Beberapa minggu ini ada hal yang menyentil saya untuk kembali menuliskan mengenai topik ini. Setelah sebelumnya pernah saya ceritakan secara singkat di sini. Dua tahun lebih menetap di Belanda membuat saya semakin banyak disiplin dan latihan mengatur jadwal dan waktu. Terutama jika berhubungan dengan orang lain atau kegiatan yang melibatkan orang lain di dalamnya. Tidak hanya dengan Dutch people juga dengan bangsa sendiri.
Saya dan suami pernah mengalami pengalaman yang agak menggelitik dalam scheduling dengan Dutch ini. Mungkin saya dan suami yang agak sensi, atau memang anggapan Dutch pada Non EU atau Non Dutch atau bahkan pada muslim (saya berjilbab) yang agak meng-underestimate (Mudah-mudahan saja bukan karena alasan ini). Sepengalaman saya sih Dutch itu toleran dan cenderung tidak rasis dan membeda-bedakan. Mungkin saja Kami kurang beruntung bertemu Dutch yang kurang begitu respek. Continue reading “Me VS Dutch: Scheduling Agenda Appointments (part 2)”