Being Indonesian in the Netherlands, Groningen's Corner

Cerita Kraamzorg (Maternity Care) di Belanda


Salah satu benefit yang saya rasakan besar manfaatkan ketika melahirkan di Belanda adalah adanya pelayanan maternity care, yang dalam bahasa belanda dikenal dengan nama kraamzorg. Kraamzorg adalah fasilitas kesehatan pasca melahirkan yang dikelola oleh suatu badan independen, namun dibayar oleh kita melalui premi asuransi per bulan. Setiap wanita yang melahirkan di Belanda hampir wajib mendapatkan pelayanan kraamzorg, dengan durasi kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Pelayanan kraamzorg ini cukup unik dan katanya sih Belanda adalah satu-satunya negara yang menyediakan fasilitas istimewa ini.

Support dari kraamzorg ini tentunya sangat membantu bagi keluarga yang baru memiliki bayi, khususnya bagi kami para perantau yang tinggal di Belanda dan tidak ada keluarga dekat yang bisa mendampingi dan membantu di rumah pasca kelahiran bayi. List semua organisasi kraamzorg yang ada di Belanda bisa ditemukan di sini.

Bagaimana awal mula kraamzorg di Belanda?

Profesi sebagai kraamverzorgster, sebutan bagi perawat kraamzorg, ini sudah ada di Belanda sejak tahun 1900. Namanya dulu belum kraamzorg dan belum seprofesional sekarang. Mereka dulu hanya sekumpulan wanita yang berpengalaman dan berdedikasi untuk melakukan suatu pelayanan maternitas. Pada tahun 1923 , baru dibentuklah sebuah badan untuk mengatur program ini. Lalu, di awal abad ke-20, pemerintah Belanda mulai lebih concern terhadap kesehatan masyarakat. Maka dari itu, di tahun 1926, pemerintah mendirikan komite khusus untuk melakukan training khusus bagi profesi ini. Mereka diberikan pelatihan untuk membantu kelahiran, merawat bayi dan ibu baru, serta segala hal yang berkaitan dengan bayi. Setelah mereka menyelesaikan training mereka, baru mereka bisa ter-registrasi untuk dapat bekerja secara profesional. Lengkapnya lihat di sini.

Apa sih sebenarnya kraamzorg itu dan apa jobdesc-nya?

Di sekitar trimester kedua kehamilan, ibu hamil sudah bisa menghubungi organisasi kraamzorg yang diinginkan. Lalu mereka akan datang ke rumah, memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai sang perawat atau kraamverzorgster, yang akan bertugas di rumah. Mereka juga memberikan pengarahan mengenai list kebutuhan bayi dan ibu setelah melahirkan.

Mengapa sang kraamverzorgster ini sangat istimewa posisinya bagi keluarga dengan bayi baru? Sebab ia mengurus semua keperluan ibu dan bayi selama hari-hari awal pasca melahirkan, kurang lebih selama 8 hari, dengan durasi 49 jam kerja (tergantung masing-masing kontrak, ini kontrak saya dengan kraamzorg Het Groene Kruis). Seminggu pasca kelahiran adalah hari yang berat, yang serba baru, dan serba menguras energi. Maka dari itu kraamverzorgster siap sedia membantu ibu. Jobdesc mereka antara lain:

  1. Merawat newborn, mulai dari memandikan, mengganti popok, menidurkannya di box, sampai memberi bayi susu (jika ibu tidak mengASI langsung). Tapi ia tidak semata-mata membantu orang tua merawat bayi, yang lebih penting adalah ia mengajari ibu dan ayah bagaiman cara mengerjakan semuanya. Ayah adalah fokus utamanya. Terlebih dahulu ia mengajari ayah bagaimana merawat bayi dengan baik. Untuk ibu fokusnya adalah bagaimana agar si ibu bisa menyusui bayi dengan cara dan pelekatan yang tepat.
  2. Merawat sang ibu. Memeriksa jahitan dan luka pasca melahirkan, memeriksa pendarahan ibu, mengukur suhu tubuh dan denyut jantung ibu, serta memastikan sang ibu bisa beristirahat dengan baik. Tidak jarang saya disuruh tidur ketika setelah menyusui, selanjutnya bayi akan diurus olehnya dan suami.
  3. Mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mengurus laundry, mencuci piring, membersihkan rumah, mengganti seprai, memasak (jika perlu), bahkan si kraamverzorgster yang ada di rumah saya selalu membersihkan toilet dan kamar mandi setiap hari! Saya suka banget ini mah liat toilet dan kamar mandi selalu kering dan kinclong.
  4. Mengurus anak yang lain (jika ada). Kami pernah meminta Kraamverzorgster untuk mengantar-jemput Runa ke sekolah. Waktu itu suami harus jumatan dan tidak bisa menjemput Runa, ia yang datang ke sekolah Runa untuk menjemput (tentunya paginya ia juga ikut ke sekolah supaya tahu jalan dan juga mengenalkannya pada guru Runa). Selain itu, ia pun mengajak Runa mengobrol dan memberikan gambar untuk diwarnai.
  5. Mencatat perkembangan bayi dan ibu dari hari ke hari, seperti diary, catatan tersebut disebut kraamdossier. Kraamdossier tersebut akan diserahkan pada kita di akhir kerjanya. Nanti catatan tersebut akan berguna bagi bidan yang memeriksa ibu dan bayi di rumah, juga bagi perawat dari consultatiebureu (semacam posyandu di Belanda). Ia juga tentu punya record dan buku catatan tersendiri, yang lebih rinci, untuk dilaporkan ke organisasi kraamzorg. Catatan itu akan disimpan untuk sampai 15 tahun lho!

