Being Indonesian in the Netherlands, Groningen's Corner, [GJ] – Groningen’s Journal

Oma dan Oma itu


Doe je mee? We maken met zijn alleen tekeningen voor de ouderen uit onze wijk die het verzogings of verpleegtheuis iotten. Zij mogen nu geen bezoek meer ontvangen. Maak een tekening met mooie wens op te schrijven om ze op te vrolijken!”

Begitu isi email singkat dari sekolahnya Runa. Intinya mereka bilang, yuk bikin gambar/kreasi untuk dikirim ke panti jompo di deket lingkungan kita. Karena corona ini mereka gak boleh lagi menerima pengunjung, pasti mereka kesepian kan, kita hibur mereka dengan ngasih gambar karya anak-anak ini, bisa juga ditambah kalimat berisi wish.

Di lingkungan rumah sini ada dua panti jompo, Bernlef dan Blauwbörgje. Memang biasanya dalam beberapa minggu sekali anak-anak berkunjung ke panti jompo tersebut. Kadang anak kelas kecil, mereka bernyanyi dan menari untuk para oma opa. Kan gemesin ya polah anak-anak, mereka jadi terhibur dan merasa senang.

Kondisi sekarang ini tentu bukan cuma anak-anak aja yang ga boleh berkunjung ke sana. Keluarga mereka juga dilarang menemui orang tua di sana. Sebab mereka kan grup orang dengan risiko tinggi kalau sampai kena virusnya. Saya bisa membayangkan betapa sepinya di sana. Biasanya aja udah sepi, apalagi sekarang ini?

Sekolahnya Runa menginisasi pengumpulan drawings ini untuk para oma opa. Jadi tiap hari Jumat mereka menyediakan box di halaman sekolah untuk menampung kertas/kartu ucapan yang akan dikirimkan ke panti jompo tersebut. Runa pun saya encourage untuk ikutan menggambar. Tadinya Runa juga bilang, Runa lagi malas ngegambar, mau bikin-bikin yang lain aja. Tapi saya bilang: Run, pingin gak ngasih sesuatu ke orang? Dia pasti kan senang sekali, Runa perhatian sama mereka. Walaupun cuma gambar juga.. Oma-opa itu pasti kesepian. Runa pun akhirnya menggambar dan memikirkan sesuatu untuk mereka dengan semangat.

Di email minggu berikutnya sekolah mengirimkan foto karya anak-anak yang dipajang diterima dan dipajang di ruang bersama panti jompo.

Yang tadinya mungkin kita merasa sedih sudah lama tidak bertemu orang tua dan nenek-kakek, merasa bersyukur bahwa masih bisa video call, kirim voice, dan foto-foto. Bagaimana dengan oma opa di panti jompo di sana? Pasti lebih terbatas untuk mengontak anak cucunya. Itupun kalau anak-cucunya masih bisa dikontak. Selagi orang tua masih ada, banyak berbuat baik pada mereka. Sebesar apapun kebaikan yang kita perbuat, tidak bisa membalas kebaikan mereka ada kita. Ngobrol, kontak sesering dan sebisa mungkn, jangan sampai menyesal di kemudian hari.

Kotak pengumpulan
Pengumpulan karya di lapangan sekolah

1 thought on “Oma dan Oma itu”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s