Being Indonesian in the Netherlands, Groningen's Corner, Informatie, tips & trucs

What to Do after Giving Birth in Netherlands (2)


Setelah bayi lahir, selain mengurus bermacam-macam yang berkaitan dengan administrasi dan kesehatan anak, ada juga hal-hal di luar itu yang perlu diurus. Seperti syukuran kelahiran bayi, aqiqah, juga memberi kabar pada sanak keluarga dan kawan-kawan. Kalau di Indonesia, mengurus aqiqah sangatlah mudah. Tinggal menghubungi badan tertentu yang mengurus aqiqah, kita tinggal bayar dan duduk manis. Semua urusan mulai dari mencari kambing, memotong kambing, bahkan sampai mengepaknya di kotak-kotak makanan lalu mengantarnya ke rumah.

Dulu waktu kelahiran anak pertama saya juga seperti itu mudahnya. Kami tinggal membagi-bagikan daging kambing yang sudah dipaketkan dengan nasi dan (bahkan sayurnya juga) ke tetangga-tetangga dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. Tapi kami tidak mengadakan syukuran khusus, dalam islam gak wajib juga. Kami cuma mencukur rambut bayi dan menimbangnya untuk disedekahkan setara gram emas. Simpel sih. Namun, beda-beda tradisi di tiap daerah, ada yang mengadakan pengajian sekaligus aqiqah, ada yang mengadakan syukuran berapa bulanan, dan lain-lain.

Ketika melahirkan anak kedua saya di Belanda, jujur saya tidak memikirkan apapun mengenai syukuran. Bisa menyelesaikan urusan bayi dan badan aja sudah Alhamdulillah. Jadi ya.. urusan yang berkaitan mengundang banyak orang ditunda dulu, hehe. Aqiqah tetap kami langsungkan dengan bantuan Ibu di Bandung. Kami cuma mentransfer sejumlah uang untuk aqiqah, yang tentunya tetap diurus badan aqiqahan biar ga repot. Lalu Ibu dan Bapak mengadakan pengajian kecil-kecilan sambil membagikan kotak makanan berisi nasi dan daging kambing. Menggunduli rambut bayi kami lakukan setelah beberapa waktu, sebab kepala Senja waktu itu masih agak lunak.

Kebetulan ada sahabat sekaligus tetangga saya yang bilang, “Mbak Monik, Runa gak bawa traktatie ke sekolahnya? Sama kirim kartu juga untuk tetangga di sini, ngabarin ada baby born. Kirim juga untuk kolega Mas Fajar atau dosen Mbak Monik.” Traktatie maksudnya traktiran, berupa kue atau biskuit untuk teman-teman di sekolah Runa. 

“Emang harus Mbak?” tanya saya. Saya kan gak ngeh dengan tradisi semacam itu.

“Yaa.. gak harus sih, tapi kalau bisa kan bagus, memberikan kabar baik untuk tetangga. Apa lagi untuk Runa, kan dia pasti seneng kalau bawa traktiran ke sekolah.”

Saya pikir ada benarnya juga ya. Runa butuh sedikit spotlight setelah adiknya lahir. Biar dia juga merasa penting dan senang karena bisa membagikan sesuatu di kelas. Untuk kartu yang mengabarkan bayi lahir atau geboortekartje juga ada baiknya. Soalnya kan kami gak terlalu dekat dengan tetangga-tetangga di sini, dengan mengabarkan berita kelahiran, tentu bisa menjaga silaturahmi dengan mereka.

Nah, jadi ini beberapa tradisi di Belanda pasca kelahiran bayi. Siapa tahu orang Indonesia banyak yang kurang familiar, jadi saya tuliskan di sini. Anyway makasih Mbak Atika udah ngasih tahu mengenai tradisi ini :).

