Cerita Runa

Cerita Cacar Runa

Baru-baru ini Runa kena cacar, kira-kira awal Juni ini. Alhamdulillah sekarang udah sehat. Alhamdulillah sakitnya gak lama-lama. Demamnya dan rewelnya 3 hari. Walaupun masih ada cacarnya di hari ke-4 Runa udah aktif seperti biasa. Bekas cacarnya kering dalam seminggu. Banyak hikmah yang bisa diambil dalam kejadian cacarnya Runa ini.

Kalo orang bilang: Lhoo.. ternyata di Belanda ada cacar juga toh? Ehh jangan salah.. Ini justru cacar berantai di Groningen. Yang mulai penularannya dari Desember tahun lalu. Yang satu sembuh terus 3 minggu kemudian ada anak lain jadi korban. Jadi sejarah mata rantainya begini: Kakak Dita kena cacar, setelah sembuh nular ke Kakak Qiya, lalu kakak Qiya nularin ke Keia. Keia jalan-jalan ke Maastricht, nularin ke Daanish. Waktu ada acara Maastrich cup, anak-anak pada nginep di rumah Daanish, ketularanlah Kakak Piya, Kakak Idang, dan Rifat. Mereka kembali ke Groningen membawa bibit-bibit cacar. Mereka pun “diisolasi” oleh ortunya, katanya sih takut anak-anak yang lain ketularan juga. Di sini kan anak-anak sering main bareng. Setelah sekitar seminggu lebih mereka sembuh. Waktu acara GroensCup Kakak Idang dan Kakak Piya juga dateng, mungkin udah bosen juga di rumah terus. Runa juga dateng dong.. bermainlah mereka.. Tadinya sih rada khawatir juga aduh nanti kalo ketularan gimana. Ternyataa.. seminggu setelah “bergaul” dengan Kakak Piya&Kakak Idang, Runa pun ketularan cacar. *panjang ih, bisa jadi subbab paper dengan judul: Sejarah Penularan Cacar pada Anak-anak di Groningen pada Tahun 2015* Continue reading “Cerita Cacar Runa”