Tulisan ini murni curhat aja
Saat hari Senin sudah di depan mata, saya suka menghela napas panjang. Mulai lagi nih pekan ini. Ingin rasanya memperpanjang weekend, tapi tentu saja tidak mungkin. Senin adalah waktunya kembali memulai rutinitas, bakbukbakbuk untuk mengerjakan semua amanah, tugas, to-do-list di depan mata. Biasanya saya mulai bernapas sedikit di hari Rabu. Hari Rabu tidak ada jadwal daycare untuk Senja. Jadi biasanya saya bermain dengan Senja sepuasnya. Siang hari baru saya colongan buka email, saat suami sedang istirahat siang. Oiya, Runa sekolah sampai pukul 14.00, dan dia gak harus ditemani terus. Biasanya habis makan siang, dia akan sibuk sendiri, entah baca buku atau main di kamarnya. Jadi hari-hari biasa, Runa gak terlalu banyak menyita perhatian lagi.
Lanjut di hari Rabu tadi, kalau ada tugas penting untuk diselesaikan Kamis atau Jumat, Rabu malam saya paksakan untuk kembali menatap layar laptop. Hari Kamis adalah hari paling “dinanti” sepanjang pekan. Sebab di hari itu adalah jadwal meeting rutin saya dan supervisor. Saya sudah harus siap dengan segala bahan diskusi, jangan sampai meleng. Biasanya bahan meeting sudah saya kirimkan beberapa hari sebelumnya. Jumat pekan sebelumnya (kalau rajin), Senin, atau Selasa di pekan yang sama.
Kamis, pukul 11.00, ketika meeting sudah usai, rasanya setengah dari beban di pundak saya terangkat. Lalu saya cenderung sedikit bersantai, bisa sambil menyimak kajian tafsir Ustadz Hartanto Saryono via zoom. Sambil mengerjakan tugas yang ada. Lalu mulai deh buka-buka godaan baca blog, sosmed, twitter, hehe, sampai jam makan siang. Setelahnya baru nyadar, ya ampun tadi udah buang-buang waktu, harusnya bisa lebih efektif kerjanya. Langsung buru-buru bikin to-do-list baru biar lega dan gak merasa bersalah. Jumat tuh hari random, kalau saya lagi gak ada kerjaan yang mepet, biasanya saya loss aja tu seharian. Senja juga gak ke daycare. Jadi saya puas-puasin main sama Senja, buka email juga enggak. Tapi kadang Jumat suka ada jadwal meeting, di jam-jam tertentu, jadi saya minta suami atau adik saya megangin Senja selama 2 jam-an.
Saya pernah bilang sama Suami, Ini kayaknya saya semingguan itu, hidup untuk melewati hari Kamis. Kalau Kamis sudah terlewati, rasanya lega.
Sebenarnya gak selebay itu juga sih. Bisa jadi karena meeting sama supervisor yang membuat hari itu jadi terasa penting. Bisa jadi juga karena Kamis itu sudah mendekati weekend. Tapi tak apa, bismillah, diniatkan ibadah. Kalau gak punya kesibukan nanti bingung lagi. Terus kapan dong kita boleh bersantai? Kan urusan kerjaan itu gak kelar-kelar, urusan dunia juga terus berputar, sampai pada akhirnya ada waktu finish masing-masing.
Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu, nikmat sehat dan waktu luang (HR Bukhari). Sedang sehat, tapi tidak punya waktu luang karena sibuk dengan urusan dunia. Kalau sedang punya waktu lowong, malah kondisi sedang tidak sehat. Sedangkan ketika punya keduanya, manusia malah dihinggapi rasa malas. Itulah manusia yang tertipu.
Makanya santai-santainya tetap harus yang bermanfaat dong yah. Gimana sih santai-santai yang bermanfaat? Kalau buat saya:
- Nulis
- Baca buku
- Baca blog/web yang bermanfaat
- Nonton youtube/denger podcast kajian ustadz
- Bikin konten untuk post IG (jatohnya nulis juga maksudnya sih)
- Masak-masak, bikin kue
Maunya sih nonton K-drama, menggoda banget. Tapi aku kapok. Gara-gara banyak yang bilang Reply 1988 seru jadi we aku nonton di Netflix. Daaan.. benar seru dan tak bisa berhenti. Akhirnya malah kebanyakan nontonnya, begadang demi memuaskan dahaga penasaran, besok paginya bangun malah gak fit, migren karena kurang tidur, kerjaan pun tak beres. Kapok udah. Saya stop dulu nonton yang bikin candu gitu. Nanti aja kalau beneran emang libur panjang.
Gimana santai-santai yang bermanfaat menurut kamu?