Informatie, tips & trucs

Mengurus Visa UK dari Belanda

Halooowww.. Ini dia postingan yang sejak dulu mau dibikin tapi ga sempat-sempat aja. Visanya udah beres, jalan-jalannya udah berlalu, baru deh sempet nulis ini, hehe.. Maklumlah masih belum bisa move on dari tugas kuliah leha-leha. Karena ada beberapa rekan yang rekues tentang pembuatan visa UK dari Belanda, maka saya pun menuangkan informasinya di sini, semoga rada jelas penjelasannya.

Sebagai pemegang paspor Indonesia dan bervisa Schengen tentunya kita memiliki keuntungan untuk bisa jalan-jalan ke negara-negara Eropa yang kebanyakan bervisa Schengen.. Nah, cuma si UK ini aja yang rada belagu beda sendiri. Tapi setidaknya para pemegang visa Schengen masih lebih beruntung daripada teman-teman kita yang bervisa UK (saja). Mau jalan-jalan ke negara Eropa yang laen, mesti bikin Schengen dong.. hihi… Continue reading “Mengurus Visa UK dari Belanda”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to Aberdeen

Ga banyak yang bisa dieksplor dari Aberdeen sebenarnya. Lha iya wong bukan kota wisata, tapi kota pekerja minyak. Aberdeen adalah kota minyak. Jadi sejak ada penemuan minyak di North Sea pada tahun 1970-an, Aberdeen terkenal sebagai the Oil Capital of Europe or the Energy Capital of Europe. Banyak banget perusahaan minyak bercokol di sana. Itulah kenapa suami ditugaskan ke Aberdeen, untuk mengikuti training OFS3 dari Slamberseh. But thanks to the assignment in Aberdeen, we just had planned to visit UK, dan akhirnya holiday kami diakhiri di Aberdeen. Di mana suami setiap hari pergi pagi dan pulang sore untuk training, saya dan Runa leha-leha di hotel dan main ke rumah temen kami yang tinggal di sana.

Kalau pertama lihat kotanya, pasti berasa lho kok suram banget ya nih kota, tapi pas udah berikut-berikutnya.. tetep sama kesannya deng, suram, heu. Mungkin karena warna dari kota ini yang ga colorful, semuanya abu-abu. Jadi kebanyakan bangunan di Aberdeen dibuat dari granit, kota ini juga penghasil granit terbesar lo, mangkanya Aberdeen juga dinamakan Granite City, the Grey City.

Jadi trip kami di Aberdeen kali ini full diservis oleh keluarga Bapak Luthfi Hady dan Ibu Yuni. Mulai dari ngejemput kami di Edinburgh sampai menemani kami selama seminggu di sana. Nuhun pisaaannn! Dari Senin sampai Jum’at setelah siang daku sama Runa selalu menyambangi Yuni di rumah. Memang sengaja kami minta dipesenin hotel yang deket sama apartemennya Luthfi, tinggal nyebrang aja gitu loh. Makan siang, ngemil, sampe makan malem dan nonton di sana. Kalo ga ada Yuni, daku ama Runa bakal mati gaya selama nungguin ayahnya Runa training. Judulnya mah trip ke Aberdeen ini mah trip silaturahmi, di sana kami juga ketemu Bonang (sohib Mas Fajar sejak pertama kali nyebur di Slamberseh) dan juga ketemu Vjay (temen sekelas daku, Mas Fajar, dan Luthfi pas SMA), Ajaib pisan bisa ngobrol sama dia, secara kami semua punya dunia masing-masing, ga segenggong. Eh aku ama suami sih segenggong ding, haha.

Oke, skip. Salah satu wisata yang rada terkenal di Aberdeen, atau mungkin Aberdeenshire lebih luasnya, itu adalah Stonehaven. Yaa tebing dan ada lautnya gitu, terus ada kastil kecil di ujung tebing.. Pas sampe sana, kita mah tetep ngampar dan buka bekel makan siang, hehe..

Stonehaven Aberdeenshire
Stonehaven Aberdeenshire. Sori berdua aja, Runa lagi bobo di stroller.

Continue reading “Trip to Aberdeen”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to UK: Good People Make a Good Friend

Postingan ini khusus dibuat sebagai rasa terima kasih kami pada sahabat-sahabat kami yang sudah bersedia direpotin selama UK trip kami. Beberapa teman bahkan baru saya kenal dan mereka tanpa canggung menerima kami sekeluarga di rumahnya *atau mungkin kami yang gak tahu malu ya, haha.* Kami bukan traveller yang mesti cozy di hotel dengan fasilitas oke, kami emang tipe traveller yang irit (karena UK juga mahal sih), jadi sebisa mungkin kita mencari tempat berteduh selama di UK *judulna mah teu modal*. Di London kami nginep di rumah kawan saya sesama awardee LPDP, di Edinburgh tadinya mau nebeng juga tapi ga memungkinkan akhirnya kami sewa airbnb, di Aberdeen aja kami yang di hotel Holiday Inn, itupun karena dibayarin kantor suami.

This trip will not be soooo much fun and smooth if it wasn’t because of you! We’re so thankful to all these great fellows who really welcome us during our time in UK.