Tadinya saya pikir peran seorang kraamzorgverzorgster itu “cuma” sebagai seorang yang membantu saja di rumah. Namun ternyata, perannya lebih penting dari sekedar membantu, bahkan posisinya bagi bumil pasca melahirkan lebih sentral daripada dokter dan bidan sekalipun!

Sang Ayah yang menjadi fokus utama Antoinette (si kraamverzogster) untuk diajarkan mengganti popok, memandikan, dan memakaikan baju bayi. Antoinette kelihatan galak ya di foto ini, haha… padahal aslinya dia sangat ramah. Untuk urusan baby dia sangat profesional.
Kraamdossier/Report yang ditulis oleh Antoinette setiap hari

Pengalaman kami dengan Antoinette, sang kraamverzorgster

Pasca melahirkan, saya dan suami berharap bertemu dengan kraamverzorgster yang ramah dan tidak kaku. Ya, kami punya pengalaman bergaul dengan tipikal orang Belanda yang “Belanda banget” dan rasanya kurang nyaman. Maksudnya “Belanda banget” itu dia punya kepribadian yang blak-blakan, yang terkesan songong, kasar, cuek, dan tidak mengenakan hati. It was true! Dutch people are known by their straightforward attitude, sometimes it seems impolite, inconsiderate, or insulting.

Alhamdulillah, kami bertemu dengan Antoinette, seorang yang menurut anggapan kami jauh dari stereotip “Belanda banget”. Ia ramah, sopan, perhatian, bahkan ia selalu bertanya, apakah kami nyaman dengan begini? apakah tidak apa-apa kalau begitu? untuk memastikan bahwa kami merasa oke dengan pelayanannya.

Di hari pertama kerjanya, Antoinette berkata, “you’re the boss of the baby, so you can decide whatever you want to do.” Maksudnya, ia memang mengajarkan cara merawat bayi ala Belanda, yang sudah ia lakukan bertahun-tahun sesuai pendidikannya. Tapi ia sadar, kami berasal dari Indonesia, negara yang sama sekali berbeda. Jadi pastinya akan ada perbedaan cara merawat bayi antara kami. Misalnya kami ingin menggunakan minyak telon untuk bayi, di Belanda ya mana ada minyak telon. Atau kami tadinya menyediakan bantal untuk bayi, tapi Antoinette bilang di Belanda bayi tidak tidur dengan bantal, khawatir akan terjadi SIDS (Sudden infant death syndrome), jika posisi bantal dan bayi tidak tepat, atau bisa saja bantalnya bergeser. Tapi memang most of the time, anjurannya memang benar. Ia selalu memakai data dan fakta, bukan sekedar “katanya begini, katanya begitu” seperti kita yang selalu percaya hal-hal takhayul atau sekedar kepercayaan turun temurun. Meski begitu, ia tidak sebenarnya tidak saklek memaksakan caranya.

Antoinette, panggilannya bukan Anto lho ya😂, sudah bekerja sebagai kraamverzorgster selama 15 tahun. Dulu ia mengambil pendidikan kraamzorg setelah anak bungsunya sudah berumur 6 tahun. Jadi ia baru mau berkarier setelah anak-anaknya sudah cukup besar. Enaknya di Belanda itu seorang wanita akan tetap bisa berkarier dengan baik meskipun ia sudah lama di rumah dan lama tidak bekerja sebelumnya. Antoinette sangat menyukai pekerjaannya. Dalam setahun ia bisa merawat sampai 30 newborn!

Di saat santai, saya dan suami banyak mengobrol dengan Antoinette. Ia termasuk orang yang senang bercerita. Ia pun selalu mendengarkan cerita kami dengan seksama. Salah satu cerita yang cukup menarik adalah ketika saya menanyakan apa pengalaman terburuknya selama bekerja. Ia bilang ia hampir saja kehilangan bayi yang ia rawat. Saat Antoinette dan keluarga tempat ia bekerja sampai di rumah, tiba-tiba sang bayi seperti tersedak dan hampir kehilangan nafas. Ternyata ada gumpalan lendir yang tersangkut di tenggorokan bayi. Jadi, si bayinya lahir dengan normal, ia langsung dibawa pulang setelah beberapa jam lahiran, mungkin ada gumpalan yang tertinggal di tenggorokannya, belum bersih. Tentu mereka panik, Antoinette langsung menelepon unit gawat darurat. Tidak tanggung-tanggung, helikopter ambulan yang datang menjemput. Suara helikopter berdengung-dengung di depan rumah, suasana mencekam. Alhamdulillah setelah datang pertolongan, bayi itu selamat.

