Kali ini saya mau sharing sedikit mengenai apa-apa yang perlu ibu-ibu ketahui mengenai fasilitas kesehatan anak yang disediakan oleh pemerintah Belanda. Buat ibu-ibu kan kesehatan anak pasti yang paling penting ya. Tapi pas baru awal-awal tinggal di Belanda pasti rasanya bingung, ini apa yang harus diurus? dari mana mulainya? harus mengontak siapa?
Sama sih saya dulu juga awalnya bingung, kenapa ada ini itu? Kayak ribet banyak yang diurus dan harus pergi ke yang namanya consultatie bureau, harus cek ke sini, buat janji ke sana, dan lain-lain. Tapi lama-lama ternyata sistem di Belanda yang satu pintu dan apa-apa serba terjadwal malah memudahkan lho.
1. Asuransi anak gratis
Asuransi di Belanda itu hukumnya wajib (kata pemerintah), jadi tidak ada yang bisa mengelak untuk membayar kewajiban ini. Bisa aja ga mau ikutan bayar, tapi nanti kalau tiba-tiba membutuhkan layanan kesehatan, bisa jadi ditolak atau harus bayar dengan biaya besar. Kisaran asuransi per orang bervariasi tergantung paket dan jenis asuransi. Bisa dari 50an euro (biasanya oaket hemat student), sampai 100an euro. Plus jika nambah untuk gigi atau kehamilan bisa upgrade paket. Nah untuk anak, asuransi ini gratis, tapi harus tetap didaftarkan di salah satu asuransi orang tuanya. “Ngikut” gitu istilahnya. Nanti anak tetap punya kartu dan nomor asuransi sendiri. Untuk pelayanan kesehatan ke dokter, obat, emergency, rawat jalan, rawat inap, sudah ditanggung asuransi tadi.
2. Pelayanan kesehatan gigi anak gratis
Cek gigi rutin tiap 6 bulan sekali sangat dianjurkan. Walaupun tidak ada panggilan khusus dari klinik gigi/rs/posyandu, tapi lebih baik kita yang mencari sendiri layanannya. Jadi daftarkan anak ke klinik gigi tertentu, lalu tinggal buat janji deh. Oiya dengan catatan udah punya asuransi tadi ya. Kalau udah cek gigi baru nanti diputuskan apa butuh penanganan lebih lanjut atau tidak. Misal anak teman saya ada yang gigi (susu) memang agak bermasalah, roges, bolong-bolong, dll. Itu lumayan juga perlu beberapa kali tindakan. Ya dicabut, ditambal, dsb. Semuanya gratiss.
3. Pelayanan Consultatie Bureau (Posyandu) di tiap wijk (distrik/kelurahan) gratis
Conslutatie Bureau ini semacam Posyandu yang tugasnya memantau perkembangan, perkembangan dan kesehatan anak dari usia 0 sampai 4 tahun. Pemeriksaan tumbuh kembang anak, vaksin, cek pendengaran, cek mata semuanya dilakukan di sini. Jadwal untuk cek ini biasanya sudah terjadwal. Kita suka dikirimin surat pengingat juga. Ketika ke sana untuk cek, nanti setelahnya bikin janji baru untuk cek berikutnya. Ada buku khusus untuk mencatat tumbuh kembang anak ini juga.
Ketika usia 4 tahun, anak dicek kesehatan matanya, dengan tes mata minus (yang pake gambar-gambar it lo, trus anaknya duduk sekitar 2 meter-an dan ditanya papan gambarnya ini apa itu apa). Kalau misal dari tes sederhana tsb anak kesulitan melihat, nanti dites ulang beberapa pekan setelahnya. Jika hasilnya masih sama, nanti anak dirujuk ke klinik mata untuk cek detail minusnya/problem lain. Sampai diproses apa butuh kacamata atau tidak.
Sebagian tentang consultatie bureau pernah saya ulas sebagian di sini
4. Harus agak “ngotot” kalau soal anak
Sebenarnya secara general pelayanan tingkat pertama di Belanda okelah. Tapiiii.. yang kadang suka bikin keki adalah, orang Belanda ini suka terlalu santai! Mungkin santai mengarah ke tenang dan rasional kali ya. Jadi profesional kesehatan di sini itu sangat prosedural. Misal tahapan untuk tindakan itu ya sesuai prosedur, harus A lalu B, lalu C, dst. Beda banget sama di Indo yang banyak jalan pintasnya (apalagi kalau punya duit dan ordal mah). Di Belanda, semua orang dilayani sama, ga ada yang terlalu dilayani mevvah atau yang gak terlayani, mau orang berada atau miskin. Mereka akan melakukan tindakan sesuai kebutuhan. Cuma agak susah diterapkan ke orang Indonesia (yang tinggal di sini) yang sifatnya nrimo dan gak enakan.
Misal ketika nelpon emergency, kita kan berharap si orang emergency akan langsung mempersilakan kita untuk datang ke UGD atau kalau parah ya kirim ambulan. Tapi mereka akan tanya detail, apakah kita benar-benar butuh layanan tsb? Ya, kita ditanya-tanya gitu malah suka ‘keder’ dan bilang ‘iya-iya’ aja. Disuruh observasi dua jam dulu, baru kalau menggawat nanti telepon lagi. Ya mana bisaa bahlul?! Saran saya, kita yang tahu kondisi kita (khususnya kalau menyangkut anak ya, harus agak lebay biar kita dapat atensi untuk dilayani). Misal kita panik, kondisi sakit, bilang aja skala paling tinggi (9 dar 10 misalnya) dari kondisi tsb. Jadi bisa langsung dapat pelayanan.
Saya bisa mengerti sih kenapa mereka seperti itu: 1. Efisiensi dan efektivitas. Mereka benar-benar mengukur dari tingkat kepentingan dan keparahan sesuai prosedur; 2. Orang Londo itu rasional. Cumaaa.. kalau diterapkan ke pasien Indonesia agak gak cocok. Pertama, kita manutan aja kalo dibilang nunggu. Kedua, harus diakui fisik kita itu gak “sekuat” orang Londo, mo gimana juga start nutrisi dan genetik udah beda. Orang Londo emang gennya ya kek batu kuat-kuat, tangan patah aja masih bisa cengengesan. Mereka biasa hidup keras karena tuntutan alam. Kita mah badannya ringkih kebanyakan makan pecin ama kelebihan gula alias asupan nutrisi kurang baik. Jadi yaa.. kalau mereka tanya: ini gak papa? Bilang: “it’s not okay, harus segera ditangani.” Urusan belakangan ternyata gak papa, ya udah, yang penting kita tenang dulu, ya gak?
Saya belajar soal ini. Apalagi soal kesehatan diri dan anak. Harus ngotot!
Hmm sekian duluu.. nanti kalau ada insight baru saya tambah lagi. Doei!