Just Learning, Lifestyle, Only a Story

Nasi Sudah Menjadi Bubur

Suatu kali. I made a mistake. A simple mistake.

Salah masak nasi!

But I bet you maybe have did this stupid mistake too 😀

Waktu itu hari Minggu. Jadi ceritanya saya mau masak nasi. Seperti biasa, masak nasi pakai Cosblu (rice cooker cosmos biru di rumah). Entah mengapa waktu itu, sesudah saya cuci beras dan masukin ke si cosblu, saya lupa neken tombol ‘COOK’. Saya tinggal aja tu beras, berharap 20 menit kemudian sudah jadi nasi yang mateng.

Eh taunya pas mau makan siang, eeeh kok ini nasi bentuknya aneh ya? Gigih gitu lho.. Mateng engga, mentah juga engga. Hampir kena nyap-nyap suami. Saya pun buru-buru masak ulang nasi setengah gagal itu, saya tambah air secukupnya, terus saya teken juga tu tombol ‘COOK’.

Hasilnyaa.. Nasi yang setengah gagal itu jadi totally failed! Bwah! nasinya jadi lembek banget tapi masih ada bagian yang gigihnya. Nasi macam apa ini? Ini sih nasi bukan, bubur juga ga jadi. Merasa bersalah dong eike.. Jadilah makan siang itu diganti sama nasi padang aja, huhuhu.. *maaf ayah*

Ga tega saya buang si produk gagal itu, saya biarin aja dia semalaman nginep di Cosblu. Daripada langsung dibuang ke tong sampah. Orang susah cari makan, masa saya buang makanan? Untung menebus rasa bersalah pada Si Nasgan (singatan dari Nasi Gagal Nih, kita sebut saja dia begitu), dan Nasgan ini saya tegaskan bukan sodara Afgan.

Saya puter otak. Saya nanya2 aja ke orang-orang, lewat grup wasap sama twitter, sapatau ada yg pengalaman. Hasilnya lumayan.. Ada 2 opsi:

  1. Masak lagi aja pake dandang, jadi masak manual gitu.. sambil diaduk-aduk.
  2. Dibikin aja jadi bubur, tambahin air secukupnya, diaduk terus, apinya kecil, sambil diliatin terus, kalau kurang mantap, tambahin aja air dikit-dikit.

Oke. Opsi 1 kayanya ga bisa dijalananin, secara ga punya dandang. Dan kondisi Nasgan sudah kritis, tidak bisa dibangkitkan lagi menjadi nasi seperti sedia kala. Akhirnya saya ikut opsi 2.

Besoknya, baru saya jalankan misi mengembalikan jati diri Nasgan menjadi sesuatu yang punya identitas. Saya pakai panci kecil, tambahin air dan aduk merata. Tidak lupa saya tambahkan garam secukupnya. Just for your information. I haven’t made any porridge before! Jadi ini eksperimen pertama saya membuat bubur (dari nasi gagal).

Saya bereksperimen  selama kira-kira 30 menit mengerjakan si Nasgan. Saya aduk dengan sabar sambil sesekali dicicipi. Dan Tadaaaa.. nampaknya agak berhasil. Tinggal nyiapin topingnya. Di kulkas untung ada ayam fillet, jadinya tinggal direbus dijadiin ayam suwir deh. Terus bikin bawang goreng, sama telor rebus. Eh yg ijo-ijonya ga ada.. Ga punya daun bawang atau seledri. Akhirnya rebus buncis aja deh dipotong kecil-kecil *agak maksa sih pake buncis, tapi ya weslah*

Alhamdulillah berhasil! KIta kasih nama Burgan (Bubur ganteng, teu nyambung teu nanaon, hahaha)

buburPenampakan Burgan

Yah, jadi itu selintas perubahan nasib si Nasgan Menjadi Burgan..

Btw, ada 3 orang yang nyicipinnya, testimoni dari mereka: ENAK (salah satunya saya, dan 2 orang lagi sumpah ga saya suap buat bilang enak kok). Ayah bilang enak, dan sepupu saya yang kebetulan lagi berkunjung juga bilang hal yang sama. Alhamdulillah.

What I am trying to say is.. Maybe in life we sometimes make mistake, either small or big mistake, either stupid or clever mistake (wait a minute, emang ada kesalahan yang pinter? wae lah). But we can’t just wait, do nothing, or  mourn about that. We can discard the mistake, but is it the right thing?

Sama seperti apakah tindakannya cukup benar kalau membuang kesalahan tersebut, si Nasgan tadi? Kan mubazir juga..

What can we do to redeem the mistake? Maybe we can’t turn it right, but we can fix it..

That’s what I’m trying to do now.. fix the mistake that I’ve done before.

And as a human, we will never stop fixing our life..

🙂

Info for Motion, Tentang Menulis

8 Kesalahan Penulis Pemula – dari Clara Ng

8 Kesalahan Penulis Pemula

Ngikutin tweet-tweetnya dari mbak Clara ng, penulis Indiana Chronicle, ada kultwitnya mengenai 8 kesalahan umum yang dibuat oleh penulis pemula. Boleh nih buat dipelajari..