Geboortekartje (Birth Card)

Saya kira bikin geborenkartje ini akan ribet. Apa saya harus beli kartu di toko tertentu, apa saya harus mendesainnya sendiri atau gimana? Ternyata bikin geboortekartje ini gampang banget! Semuanya dilakukan via online di website-nya. Desainnya juga tinggal pilih sendiri, bermacam-macam, ada untuk bayi jongen (laki-laki), bayi meisje (perempuan), bayi kembar, bayi anak pertama, bayi anak kedua, dst. Ucapannya juga sudah ada template-nya. Kita tinggal mengisi nama bayi, tanggal lahir, juga kontak kita di kartu tersebut. Setelah itu kita tinggal menentukan mau pesan berapa lembar kartu dan berapa lembar amplop. Lalu bayar online deh. Nanti kartu-kartu tersebut akan dikirimkan ke rumah. Jadi bisa banget dikerjain di sela-sela waktu menyusui bayi. Sekalian jadi hiburan cuci mata soalnya desainnya lucu-lucu.

Oiya kalau belum yakin dengan desain yang kita pilih. Bisa lho kita minta kirim sample-nya dulu. Cuma satu euro aja eh yang dikirim satu amplop tebal. Ternyata isinya selain sample kartu yang kita pilih, juga ada sample jenis bahan kartu yang kita inginkan, sample amplop, dan sample warna kertas. Dih niat banget saya pikir, cuma satu euro aja dikirimin macem-macem. Ternyata ya itu mah trik marketing, wong beli kartunya aja ntar udah 30 buah ya lumayan juga harganya, haha.

Website untuk memesan kartu ini ada banyak. Bisa dicek di sini: https://mycards.nl/https://www.geboortekaartjes.nl/, http://www.kaartopmaat.nl/http://www.kissgeboortekaartjes.nl/, dan banyak lagi. Nah, kalau mau pesan kartu ini via web, ada juga harga potongannya lho. Biasanya kalau kita dapat majalah kehamilan dari posyandu atau selebaran promosi dari toko-toko bayi, suka ada tuh leaflet website tertentu dengan tulisan ada sekian persen korting untuk pemesanan kartu di web tersebut. Ada korting code yang bisa kita masukkan waktu belanja di webnya. Lumayan bisa dapat potongan 10 euro, atau sampai 15% juga. *Emak gak mau rugi.

Geboortekartjes Senja, saya bikin dua versi. Soalnya gemes lihat kartunya. Jadi ingin bikin dua. Kami cuma mengirimkan kartu-kartu ini untuk tetangga di sini, kolega suami, dosen saya di kampus, untuk Martini Ziekenhuis, Midwife La Vie, Antoinette Kraamverzorgster kami, dan tetua-tetua orang Indonesia yang sudah lama menetap di Belanda. Untuk kawan-kawan orang Indonesia gak saya kirim, banyak soalnya, nanti tekor, hehe.

Kartu untuk tetangga cukup diselipin saja di kotak pos mereka. Sekalian pas kami jalan ke luar rumah. Yang rumahnya agak jauh, kami kirim lewat pos. Eh pas mau ngirim lewat pos, petugasnya bilang, ini ada perangko khusus untuk kirim geboortekartjes, 50 biji perangko seharga 1 euro tapi dibeli dengan harga 39 euro. Ya udah deh saya beli yang itu, kan lebih murah. Lagipula besok-besok perangko sisanya bisa tetap dipake kalau mau ngirim kartupos ke seantero Belanda.

Beberapa kartu saya kirimkan melalui pos. Ada perangko khususya juga, geboortepostzegels (50 pcs ssaya beli eharga 39 euro)

Beschuits met Muisjes

Ini adalah tradisi pasca kelahiran bayi sejak dahulu kala di Belanda. Beschuits adalah biskuit bulat yang kering, kalau di Indonesia mungkin tekstur dan rasanya semacam bagelen. Muisjes adalah sprinkle bulat yang berasal dari adas manis (aniseed) dengan lapisan gula. Muisjes ini  ditaburkan di atas biskuit tersebut.