Yang saya sukai lagi dari Antoinette adalah ia sangat apik. Rumah jadi kinclong karena dia. Dia juga merapikan tempat tidur dan seprai sampai licin, rasanya tidur di atasnya enak banget. Kamar mandi bersih, kain cucian kami terlipat rapi, piring kotor tidak pernah ada. Bayi kami selalu mandi setiap hari, wangi dan tidur dengan tenang. Saya juga bisa menikmati mandi air hangat setiap hari tanpa buru-buru. It was like world-class postnatal care, haha.

Ilmu Antoinette sebagai seorang kraamverzorgster juga banyak. Ia memberitahu kami cara menangani kolik pada bayi, posisi menyusui yang tepat, mengatasi payudara yang bengkak di awal menyusui, sampai cara menangani konstipasi (saya mengalami konstipasi setelah melahirkan) dengan makanan yang tepat dan obatnya pun ia tahu. Padahal saya apoteker, dulu aja bolak-balik belajar farmakoterapi, tapi lupa mah lupa aja, heuheu.

Oh ya, Antoinette juga tidak pernah kelihatan gabut (gaji buta, maksudnya leha-leha kerjanya). Kalau ia sudah selesai mengurus saya dan bayi, lalu kami berdua beristirahat, ia akan sibuk menulis kraamdossier dan report lainnya. Di saat makan siang pun ia tetap sambil menulis. Ia bilang kalau ia tidak biasa menulis dengan bahasa Inggris, tapi ia mencoba menulis laporan (yang nantinya akan diberikan pada saya) dalam bahasa Inggris. Tidak jarang ia sambil membuka google translate untuk memastikan yang ia tulis sudah bagus.

Ada hal lain yang juga saya sukai dari Antoinette. Ia sangat perhatian pada hal kecil. Ia-lah yang mengingatkan suami untuk menjemput Runa ketika waktu pulang sekolah Runa sudah dekat, padahal masih 15 menit lagi lho. Sekolah Runa kan dekat, kadang suami memang terlalu santai kalau jemput Runa suka di-injury time. Ia juga memperhatikan kalau saya selalu memakai jilbab ketika ada tamu laki-laki. Ketika ada tamu datang, ia akan mencarikan jilbab saya untuk segera dipakai. Ketika saya baru menyusui bayi, sensasi awal saat mulut bayi mulai menghisap adalah perih dan tentunya meninggalkan lecet. Saat saya sedang menyusui, ia selalu bertanya, “Do you like something to drink?” untuk membuat saya rileks. Segelas teh hangat manis terlalu tersedia untuk saya saat saya menyusui.

Di akhir hari kerjanya, ia mereview apa saja yang sudah terjadi dalam selama ia di rumah, kondisi bayi, kondisi saya. Ia melaporkan kraamzorgdossier dan report yang ia tulis lengkap. Ia juga memberikan petunjuk ke depannya bagi saya, misalnya nanti ada orang dari consulatie bureau datang ke rumah apa yang harus disiapkan. Tidak lupa tips-tips berikutnya yang dianggap penting setelah nanti ia tidak ada.

She was seriously awesome. Kraamzorg was seriously awesome system.

Saya harap semua wanita di dunia bisa merasakan sistem ini, juga semua ibu-ibu di Indonesia (aamiin aamiin). Supaya tidak ada lagi yang namanya ibu baru yang capek dan stres merawat newborn, juga harus menyesuaikan dirinya pasca lahiran. Supaya tidak ada lagi baby blues syndrome apalagi post partum depression. Sebab menurut saya, fase awal setelah melahirkan sangat kruisal. Kalau dari awal sudah terbantu seperti ini, Insya Allah ke depannya sang ibu bisa lebih siap untuk merawat bayi dan menyenangkan dirinya.

Hari terakhir Antoinette bersama kami, I miss her, I miss her help, haha. She is like post-baby fairy-godmother for me.
Runa dikasih sertifikat oleh Antoinette, super kraamhulp, untuk menyenangkan hati Si Kakak.

Seperti motto dari Kraamzorg Het Groene Kruis: Taking care of your baby independently and picking up your daily activities are the goal of maternity care. But enjoying your baby, relaxing, and being pampered is just as important!

Advertisement

8 thoughts on “Cerita Kraamzorg (Maternity Care) di Belanda”

  1. Woww… saya amaze bacanya mba… jdi berandai2 di negara kita ada, kita mesti bayar asuransi berapa yaa…. hehe…
    Dg adanya layanan tersebut ada data gak tentang fakta babyblues atau PPD ? barangkali hal tsb mengurangi tingkat kejadiannya….

    1. Belum nyari sih mbak @tia, kalau layanan kraamzorg bisa mengurangi tingkat babyblues dan PPD, tapi kalau membantu secara pelayanan di awal kelahiran sih pasti, biar ibu gak cape dan terkuras tenaganya di awal2,,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s