Yang ini adalah tausiyah yang diberikan oleh Ustadz Irwan, Ustadz yang menemani rombongan Euromuslim ketika menunaikan haji. Ustadz Irwan dan Ustadz Rolly adalah dua ustadz Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Madinah. Alhamdulillah mereka berdua sudah sangat paham situasi Madinah dan Mekah.
Saya tulis ulang catatan saya di blog, sebagai pengingat kembali bagi saya pribadi, juga supaya bisa bermanfaat untuk yang membaca.
Ba’da subuh, di Masjidil Haram, di lantai paling atas rombongan kami menunaikan salat Subuh berjamaah. Sambil menunggu fajar menyingsing, Ustadz Irwan membuka halaqah kami dengan kalimat: “ibadah haji adalah permulaan membuka lembaran baru”. Saat itu memang prosesi inti haji sudah selesai, dalam seminggu itu kami hanya menunaikan ibadah sunah di Masjidil Haram.
Ibadah haji yang sudah ditunaikan, lalu apa? Bagaimana parameter ibadah haji dterima oleh Allah? bagaimana implikasinya dalan pada keseharian kita selanjutnya? Tentu kita harus selalu mengusahakan agar ibadah yang kita lakukan selanjutnya senantiasa diterima dan ibadah haji tidak tertolak.
- Senantiasa menganggap remeh amalan-amalan yang kita kerjakan. Dalam artian kita tidak merasa ujub dan berbangga diri. Perasaan ini harus ada. Apa jadinya jika kita merasa cukup dengan amalan kita? Ya nanti kita jadi tidak bersemangat untuk melakukan amalan-amalan yang sebelumny selalu dilakukan
- Merasa takut amalan kita tidak diterima. Tapi juga tidak perlu dibesar-besarkan
- Meski merasa takut, tapi bukan berarti kecil hati. Tetap memiliki harapan yang tinggi agar ibadah kita diterima Allah
Rasa harap dan takut harus bersamaan. Simpan pengharapan di sisi kiri dan takut di sisi kanan. Sehingga seimbang. Jika rasa takut lebih besar akan menimbulkan rasa pesimis, namun jika pengharapan lebih besar bisa menumbuhkan rasa malas dan menyepelekan. - Kafaratul istigfar. Memperbanyak istigfar dan emperbanyak zikir
- Memperbanyak amalan soleh. Yang paling diutamakan adalah konsistensi dan istiqomah. Keutamaan dalam istiqomah yaitu saat kita ada uzur atau sakit maka Allah tetap mencatat amal baik kita.
Contohnya: Bilal dengan amalan andalannya yaitu selalu salat sunah setelah wudu. Juga selalu mendirikan salat di antara azan dan iqomah. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu. Bahwasannya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda kepada Bilal selepas shalat Shubuh: “Ceritakan kepadaku satu amalan yang paling engkau andalkan dalam Islam, karena dalam suatu malam aku pernah mendengar suara terompahmu berada di pintu surga”, Bilal berkata : “Setiap aku berwudhu, kapan pun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan shalat dengan wudhu tersebut” (HR. Al Bukhari)