Walaupun sudah sering saya sharing tentang ini baik di post IG, live IG, sesi kuliah whatsapp, dll, gak apa-apa yaa saya tulis lagi. Soalnya pertanyaan mengenai membaca ini juga terus-menerus muncul.
Ada yang namanya nilai PISA atau Programme for International Student Assessment dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yaitu penilaian untuk mengevaluasi sistem pendidikan suatu negara dengan mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam sains, matematika, dan membaca. Skor PISA Belanda di tahun 2018 untuk reading literacy mencapai 485 poin dari rata-rata 487 poin dalam negara-negara OECD. Sebuah skor yang cukup tinggi.
Apa yang bisa membuat reading literacy anak-anak Belanda memiliki skor yang tinggi? Kalau saya perhatikan, hal ini datang dengan cara menstimulus anak sejak dini untuk menyukai dunia literasi, di antaranya:
- Anak diajak mencintai buku
- Fasilitas, sarana dan prasarana yang niat dari pemerintah
- Melibatkan orang tua dan komunitas dalam menumbuhkan kecintaan pada dunia literasi
Gimana caranya membuat anak mencintai buku? Stimulasi membaca pada anak bukan cara dengan anak HARUS bisa membaca sedini mungkin. Tetapi bagaimana anak bisa menikmati waktunya bersama buku, membaca adalah kegiatan yang fun. Saya akan sharing beberapa kegiatan atau fasilitas pendukung yang dirancang oleh sekolah, komunitas, ataupun pemerintah dalam hal ini.
Boek Start
Saya masih ingat ketika anak kedua kami, Senja, yang lahir di Belanda, menginjak usia tiga bulan, kami medapatkan surat khusus yang menyatakan sang bayi sudah dapat mendaftarkan diri ke perpustakaan sebagai anggota. Rasanya spesial sekali mendapatkan surat yang dikirimkan oleh pemerintah kota bekerja sama dengan posyandu. Ada voucher di dalam surat tersebut untuk dibawa ke bibliotheek (perpustakaan) dan ditukarkan dengan kartu anggota beserta Boek Start, yaitu berupa seperangkat koper kecil berisi buku untuk bayi. Keanggotaan perpustakaan pun gratis sampai anak berusia 18 tahun. Tidak lupa beserta paket tersebut juga ada petunjuk bagi orang tua untuk menikmati aktivitas membaca bersama anak.

Fasilitas perpustakaan yang lengkap dan ramah anak
Perpustakaan (biblootheek) yang menurut anggapan banyak orang erat dengan suasana yang membosankan pun dijadikan tempat yang menarik untuk anak. Ada spot khusus membaca yang nyaman baik bagi anak maupun bagi orang tua yang ingin membacakan buku untuk anak. Koleksi bukunya pun lengkap dan menarik mulai untuk anak bayi sampai usia remaja. Perpustakaan dan buku didaulat untuk menjadi sahabat bagi anak dari sejak kecil. Jadilah, sampai saat ini, mengunjungi perpustakaan adalah salah satu bentuk rekreasi untuk Runa dan Senja. Bibliotheek ini juga ada di setiap distrik/neighbourhood, mudah untuk menjangkaunya.



Program 10 menit membaca sebelum masuk kelas
Pukul 08.30 adalah waktu saat proses belajar-mengajar di sekolah di mulai. Tetapi anak-anak dianjurkan untuk datang 10-15 menit sebelumnya untuk membaca buku terlebih dahulu bersama orang tuanya. Di grup 1-2, biasanya disediakan buku-buku di kelas untuk dibaca bersama mama dan papa. Anak biasanya dipangku di kursinya, sambil dibacakan. Di grup 3, anak-anak baru belajar “serius” membaca. Sudah ada buku yang bisa dibaca sesuai dengan level AVI-nya (Analyse van Individualiseringsvormen, tingkatan membaca anak). Setiap anak juga diberi satu folder yang berisi kertas daftar buku bacaan yang disediakan oleh sekolah. Jika buku tersebut sudah selesai dibaca, maka anak boleh menyilang buku tersebut dari daftar. Begitu seterusnya setiap hari, sampai buku-buku habis dibaca. Namun, persediaan buku tidak pernah habis. Jika daftar buku di lembar tersebut sudah habis tersilang, maka guru anak menyediakan lagi daftar buku-buku cerita berikutnya dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.


Kinderboekenweek (pekan buku anak nasional)
Ini adalah salah satu event yang paling saya tunggu-tunggu setiap tahunnya. Vibes-nya tuh dapet banget. Saya jadi merasa seru aja gitu, ada perayaan mengenai buku! Seriusan pula. Jadi biasanya di pekan pertama sampai kedua bulan Oktober (selama 10 hari), pemerintah mengadakan program kinderboekenweek untuk seluruuuh kota di Belanda. Pelaksanannya gimana, disearahkan kepada otoritas kota masing-masing, dan juga sekolah masing-masing. Selalu ada tema di Kinderboekenweek. Dan serunya suka ada theme song-nya gitu. Misal tahun ini temanya adalah Gi-Ga-Groen atau mengenai menjaga lingkungan. Segala sesuatu mengenai green world, flora-fauna, kelestarian alam, dll.
Asyiknya lagi suka ada kegiatan di perpustakaan-perpustakaan setempat. Mereka bikin acara seru-seruan, gratis pula. Gak cuma tentang baca buku aja. Tapi juga ada kuis berhadiah, menggambar dan mewarnai, kerajinan tangan, melukis wajah, workshop merawat tanaman, membuat pupuk, mengolah sampah, sampai workshop memasak makanan sehat.


National Voorleesdagen (Hari Membaca Nasional)
Setiap akhir Januari sampai Februari di Belanda diadakan Pekan Membaca Nasional atau disebut dengan National Voorleesdagen. Program khusus ini berlangsung 10 hari. Awalnya saya pun tidak menyadari adanya program ini, sampai saya menerima email dari sekolah Runa yang memberitahukan mengenai National Voorleesdagen ini. Selain itu, mereka juga menyempaikan judul-judul buku pilihan untuk anak, top ten prentenboek, serta buku yang terpilih sebagai Prentenboek van het Jaar. Buku terpilih ini akan dibacakan di sekolah serta menjadi tema untuk kegiatan Membaca Nasional.
Tak ketinggalan, National voorleesdagen ini juga disemarakkan dengan kegiatan Voorleesontbijt atau reading breakfast. Jadi pada pagi hari, di beberapa tempat, diadakan acara membaca bersama sambil menikmati sarapan pagi berupa roti dengan teh atau kopi hangat. Taman kanak-kanak, sekolah, perpustakaan, posyandu, kantor kecamatan, toko buku, bahkan di pusat pertokoan beramai-ramai mengadakan acara ini. Semua orang boleh datang dan ikut merasakan mengikuti kegiatan ini, termasuk di sekolah Runa. Orang tua boleh datang untuk menikmati sarapan dan menyertai anak-anak membaca.
Widih panjang uga yah. Segitu dulu. Nanti sambung lagi Insya Allah.
1 thought on “Yang Menarik dari Pendidikan Anak di Belanda – mengenai stimulus membaca”