Only a Story, Random Things

Obrolan Konyol tentang Pendidikan Runa

Suatu kali saya dan suami terlibat obrolan serius, biasanya banyak becandaan soalnya.

Pembicaraan dimulai dari fenomena pelajar Indonesia di Groningen yang jumlahnya meningkat drastis. Gak cuma yang berbekal beasiswa, tapi juga yang mendapat kucuran dana dari ABF (Ayah Bunda Foundation) alias biaya sendiri. Saya merasakan ternyata orang Indonesia tu sebenernya banyak ya yang kaya, banyak banget yang kuliah di sini pake biaya sendiri, ga cuma yang kuliah S2, yang S1 juga banyaak. Contohnya anak UI yang bisnis itu (katanya) seangkatan sekolah semua di LN, double degree. Biayanya pasti aduhai..

Terus saya tanya sama suami: “Yah kalo nih ya, kalo.. misalnya kita tu orang kayaaa banget, banyak duit, yang duitnya ga berkurang kalo dipake nyekolahin anak ke LN, ayah mau ga Runa disekolahin di LN? Untuk S1 lho ya..” Continue reading “Obrolan Konyol tentang Pendidikan Runa”

Informatie, tips & trucs, Just Learning

Tentang Seleksi Beasiswa LPDP

Setelah mengulas mengenai lanjut kuliah S2 di Belanda dan jurusan Medical Pharmaceutical Sciences yg saya ambil, tidak lengkap rasanya tanpa mengulas beasiswa yang saya dapat, tidak lain dan tidak bukan adalah LPDP. Mungkin sudah banyak yg mengulas tentang ndaftar LPDP, mangkanya saya juga asalnya gamau nulis, krn referensi dari blog lain sudah cukup banyak dan lengkaaap.

Tapi beberapa temen yang mulai mencoba apply LPDP akhirnya ngontak dan nanya-nanya saya gimana prosesnya, terutama untuk interview/wawancara, yang katanya menentukan banget untuk kelulusan. Saya LPDP PK12, yang seleksinya itu awal tahun 2014. Dan sekarang angkatan PK LPDP sudah mencapai 32, (apa 34 ya?), dan pastinya banyak yang berkembang sampai sekarang, LPDP pun makin ketat seleksinya, makin kreatif program PKnya, dan makin terorganisir untuk administrasinya. Jadi saya hanya menceritakan sejauh yang saya alami saja, sambil berbagi pengalaman. Continue reading “Tentang Seleksi Beasiswa LPDP”

Info for Motion, Informatie, tips & trucs, Mom's School stuff

Monik lagi S2 di Belanda? Boleh Nanya-nanya ga?

Boleh bangeeeet.

Ini bukannya saya sok-sokan eksis ada yang nanya-nanya segala. Tapi memang beberapa orang teman nanya ke saya, bagaimana saya akhirnya bisa S2? beasiswanya apa? persiapannya apa? dan lain-lain. Saya seneng kok kalau bisa ikut bantu jawab pertanyaan temen-temen yang penasaran gimana caranya S2 di luar negeri dengan beasiswa. Saya juga soalnya dulu suka nanya-nanya, dan saya bersyukur kalau tiap saya nanya, orang merespon dengan hangat dan sabar. Jadiiii.. yaa apa salahnya saya rangkum jawaban saya di sini. Nanti kalo ada yang nanya, saya bisa langsung share link, dan kalo ada yang bingung bisa nanya lagi.

Monik sekarang S2, kok bisa??

Hahaha.. heran gitu ya? Kayak kok aku ga meyakinkan buat bisa lanjut S2 *becandaaa*. Iya, Alhamdulillah, Monik S2, bisa.. dengan pertolongan Allah, hehe..

Monik S2 jurusan apa, di mana?

Monik ambil jurusan farmasi juga, tepatnya MSc. Medical Pharmaceutical Science, di University of Groningen (Rijkuniversitet Groningen/RuG), Belanda. Nih kalau mau tau apa aja fakultas dan jurusan yang tersedia di RuG http://www.rug.nl/masters/by-faculty

Gimana bisa nemu jurusan dan universitas yang cocok sama kita?

