“Actually we also have something to tell you. As we will move to the new house, Runa will also move to the new school.” Perlahan, saya katakan juga kalimat itu pada Rinske, juf (guru) Runa di sekolah. Kebetulan saat itu juga kami sedang ada oudergesprekken reguler, aktivitas “ngobrol-ngobrol” antara guru dan orang tua mengenai perkembangan anaknya di sekolah.
Rinske tampak sedikit terkejut mendengar kata-kata saya. Tapi dia cepat menguasai diri. Dia bilang bahwa dia mengerti bahwa jika jarak rumah baru dan sekolah ini jauh, tentu akan sulit bagi kami bisa menjalaninya. Dia juga bilang, yaa.. sekolah-sekolah di Groningen umumnya kualitasnya gak jauh beda
Rinske agak sedikit berkaca-kaca waktu bilang, dia senang memiliki murid seperti Runa di sekolah. Runa termasuk anak yang penurut dan gak banyak ulah. Dia anak yang sangat cari aman (ini mah tipe emaknya banget).
Saya juga jadi ikutan terharu, “It’s hard for me to move, because i really like the neighborhood, i love the environment, the school, also I really like you!“
Rinske bilang, ia yakin anak-anak akan cepat menyesuaikan diri. Runa akan menemukan teman-teman baru di sana. Meski dia punya teman akrab di kelas, seperti Lena, Fiene, Marijn, dan Aqila, they will be ok. Iya saya ngerti, yang belum oke emang mamaknya, susah banget deh to let it go.
Runa masih akan menghabiskan waktu sebulan lagi sebelum pindah, tapi tentu kami harus sounding-sounding ke Runa jauh dari sebelumnya. Takutnya Runa belum siap dan sedih berpisah dengan sekolah dan kawan-kawan dekatnya. Memang betul, dari awal saya cerita akan pindah, Runa udah defense,kalau dia gak mau pindah sekolah dan pindah rumah. Tapi doktrinasi ke anak itu memang lebih mudah ya, asal kitanya konsisten ngasih tahunya dan juga cerita yang bagus-bagus soal tempat baru.
Hari terakhir Runa di sekolah De Swoaistee juga akan dirayakan, sama seperti merayakan ulang tahun, bedanya saya gak bawa cake. Saya bawa bingkisan kecil berisi pesan pamitan, gantungan kunci angklung (impor dong dari Indo, untung Uti-nya Runa bisa bawain) dan satu buah cokelat. Simpel aja ya. Kenapa angklung? Soalnya itu khas Indonesia banget, dan dulu waktu ada pekan tema Asia di sekolah, Runa sempat bawa angklung-angklung inventarisnya PPIG untuk dikenalkan di sekolah, hehe.

Hari itu, hari Kamis, 26 April 2018. sebelum libur panjang Meivakantie, Saya, Runa, Senja berangkat lebih pagi dari rumah baru ke sekolah Runa. Hari itu adalah hari terakhir Runa di sekolah. Oiya kami sudah pindah rumah duluan di minggu kedua April, sementara Runa masih sekolah di De Swoaistee. Jadi selama dua minggu saya dan suami, yang jadwalnya lebih lowong, bergantian mengantar Runa ke sekolah lama. Naik mobil menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Runa jadi harus bangun lebih pagi.
Saya menenteng satu bingkisan untuk dibagikan di kelas. Ternyata di depan kelas sudah ada tulisan: laatste dag van Runa. Bacanya aja udah ingin bikin saya mewek. Maapkan emak mellow ini. Tapi Runa masih tampak biasa. Denial dan rasa sedih Runa sudah banyak berkurang ketika kami pindah rumah. Ia udah excited aja sejak melihat ada playground besar persis di depan rumah kami.

Acara farewell di kelas Runa berlangsung sederhana, tanpa basa-basi, khas Londo. Di kringetje (lingkaran), Rinske mengumumkan bahwa hari ini hari terakhir Runa di sekolah, ia akan pindah sekolah setelah Meivakantie. Runa diajak ke depan dan berdiri di kursi, sejajar dengan Rinske. Rinske kemudian bertanya ke anak-anak, ada yang mau disampaikan pada Runa? Ternyata banyak yang ngacung. Anak-anak ini memang sweet. Mereka berkata:
“Ik ga je missen” – Saya akan kangen kamu
“Ik vind je erg lief” – Saya rasa kamu sangat baik/manis
“Ik vond het fijn dat je er was” – Saya sangat senang kamu di sini
dan sebagainya.
Rinske pun memberikan kenang-kenangan dari seluruh kelas untuk Runa. Isinya gantungan berisi ucapan-ucapan dari mereka. Bingkisan dari Runa dibagikan setelah pulang sekolah, biar gak dimainin di jam sekolah.
Sayangnya pas Runa pulang sekolah, saya gak jemput, jadi saya gak bisa menangkap momen ketika mereka peluk-pelukan dan say goodbye. Salah satu mamanya teman Runa bilang Rinske moto-motoin kok, kalau ada di portal sekolah, nanti saya kirimin ke kamu.
Kayak ada semacam perasaan nyesnyes tapi juga lega setelah menyelesaikan afscheid nemen di sekolah ini.
Rinske memberikan alamat emailnya, dia bilang, anytime kalau Runa ingin berkunjung ke sekolah dan main-main di kelas, dia sangat welkom, kontak aja saya dulu sebelumnya untuk bikin janji.

Well, finally it is over. We reach the final step and we must say goodbye, whether we like it or not. But for sure, there always an end for the new beginning. For the better future, Insya Allah!
Akhirnya saya bisa terhibur juga dengan quotes andalan Barney, si playboy cap kampak di sitkom How I Met Your Mother. Ia selalu bilang: “New is always better!”