Saya repost yaa tweetnya.. Semoga bermanfaat 🙂

  • Lagi membaca beberapa pekerjaan dan naskah, tiba2 aku tergelitik ingin berbagi ttg kelemahan penulis fiksi pemula. Tagarnya #8kesalahan.
  • Ada setidaknya #8kesalahan yg sering aku temui di naskah fiksi yg ditulis penulis pemula. Fiksi ada kesalahan? Ya, artinya, rumusnya ga tepat.
  • Kalau diibaratkan buat kue, #8kesalahan naskah fiksi ini membuat naskah fiksi bantat/rusak. Kayak kue yg gak bisa mengembang/mekar.
  • Aku mau bagi #8kesalahan yg nomor satu: ketiadaan konflik. Banyak sekali naskah fiksi gagal yg tidak pnya konflik di dalam ceritanya.
  • Konflik itu apa? Konflik adalah perlawanan atas sesuatu yg diperjuangkan oleh si karakter. Konflik adalah arus balik.#8kesalahan
  • Fiksi brsandar pada konflik, bkn pada “konsep cerita”. Konsep cerita sekeren apapun bakal hncur tanpa adanya konflik. Konflik adalah nyawa.#8kesalahan
  • Seperti tangga, konflik bertahap, dari tangga bawah ke atas. Konflik jg seperti bayi, bertumbuh. Konflik yg stagnan dan begitu-begitu saja bikin fiksi mati.#8kesalahan
  • Kesalahan no 2 dr #8kesalahan naskah fiksi pemula adalah: pembukaan yg lemah. Pembukaan lemah artinya pembukaan yg tidak mperlihatkan konflik.
  • Konflik seharusnya sudah membayang muncul di pembukaan (prolog). Pembukaan yg salah adalah pembukaan yg mengabaikan/menahan konflik. #8kesalahan
  • Karena konflik sudah mnghantui pmbukaan dari awal naskah, maka penyelesaiannya pun harus kuat. Inilah kesalahan no 3 dar #8kesalahan naskah fiksi pemula
  • Kesalahan no 3 dr #8kesalahan naskah fiksi pemula: penyelesaian konflik yg lemah. Lemah artinya konflik yg dibangun hanya selapis tipis.
  • Penyelesaian konflik yg lemah disebabkan o/ tokoh yg tdk berjuang, tp dpt pertolongan. Inilah kesalahan fiksi pemula no 4 dr #8kesalahan.
  • Tokoh harus berjuang menyelesaikan masalahnya. “Mendpt pertolongan” artinya memasukkan tokoh/situasi lain yg langsung mnyelamatkan dia.#8kesalahan
  • Tokoh utama boleh “mendapat pertolongan” dalam situasi yg “indirect” alias tidak langsung, tp penyelamatannya BUKAN dgn “diserobot” #8kesalahan
  • Untuk bahasa awam, ini sering dsebut dengan aksi “kebetulan”. Kebetulan dalam fiksi bisa saja terjadi, tapi kebetulan yg lebay adlh “aksi serobot” #8kesalahan
  • Kesalahan no 5 dr #8kesalahan naskah fiksi pemula adlh: dialog yang garing. Kalau garing, direbus saja smp lembek 😀 *nyante dikit* #8kesalahan
  • Dialog bertele2. Dialog haha-hihi-hehe. Dialog ke sana ke mari. Semua dialog jenis itu membuat fiksi tidak bergerak ke mana-mana.#8kesalahan
  • Humor dalam dialog boleh, tapi humor pun punya rumusnya. Ada pembukaan, ada tengah, ada kick-ass-nya. Tanpa itu, humor mati dlm dialog. #8kesalahan
  • Lanjuuut, kesalahan no 6 pd #8kesalahan naskah fiksi pemula: kalimat2 yg tidak patuh pada aturan Bahasa Indonesia. Ini bukan naskah pakai bahasa Mars!
  • Sakiiiit hati kalau ada yg berani bilang di dpnku, “Bahasa Indonesia itu gampang.” Helooow, bahasa Indonesia itu susah, tauk! #8kesalahan
  • Dan kita semua harus belajar bahasa Indonesia dimulai dr yg paling sederhana: SPOK atau KSPO. (Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan). #8kesalahan
  • Karena bahasa Indonesia tidak mendapat perhatian, maka kesalahan no. 7 dari #8kesalahan naskah pemula adalah: tanda baca yg tidak pada tempatnya
  • Kesewenang2an dalam tanda baca bisa menjadi bukti bahwa kita adalah manusia ugal2n dalam menyetir. Kenapa? Hehe, karena tanda baca = rambu lalu lintas.#8kesalahan
  • Penulis fiksi yang tak peduli dengan peletakkkan tanda kutip, koma, titik, titik tiga, titik koma, dll akan membuat naskah fiksi jadi rusak. #8kesalahan
  • Dan terakhir, no 8 dr #8kesalahan naskah fiksi pemula adalah: jreng jreng jreng! Adalah… Setting yg terlupakan! Isi cerita hanya dialog
  • Apa itu setting? Setting adalah keadaan cerita, dari lingkungan sampai suasana. Tanpa kehadiran setting, cerita bakal gatot (gagal total) #8kesalahan
  • Nah, ada #8kesalahan umum yang sering aku temui saat bertugas memeriksa naskah2 fiksi. Don’t worry, kesalahan2 itu gak diancam hukuman neraka :))
  • Jadi, be happy, karena #8kesalahan naskah fiksi masih bisa diperbaiki dan diimprovisasi. Banyak2 baca buku & terus meningkatkan kualitas tulisan.