Cerita Runa dan Senja, Cerita Senja

Menanti Kelahiran Senja (1)


Setelah hampir dua bulan berlalu, baru saya sempat menuliskan kisah kelahiran puteri kedua saya, Humaira Senja Medina. Eniwei, banyak yang bilang namanya puitis amat, Senja. Berhubung saya bukan orang yang puitis, jadi tahu dong dari siapa ide nama ‘Senja’ ini berasal.. Iya ayahnya lah. Ayahnya memang punya bakat romantis, meski sekarang romantisnya sudah terkikis usia, haha. Dulu aje pas masih baru pedekate en baru nikah kadar romantisnya masih kenceng.

Jadi ceritanya dari dulu Pak Suami memang ingin punya nama anak yang “Indonesia” banget. Tapi gak mau Ani, Tuti, dan Budi, soalnya udah sering dipakai di buku belajar membaca untuk SD, haha. Terus akhirnya nama Senja pun dipilih, ceritanya biar sepasang sama Ayah dan Kakaknya. Suami kan namanya Fajar, kalau Runa itu dari Aruna (Sansekerta) yang artinya pagi. Jadi saling melengkapi lah ya, waktu pagi dan petangnya. Biar makin rajin zikir Al Matsurat pagi dan petang (teu nyambung, tapi aminin aja).

Beberapa minggu sebelum due date, saya sudah mendeklarasikan bahwa saya akan memasuki fase  minggu tenang (kayak ujian akhir nasional aja ya ada minggu tenang segala). Artinya saya lagi gak mau direcokin untuk ini itu. Saya mau lebih konsen merasakan kalau tiba-tiba kontraksi itu tiba. Ingin lebih rileks maksudnya dan lebih tawakal mendekatkan diri pada Allah.

Saya cukup nervous. Sebab saya juga punya pengalaman yang cukup traumatis di kelahiran anak pertama saya. Saya lebih banyak berpikir mengenai kematian. Bukannya mau nakut-nakutin atau pesimis, tapi memang benar kan? Melahirkan itu juga dekat pada kematian. Angka kematian ibu saat melahirkan cukup tinggi lho, cek aja angka di WHO maupun di data Kemenkes Indonesia. Sebabnya bisa macam-macam juga. Dari mulai pendarahan sampi hipertensi.

Saya juga banyak berzikir, terpikir sewaktu-waktu bisa saja saya dipanggil saat melahirkan. Runa juga sering membicarakan tentang kematian. Dia bilang: “Kalau orang meninggal akan ke manaKalau Bunda meninggal nanti siapa yang anter jemput Runa ke sekolah? Runa gak mau meninggal, Runa maunya langsung masuk surga aja. Perkataan anak memang polos, tapi mau gak mau membuat hati saya mencelos. Runa bilang seperti itu mungkin sebabnya ada beberapa kejadian yang berhubungan dengan kematian. Waktu itu ada burung mati di depan teras kita, gak tahu mati kenapa. Kita lalu menguburnya di hutan dekat rumah kita. Runa mulai bertanya, apa kalau burung mati juga akan masuk surga? Tak lama berselang, seorang kerabat kami di Groningen ada yang tutup usia, Tante Sylvie namanya. Orangnya sangat baik dan ramah. Kami mengunjunginya di rumah duka, Tante Sylvie akan dikremasi. Runa bertanya lagi, kalau orang mati akan dikemanakan? Kenapa Oma itu gak dikubur tapi didandanin cantik dan tidur di peti mati.

Memang hati saya agak resah gelisah menanti kelahiran Senja. Namun ada satu hal yang membuat saya tenang dan pasrah, nasihat Bapak Mertua. Kata Bapak, apapun yang terjadi, ingat saja dalam perjuangan melahirkan itu seorang ibu dipanggil Allah, balasannya syahid, Insya Allah. Merinding sih, tapi cukup menennagkan. Yang pasti kita harus tetap berikhtiar. Ya, saya dan suami mempersiapkan sebaik mungkin segala sesuatunya sampai sebelum hari H. Dari mulai perlengkapan untuk dibawa ke RS sampai mengabarkan pada tetangga-tetangga serta kawan di sini jika saya melahirkan nanti Runa mungkin akan dititipkan pada mereka. Maklum lahiran di sini tanpa keluarga, gak ada Mama Papa dan Ibu Bapak Mertua. Tapi Alhamdulillah Allah menggantinya dengan saudara-saudara di sini, yang siap membantu.

Bismillah.. operasi sesar dijadwalkan tanggal 24 November 2017, tanggalnya bagus ey, soalnya sama dengan tanggal lahir kakak saya. Tapi ternyata Senja mau keluar lebih cepat.

(bersambung)

2 thoughts on “Menanti Kelahiran Senja (1)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s