Beschuits met muisjes ini disajikan untuk keluarga dan tamu yang menengok bayi. Tradisi ini awalnya berkembang dari Zaanstreek (Region Zaan di Belanda). Ketika ada bayu lahir, maka tamu yang berkunjung disajikan sesuatu yang manis. Tetapi tidak jelas sejak kapan taburan aniseed yang selalu dipakai untuk menjamu tamu. Beschuit sendiri merupakan panganan yang cukup eksklusif. Jadi jamuan biksuit dengan sesuatu yang manis di atasnya merupakan penyajian yang sangat istimewa. Beuh, buat orang Belanda gini aja istimewa yak, buat orang Indonesia mah disajiin rendang sama opor baru istimewa. 

Sumber gambar dari sini

Penyajiannya gampang, biskuit diolesi dengan mentega lalu di atasnya baru ditaburi muisjes. Muisjes pink dan putih untuk menandakan bayi yang lahir adalah bayi perempuan. Sementara muisjes biru dan putih untuk bayi laki-laki. Kenapa namanya muisjes? Muisjes sendiri dalam bahasa Belanda artinya tikus (mice). Tidak jelas asal-usulnya kenapa sprinkle bulat itu disamakan dengan mice. Beberapa sumber bilang bahwa bentuk aniseed ini memiliki ekor kecil, sehingga bentuknya jadi seperti tiny little mice. Ada juga yang mengatakan bahwa muisjes merepresentasikan kesuburan dari hewan pengerat. aya-aya wae siih orang Londo.

Adas manis sendiri dipercaya memiliki efek medis yang baik untuk penyembuhan pasca melahirkan untuk ibu, dari kandungan manisnya dan aromatiknya. Selain itu, adas manis juga baik untuk produksi air susu ibu. (Ref 1, Ref 2)

Tapi menurut saya tradisi ini bagus juga sih. Soalnya menyajikannya ga perlu repot-repot. Tinggal beli beschuits dan muisjes-nya di supermarket, oles-oles mentega, taruh di piring, udah deh. Ya memang, orang habis melahirkan masa iya mau repot-repot menyajikan segala rupa. Ini aja sudah cukup. Simple-nya orang Belanda ada untungnya juga kan. Nah pengalaman teman saya, katanya pernah tuh dia bawa geboortekartje ke Albert Heijn, dapat dua bungkus beschuits dan satu kotak muisjes, GRATIS!. Sayang, kami udah keburu beli duluan, jadi gak sempat membuktikan kebenaran gratisan tersebut.

Traktatie bij  Runa’s School

Antoinette, kraamverzorgster kami bilang, untuk traktatie Runa di sekolah, gak selalu harus bawanya beschuits kok. Bisa juga kue lain, seperti cupcake, tompoucen, sous, atau biskuit lainnya. Soalnya kadang anak-anak bosan sama beschuits. Saya googling deh traktatie apa saja yang common  di sini. Waah ternyata lucu-lucu juga. Kalau mau niat sih bikin sendiri dan dihias-hias. Sayang saya orangnya mah selow, gak seniat itu. Kami cuma menyiapkan yang gampang aja. Jadilah kami hanya beli kue soes cokelat dan vanila, lalu di bagian atasnya dipotong sedikit supaya bisa ditaburi muisjes. Pagi-pagi Antoinette membantu kami menyiapkan traktatie. Runa pun membawa nampan tersebut ke sekolah dengan riang. (Nb: coba cek juga apakah pewarna yang ada di muisjesnya mengandung bahan yang diperbolehkan atau tidak, bisa cek blog ini)

Di sekolah, sambil membawa nampan, Runa membagi-bagikan sendiri kue tersebut satu-satu berkeliling ke teman-temannya. Tentu dibantu juga sama gurunya.

Macam-macam traktatie saat bayi baru lahir di Belanda
Runa senang sekali membawa satu nampan traktatie untuk kawan-kawannya di sekolah 🙂
Lucunya beberapa hari setelahnya, kelas Runa memberi kado untuk Senja, berupa jumper bayi. Satu kelas berkontribusi dalam pembuatan jumper ini. Lihat ada warna-warni bulat di sana, itu adalah jari teman-teman Runa yang ditemplokin ke jumper. So sweet banget deeh! Eenden (bebek) adalah nama grup Runa di sekolah.

 

1 thought on “What to Do after Giving Birth in Netherlands (2)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s