Berhaji dari Belanda, Catatan Haji 1437 Hijriyah

Parameter Diterimanya Ibadah Haji

Yang ini adalah tausiyah yang diberikan oleh Ustadz Irwan, Ustadz yang menemani rombongan Euromuslim ketika menunaikan haji. Ustadz Irwan dan Ustadz Rolly adalah dua ustadz Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Madinah. Alhamdulillah mereka berdua sudah sangat paham situasi Madinah dan Mekah.

Saya tulis ulang catatan saya di blog, sebagai pengingat kembali bagi saya pribadi, juga supaya bisa bermanfaat untuk yang membaca.

Ba’da subuh, di Masjidil Haram, di lantai paling atas rombongan kami menunaikan salat Subuh berjamaah. Sambil menunggu fajar menyingsing, Ustadz Irwan membuka halaqah kami dengan kalimat: “ibadah haji adalah permulaan membuka lembaran baru”. Saat itu memang prosesi inti haji sudah selesai, dalam seminggu itu kami hanya menunaikan ibadah sunah di Masjidil Haram.

Ibadah haji yang sudah ditunaikan, lalu apa? Bagaimana parameter ibadah haji dterima oleh Allah? bagaimana implikasinya dalan pada keseharian kita selanjutnya? Tentu kita harus selalu mengusahakan agar ibadah yang kita lakukan selanjutnya senantiasa diterima dan ibadah haji tidak tertolak. Continue reading “Parameter Diterimanya Ibadah Haji”

Berhaji dari Belanda

Melanjutkan Catatan Haji

Salahnya kalau menunda-nunda suatu pekerjaan, malah akhirnya gak jadi-jadi. Tadinya saya mau menuliskan secara lengkap seluruh catatan haji dari Belanda 1437 Hijriyah, tahun 2016 silam di blog.

Sebab:

  1. Tentu untuk reminder saya sendiri
  2. Untuk memudahkan rekan-rekan yang ingin berhaji dari Belanda

Awalnya saya cukup rutin menulisnya, sampai akhirnya beberapa tulisan tertunda. Lama-lama saya malas memulainya lagi. Dan sekarang sudah mau dua tahun menuju Haji 2018.

Alhamdulillah tahun 2017 kemarin, jumlah jamaah haji (orang Indonesia) dari Belanda semakin meningkat. Beberapa sahabat saya pun sudah menunaikannya, dengan segala perjuangannya. Ada yang menitipkan anaknya pada orang tua di Indonesia, seperti saya dulu. Ada yang membawa orang tua, adik, atau tantenya ke sini untuk mengasuh anaknya. Dan macam-macam kisahnya, Masya Allah.

Tahun 2018 ini, Masya Allah calon jamaah haji dari Belanda semakin banyak. Mungkin setelah mengetahui  dan mendengar cerita dari rekan-rekan yang sudah menunaikan haji sebelumnya, orang-orang makin yakin bahwa menunaikan haji dari Belanda itu sangat mungkin dan Insya Allah mudah, mengapa?

  1. Tidak perlu mengantri
  2. Biaya yang dikeluarkan hampir setara dengan biaya haji regular (ONH) Indonesia
  3. Waktu yang dihabiskan saat menunaikan haji tidak selama jika berangkat di Indonesia. Maksimal 3 minggu waktu yang harus disediakan. Cukup dong dengan mengambil cuti dari kerja
  4. Jarak dari Belanda ke Arab Saudi lebih dekat
  5. Proses pengurusan tidak terlalu ribet

Paling yang menjadi concern utama (terutama bagi yang sudah berkeluarga) adalah urusan anak. Apakah anak mau dibawa, ditinggal, atau mengangkut keluarga dari Indonesia untuk membantu menjaga anak? Urusan perlengkapan dan persiapan haji Insya Allah tidak sulit.

Tahun ini banyak rekan saya yang berniat haji, dengan segala lika-likunya. Mendengarnya saja saya jadi terharu. Ada yang ingin membawa bayi ke tanah suci, ada yang ingin membawa dua anaknya juga, ada yang harus mengimpor orang tua dan mertuanya ke sini, ada yang di injury time baru merasa bisa berangkat sebab ternyata ada rezeki berlebih, lalu berpikir kapan lagi momennya? Masya Allah. Semoga dimudahkan, semoga dikuatkan, semoga ada jalannya, aamiin.

Ada rekan-rekan yang bertanya bagaimana pengalaman saya dan suami dulu. Itulah lemahnya manusia yang mudah lupa, kadang saya lupa bagaimana urutan kejadian di sana dan prosesi lengkapnya. Itulah juga kekurangan saya yang lebih bisa bercerita detail melalui tulisan daripada melalui lisan. Untung dulu saya mencatat singkat di notes hape kejadian setiap hari selama di tanah suci, hanya poin-poin saja, harus diurai dulu nih.

Nah dari situlah, tolong doakan saya pembaca yang budiman, untuk bisa melanjutkan catatan perjalanan haji ini, sebelum bulan Zulhijah datang. Agar bisa dibaca dan bermanfaat bagi yang ingin melaksanakan haji dari Belanda.

Berhaji dari Belanda, Catatan Haji 1437 Hijriyah

Berhaji dari Belanda, Kenapa Tidak?

Fajar dan Monik pergi haji dari Belanda pakai paspor apa?” Begitu pertanyaan yang terlontar dari Ibu di beberapa minggu sebelum kami berangkat haji.

Ya, pakai paspor Indonesia, Bu. Kita belom ganti kewarganegaraan kok, hehe..” Canda suami menjawab pertanyaan ibu.

Belakangan saya baru sadar, oh Ibu bertanya seperti itu bukan tanpa sebab. Ternyata ada kasus bahwa sekian ratus jemaah haji asal Indonesia berangkat dari Filipina, menggunakan paspor palsu. Apakah mereka ditipu oleh agen atau memang mereka mengambil risiko berangkat dengan “mengambil” kuota Filipina saya juga tidak membaca beritanya lebih lanjut. Yang pasti mereka dijanjikan untuk berangkat haji pada tahun itu juga setelah mendaftar melalui agen tersebut.

Mungkin Ibu saya agak cemas, apakah kami menggunakan “jalan pintas” untuk berangkat haji. Lha iya, kok bisa berangkat haji di tahun itu juga, padahal kami baru mendaftar sebelum bulan Ramadhan, sekitar tiga bulan sebelumnya. Di Indonesia saja jika ingin berangkat haji tahun depan, paling kurang tahun ini harus mendaftar, itupun dengan biaya yang cukup mahal, ikut ONH plus plus plus. Continue reading “Berhaji dari Belanda, Kenapa Tidak?”