Dewi Nur Aisyah dan keluargaThanks to: Dewi Nur Aisyah, Uda Rhevy, Najwa, Fairly, Abi Naufal, dan Naufal. Continue reading “Trip to UK: Good People Make a Good Friend”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to London (part 2): Must visit Places in London

Postingan ini khusus dibuat untuk merekam jejak kami waktu travelling ke London. Memang perencanaan kami saat akan jalan-jalan ke London dan sekitarnya tidak terlalu matang. Tapi beruntung kami punya kawan-kawan yang tinggal di UK yang bersedia ditanya-tanya, mulai dari transport sampai spot-spot yang harus dikunjungi di UK (khususnya London). Mudah-mudahan yang lagi nyari itinerary London bisa kebantu.

Kami punya waktu sekitar 5 hari di London, 3,5 hari di Edinburgh, dan 6 hari di Aberdeen. Tadinya kami pengen menyusur Manchester, Liverpool, atau bahkan Edensor (terinspirasi Laskar Pelangi tea), tapi mengingat transport di UK mahalnya gila-gilaan, kami mengurungkan niat. Kami maksimalkan saja di 3 kota tersebut, btw Aberdeen ga termasuk kota wisata sih, ga ada apa-apanya juga, murni karena suami lagi training aja kita ke sana.

Objek wisata di London kebanyakan terpusat di zona 1, jadi kalau seharian mengelilingi zona 1 itu masih mungkin sih (Big Ben dan sekitarnya). Sisanya bisa ke tempat-tempat spesifik, misal ke stadium klub bola fav, ke univ-univ top dunia, Greenwich tour, dll. Ini agenda kami.

Day 1: Sightseeing London.

Waktu itu kami naik tube ke Charing Cross underground, dari situ bisa jalan ke Trafalgar Square, di depan Trafalgar Square ada National Gallery, di sana yaa.. paling foto-foto, atau kalau minat masuk ke museumnya. Dari sana bisa jalan menyusuri kota, lewat ke Big Ben and The Parliament, foto-foto lagi dong.. Kalau mau istirahat bisa cari park terdekat. Enaknya London ni walaupun pusat kota dan rame, tapi di tengah keramaian itu ada taman-taman buat kita istirahat, nongkrong, sambil minum-minum bir. Bisa di Hyde Park atau St.James Park. Cape muter-muter kami istirahat di St. James Park dan buka bekel di sana, hoho.. Kami menyusuri jalan lagi lewat taman dan akhirnya sampai di Buckingham Palace. Sightseeing kota ini ga perlu keluar banyak uang, kan cuma liat spot-spot bagus aja, kalo ga masuk ya ga usah bayar tiket. Lihat dari depan aja udah cukup kok. Oiya menurut kami jalan-jalan di pusat kota London masih bisa dengan jalan kaki, kayaknya kalo naik Hophop bus ga worthy deh, cukup mahal juga dan masih ada transport lain yang lebih murah.

Big Ben LondonThe famous Big Ben. Big Ben sebenarnya itu cuma nama dari lonceng kecil yang ada di dalam jam-nya. Sedangkan nama tower-nya adalah Elizabeth Tower atau dikenal dengan Clock Tower. Big Ben ini bangunannya juga menyatu dengan Palace of Westminster.

Continue reading “Trip to London (part 2): Must visit Places in London”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to London (part 1)

Sehubungan dengan ayahnya Runa akan training (dari kantornya) di Aberdeen, Scotland. Maka kamipun memutuskan mungkin ini waktu terbaik untuk sekalian jalan-jalan ke UK. Walaupun bervisa Schengen, paspor Indo tetep ga bs langsung masuk UK, tidak seperti kalo jalan-jalan ke negara Eropa lainnya. Nanti saya share deh proses apply visa UK kami.

Nah, holiday trip kami 7-22 Agt. 7-12 di London, 12-16 di Edinburgh, dan 16-22 Agt di Aberdeen.

Mau cerita day 1 dulu dan kesan pesan pas baru sampe London. Perjalanan kami cukup panjang, dimulai dari Groningen pagi hari naik kereta ke Amsterdam. Lalu Kami ambil flight jam 19.20 dari Schipol Amsterdam, sampai bandara Gatwick sekitar pukul 19.40 BST (British summer time). Belanda (CEST) dan UK beda sekitar sejam. London tu luaaas yaah, bandara utamanya aja ada 5, nyooh.. biasa suka muter-muter Groningen cuma segituan aja bingung deh London gedenya kaya apa. Belanda aja tu segede London! Kita udah kaya orang desa sampe ke kota aja gitu. Orang dari Desa Groningen, Kampung Lewenborg, geret-geret koper en ransel, ga lupa stroller berisi Runa sampe ke London.. melang-meleng, liat sana-sini, mantengin petunjuk jalan dan jadwal kereta. Co urang Sungai Kamuyang tibo di Jakarta. 

Dari Bandara tu ga langsung sampe pusat kota, harus naik dulu kereta ke stasiun2 kereta besarnya. Dari Gatwick kami menuju stasiun Victoria. Di sana kami celingak-celinguk lagi.. ih ini sibuk banget stasiun, ada bus double decker, ada tube (underground), ada train overground. Tapi teringat pesan beberapa rekan di London, pokonya sampe London kudu harus wajib beli OYSTER CARD buat alat pembayaran transportasi. Akhirnya kami langsung cari Information Center dan beli kartu tsb. Di London udah ga terima cash lagi buat bayar-bayar transport, jadi kita beli kartu dan men-tap tiap naik bus, atau tiap keluar masuk tube/stasiun.

image
Oyster Card

Continue reading “Trip to London (part 1)”