Lifestyle, Random Things

Dari Jarkom ke Group WhatsApp

Coba hitung ada berapa grup whatsapp yang ada di smartphone kamu? 10, 20, 30? Katanya sih makin banyak group WA makin menunjukkan tingkat keaktifan seseorang. Saya sendiri punya kira-kira lebih dari 20 grup WA, tapi yang aktif saya ikuti atau yang aktif berbunyi paling hanya sekitar 6-10. Mulai dari grup whatsapp keluarga, saudara, teman kampus, tetangga, alumni SD, angkatan farmasi, genggong pas kuliah, awardee, komunitas blogger, komunitas di Groningen, sampai grup whatsapp sementara, yang terbentuk untuk janjian bikin acara, kepantiaan, atau iuran kado. Kreatif dan praktis banget generasi zaman Y dan Z ini. Gak ribet mau komunikasi atau memberi informasi di antara kumpulan orang, tinggal bikin grup, ngobrol di grup, jadi deh.

Saya jadi inget zaman saya SMA dan kuliah dulu. Mana ada grup whatsapp untuk woro-woro ngasih pengumuman. Yang ada itu adalah JARKOM, alias jaringan komunikasi. Masih inget gak? Continue reading “Dari Jarkom ke Group WhatsApp”

Just Learning, Lifestyle, Only a Story, Project

Gugurnya Si Smart Phone

Kalau saat handphone (hape) rusak adalah momen untuk ganti atau beli hape baru, buat saya itu adalah momen untuk membatasi diri dari pengaruh kecanduan si hape.

Tamatlah sudah riwayat Samsung Android S4 milik saya.. Yang saya beli dengan menyisihkan uang beasiswa sendiri. Penuh kenangan dan penuh perjuangan. Semuanya sudah berakhir…

Iyah bener, mungkin 2016 ini jadi titik balik buat saya untuk ga terlalu addict sama yang namanya smart phone. Seperti yang kita tahu kan saking pinternya si hape semuamua bisa dikerjain dari hape: chatting, poto-poto langsung aplot dan share, browsing segala rupa, webcam-an, denger mp3, nonton yutub, apalagi dengan fasilitas sosmed yang lengkap, twitter, facebook, instagraam, path, daan sebutlah apapun itu.. Otomatis dong tangan dan mata kita seharian selalu mantengin si pintar berukuran segenggaman tangan itu. Continue reading “Gugurnya Si Smart Phone”