Buku ini saya tamatkan kurang dari tiga hari, itu pun karena disela aktivitas lainnya. Kalau dilanjut terus, buku ini bisa selesai dalam sekali duduk, soalnya penasaraannn. Saya sampai lupa kalau baca buku ini lewat layar ponsel, dari aplikasi Gramedia Online. Biasanya saya gak betah baca buku dari ponsel, tapi untuk buku ini sepertinya pengecualian, hehe.
Ketika baca blurp-nya, saya sudah dibikin penasaran aja dengan cerita lengkapnya. Mengapa harus Tante Sasa yang menjaga ponakannya, Velisa, saat Mamanya (nenek ponakannya) naik haji? Apa yang terjadi pada Mamanya Velisa ya? Gimana nih seorang Sasa yang suka hura-hura bisa menjaga anak kecil? Satu-persatu rasa penasaran saya terjawab melalui bab-bab cerita yang disusun dengan apik oleh Thessalivia, penulisnya.
Ide cerita yang tidak biasa
Kisah Sasa mengasuh Velisa ini sangat unik. Bukan cerita mengenai percintaan remaja yang termehek-mehek, bukan drama kisah cinta ala metropolitan Jakarta, bukan juga cerita mengenai rumah tangga biasa. Sasa, seseorang yang memiliki masa lalu cukup sulit, berasal dari keluarga yang tidak lengkap, hubungan kurang harmonis dengan Mamanya, dan sepertinya memiliki inner child yang terbawa hingga dewasa. Ditambah lagi Sasa pernah terlibat dalam hubungan percintaan rumit dengan mantan kekasihnya yang sudah menikah. Sebagai budak korporat Jakarta, Sasa juga sangat disibukkan dengan pekerjaannya dan bosnya yang menuntut. Pokoknya hidup Sasa sendiri sudah complicated.
Tokoh yang bertumbuh sejalan dengan cerita
Semua kerumitan hidup Sasa lalu berubah semenjak ia mengasuh Velisa, anak almarhum Kakak kesayangannya, Kak Vania, yang berusia enam tahun. Ternyata di balik sosoknya yang keras kepala sekaligus rapuh, Sasa masih memiliki kasih sayang besar untuk ponakannya ini. Meski ia sama sekali tidak memiliki ilmu dalam mengasuh anak, tetapi sejalannya waktu, ia belajar dari kesalahan, ia belajar dari pengalaman, dan berusaha memperbaikinya. Ia mencoba membangun hubungan baik dengan Velisa sekaligus ingin memberikan perlindungan pada ponakannya yang sudah tidak memiliki orang tua itu. Sasa bahkan berkembang menjadi pribadi yang lebih dewasa setelah ia tinggal bersama Velisa. Velisa sendiri digambarkan selayaknya anak usia enam tahun pada umumnya, polos, ceria, apa adanya. Namun yang bikin saya jadi terharu adalah membayangkan anak seusia Velisa sangat tegar dalam menghadapi hidupnya. Beruntung Velisa memiliki Tante Sasa dan Neneknya!
Konflik yang diselesaikan dengan natural
Tadinya saya pikir konflik yang Sasa hadapi hanya berputar mengenai mengasuh anak-memperbaiki diri-menata hidupnya. Tetapi ada konflik dari masa lalu yang masih tertinggal, yang merupakan jawaban mengapa Sasa menjadi seperti sekarang. Saya menikmati bagaimana penulis menceritakan dengan apik konflik masa lalu keluarga Sasa dengan flashback yang berselang-seling di bab tertentu. Sampai pada akhirnya ia harus menyelesaikan masalahnya dengan sang mantan pacar beristri, memperbaiki hubungannya dengan Mamanya, dan tentu tetap menjadi Tante Sasa yang paling disayangi Velisa
Plus dan Minus Poin
Hampir di bagian akhir tiap bab ada paragraf penutup mengenai: Pelajaran mengasuh anak hari ke-… . Itu merupakan bagian menarik dari buku ini. Untuk yang sudah memiliki anak langsung bisa mengamini poin tersebut, dan bagi yang belum pernah mengasuh/memiliki anak, catatan tersebut bisa menjadi tips penting untuk ke depannya. Sedikit kritik mungkin mengenai bagian akhir dari cerita. Saya merasa konsolidasi antara Sasa dan Mamanya terjadi agak cepat. Saya masih ingin merasakan eksplorasi lebih jauh mengenai hubungan mereka berdua yang “unik” ini. Ini pendapat pribadi aja sih, haha.. Mungkin karena saya juga pernah mengalami naik turun dalam hubungan saya dengan orang tua. Jadi saya pikir dari bertahun-tahun apa yang dialami Sasa, setidaknya sebuah keselarasan dengan ibunya dibutuhkan dalam beberapa tahap. Tapi kalau dilanjutkan memang akan jadi terlalu panjang sih. Anyway, konflik utama tetap pada Velisa juga.
Akhir kata, sukses untuk Teh Tessa atas bukunya! Semoga bisa terbit fisik juga, aamiin. Ditunggu karya-karya berikutnya.
Wuaa, review pertama yg nyebut inner child, dan seneng bgd pesen2 yg aku pengen sampein bisa nyampee 😍😍 makasi banyaak yaa teehh udah baca n sampe review di blog..
Tntng Sasa dan Mamanya, memang ada bbrapa yg bilang penyelesaiannya terlalu cepat. Harusnya butuh proses lbh lg yaa.. makassii banyak masukannya ya teh 💖💖
Iya Teeh sama-sama… ceritanya emang bagus, semoga bisa naik cetak ya Teh, aamiin. Suksess terus Teh…