Kalau untuk master, mau ga mau kita emang harus banyak cari informasi sendiri, bisa lewat education fair, googling, dan liat web universitasnya. Emang butuh effort untuk memilah-milah mana universitas mana yang jurusannya ada dan sesuai dengan minat dan background kita. Lalu juga memilah-milah negara mana yang kira-kira cocok untuk kita. Filter sebanyak-banyaknya opsi yang diinginkan, jangan cuma mentok sama satu pilihan aja. Saya pilih Belanda dan RuG sebenarnya karena beberapa faktor: Continue reading “Monik lagi S2 di Belanda? Boleh Nanya-nanya ga?”

Journey, Just Learning, Life is Beautiful

7 Days, Last Forever

Hampir sebulan yang lalu, saya menjalani sebuah pelatihan yang diadakan oleh salah satu badan pemberi beasiswa. 7 Hari lamanya, dibilang kerasa lama soalnya saya harus ninggalin Runa selama itu (untuk pertama kalinya jauh dari anak sampai seminggu) dibilang kerasa sebentar karena kaya ga tidur selama 7 hari itu (lebay sih, ada tidurnya juga sebenernya).

Jadi selama 7 hari dari tgl 11-17 Mei 2014 ini Monik menjalani hal baru, hal yang bener-bener baru. Ok, I admit, at first I thought this training was just an ordinary training, just a kind of debriefing or something.. and maybe I didn’t well prepared for those assignments and activities. It turned out I was wrong.. The training was really really terrific!

Saya merasa seperti “dibangunkan” dari tidur nyenyak saya selama ini. Menurut saya panitia berhasil membentuk pelatihan ini sedemikan rupa hingga mengena pada saya. Mungkin ada beberapa sisi yang berlebihan, ada yang terasa tidak nyaman, tapi ya itu proses. Terlepas dari “setting”an kegiatan ini yang penuh bumbu, saya bertemu dengan orang-orang hebat yang berhasil mencuci otak saya. Mungkin terlihat seperti omong kosong kalau saya bilang ini menumbuhkan pada diri saya rasa nasionalisme, integritas, dan rasa ingin bermanfaat bagi orang lain bahkan bangsa ini. Ah waeee pisan deh bahasan mengenai nasionalisme, integritas, dan semacamnya.. You can say it, But it’s true.. indeed.

Continue reading “7 Days, Last Forever”

Journey, Just Learning, Life is Beautiful

Selalu Ada Jawaban

Pernah ga mengalami hal kayak gini: Keseeeel banget sama suatu kondisi yang terjadi sama kita dan bahkan cenderung kurang bisa menerima kondisi tersebut, tapi kemudian ketika hati sudah mulai melunak dan menerima, eh muncul banyak sisi baik dari kondisi tersebut.

That happened to me during this 3 months. 3 months with many unexpected changes, which I really really HATE IT at the first time,  then still denied it for the next following days and months, but then I realized that actually everything was not too bad, even I got a kind of ‘break’ from this situation.

Singkat cerita, selama bulan Januari-April ini saya dan keluarga mengalami beberapa perubahan kondisi dan detour, di Bekasi-Bandung-Duri. Di saat saya dan keluarga lagi nyaman-nyamannya nih dengan kondisi saat itu, eh jengjeng ada yang harus berubah. Di apartmen bertiga, ga pake bibik ga masalah. Runa walaupun lagi lasak tapi saya udah mulai kebiasa, olshop lagi lancar, punya geng sosialita di apartmen, lagi mulai mo ngisi rumah yang di komplek dan rencana pindah ke sana. Everything was going well.

Tiba-tiba nih, kita (harus) mengalami pergeseran dari zona nyaman kita ini. Ini yang sebenernya bikin saya empet selama hampir 2-3 bulanan ini. Panjaaaaang deh mo diceritain, bisa-bisa esmosi deh aing (tuh kan). Waktu itu saya pikir sebenernya kami masih bisa punya pilihan untuk menolak “hal itu” tapi dikarenakan “oknum-oknum” yang menyebalkan jadi semuanya kaya ketimpaan ke saya dan Runa tentunya. Si Ayah jadi “kambing hitam” untuk jadi engineer yang ditransfer ke Duri, padahal aslinya bukan dia yang harusnya ke sana, sekali lagi karena perbuatan si “oknum” tersebut jadilah sudah.. Saya pengen nolak ya gimana ga punya kuasa, mo nurut ya jadi sakit hati.. Apalagi waktu itu si Ayah sampai melewatkan momen ultah pertamanya Runa.

Continue reading “Selalu Ada Jawaban”