiap harinya, asal ada yang ditulis. It works. Saya kembali menemukan ritme menulis saya. Walaupun diselingi drama mual-mual dan pusing karena saya sedang hamil muda (doakan yaa semuaa…). Saya tidak bisa menatap laptop lama-lama karena kepala akan terasa berat dan perut jadi eneg. Saya harus menurunkan sedikit tempo menulisnya, supaya badan tetap fit. Padahal yang ingin ditulis banyak, hiks..
Intinya, temukanlah komunitas yang tepat untuk mendorongmu melakukan hal-hal yang positif. Saya selalu ingat hadits populer ini: Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Find the right community!
Subhanallah, Mbak Monik lagi hamil muda, toooh!!! Selamat ya, Mbak. Semoga oke sampai kelahiran, semoga banget. Ih, baru tahu saya…
Aamiin aamiin.. makasih mbak 🙂 *maaaf br kebaca ini komennya hu 😥
Makasih teteh memotivasi kita selalu berada di komunitas yang tepat. Jadi ingat buku yang saya baca ada ciri teman. Pembagi, pengurang, penambah dan pengkali. Berteman lah dengan orang penambah dan pengkali untuk meningkatkan potensi diri yang positif.
Halo mbak.. sama2 🙂 terima kasih sudah mampir