Being Indonesian in the Netherlands, Cerita Senja, Groningen's Corner, Informatie, tips & trucs

What to Do after Giving Birth in Netherlands (1)

Sudah pasti pasca kelahiran bayi ada banyak hak yang harus diurus. Tetek bengek perihal bayi dari mulai urusan administrasi, kesehatan dan imunisasi, sampai asuransi. Kalau dulu pengalaman saya di anak pertama, lahiran di Indonesia, gak terlalu banyak sih yang diurus. Akte kelahiran? yaa bisa belakangan. KTP? Bayi mah ga perlu KTP. Imunisasi? diurus ke RS yang diinginkan, tapi kitanya yang harus proaktif. Kalau misalnya gak pengen imunisasi ya wes, loss gitu aja. Asuransi? Wah enggak kayanya.

Administrasi Kelahiran Bayi

Berbeda dengan sekarang, ternyata melahirkan di negeri orang banyak juga hal yang harus diurus. Namanya juga pendatang, urusan administrasi tentunya akan lebih panjang. Pertama dari mengurus akta kelahiran (geboorteakte), akhirnya papsor dan verblijf (KTP) untuk si bayi. Tapi ternyata kalau hanya mengurus akte kelahiran sih gampang banget. Di rumah sakit tempat Senja lahir, Martini Ziekenhuis, ternyata ada layanan khusus untuk pencatatan kelahiran bayi. Jadwalnya Senin-Jumat pada jam kerja. Jadi ketika Senja baru lahir, suami langsung ke loket tersebut, hanya bawa paspor dan verblijf ortu, beres deh. Anak juga bisa langsung mendapat BSN (burger service nummer). Ini Bisa diurus maksimal tiga hari setelah kelahiran bayi. Kalau tidak bisa diurus ketika di rumah sakit, bisa juga diurus ke kantor Gementee. Jangan lupa meminta akte kelahiran dengan bahasa internasional juga ya.

Setelah punya akte ini, baru deh bisa urus-urus paspor dan verblijf. Teman saya sudah menuliskan prosesnya dengan lengkap di blognya ini. http://www.amalinaghaisani.com/2017/12/mengurus-pencatatan-kelahiran-anak-di.html

Kebetulan saya dan suami belum sempet terus mengurus paspor ke KBRI di Den Haag Belanda, heu. Maklum Groningen jauuhh.. butuh 3 jam perjalanan ke Den Haag dengan kereta atau mobil. Sementara loket KBRI untuk pelayanan paspor cuma pukul 9-12, heu. Otomatis harus berangkat dari pagi banget kalau mau ke Den Haag.

Akte kelahiran dari Gementee Belanda dan sertifikat kelahiran dari Martini Ziekenhuis

Asuransi

Selanjutnya adalah mengurus asuransi. Yang ini juga simpel, tinggal telepon atau daftar ke website perusahaan asuransi yang dituju. Anak sampai 18 tahun tidak perlu bayar premi lagi, asuransinya sudah sekalian dibayar oleh premi ortunya, Alhamdulillah. Kartu asuransinya pun tak lama datang ke rumah setelah anak didaftarkan Continue reading “What to Do after Giving Birth in Netherlands (1)”

Being Indonesian in the Netherlands, Groningen's Corner

Cerita Kraamzorg (Maternity Care) di Belanda

Salah satu benefit yang saya rasakan besar manfaatkan ketika melahirkan di Belanda adalah adanya pelayanan maternity care, yang dalam bahasa belanda dikenal dengan nama kraamzorg. Kraamzorg adalah fasilitas kesehatan pasca melahirkan yang dikelola oleh suatu badan independen, namun dibayar oleh kita melalui premi asuransi per bulan. Setiap wanita yang melahirkan di Belanda hampir wajib mendapatkan pelayanan kraamzorg, dengan durasi kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Pelayanan kraamzorg ini cukup unik dan katanya sih Belanda adalah satu-satunya negara yang menyediakan fasilitas istimewa ini.

Support dari kraamzorg ini tentunya sangat membantu bagi keluarga yang baru memiliki bayi, khususnya bagi kami para perantau yang tinggal di Belanda dan tidak ada keluarga dekat yang bisa mendampingi dan membantu di rumah pasca kelahiran bayi. List semua organisasi kraamzorg yang ada di Belanda bisa ditemukan di sini. Continue reading “Cerita Kraamzorg (Maternity Care) di Belanda”

Being Indonesian in the Netherlands, Groningen's Corner

Welcome Spring

Hello, I need you dear sunshine

I really miss how the sun touches my skin with warm

That I rarely feel in here

Hello Spring,

Although you seem very warm and bright

You are still not comforting enough

Maap ik ga biasa bikin pupuisian romantis. Itu cuma seliweran geje diriku. Sekarang lagi Spring Break (libur ganti musin dari winter ke spring). Anak-anak sekolahan libur, ya kite yang kuliah sama kerja mah engga. *Eh kayanya anak kuliahan S1 libur juga sih, lupa*.. Yang pasti supervisor saya mah libur karena anak-anaknya libur sekolah, ya dia juga ikutan cuti.

Namanya mah aja ganti musim, tapi suhu tetep ga berganti. Tirisnya masih aja kerasa.

Sekali waktu tiba-tiba pagi hari turun salju tipis-tipis, tapi siangnya udah habis saljunya karena matahari muncul

Sekali lainnya ada hujan es di siang bolong, setelah itu sorenya cerah

Besoknya hari cerah banget, horee.. ada matahari, tapi angin kencengnya ga kira-kira

Langit dan matahari cerah di sini tak lain dan tak bukan hanyalah fatamorgana semata *tsaaah*, yang terlihat indah dari kejauhan, tapi ketika didekati dan dirasakan keberadaanya, sama sekali ga ada.. PHP* PISAN SIH KAMU MATAHARI.

*PHP = Pemberi Harapan Palsu

Tampak cerah. Padahal, brr... teuteup dinginnn
Tampak cerah. Padahal, brr… teuteup dinginnn
Jalan yang biasa dilewati Runa setiap ke sekolah
Jalan yang biasa dilewati Runa setiap ke sekolah

Tertanda,

Yang kangen matahari dan kehangatannya

Yang kangen cerahnya pagi Indonesia…. dan juga makanan-makanan enaknya..

Project

Toewijzing (1) – Assignment (1)

Taal Biografie

Ik ben Monik. Mijn moedertaal is Indoenesisch. Indonesie heeft vele verschillende en specifieke taal, volgens de regio, zoals Javaans, Sundaanse, Padangnese, etc. Ik kan spreek Padangnese omdat ik in Padang geboren ben. Ik kan begrijpen Sundaanse want ik woon in Bandung. Ik spreek Engels ook. Ik heb om Engels geleerd sinds ik in de basisschool was.

Ik heb Nederlandse geleerd sinds ik naar Nederlands verhuisd. Ik leerde Nederlandse van de cursus. Ik begonnen met een cursus vorige zomer. Ik was bezig met leren Nederlands ongeveer een jaar. Ik vind dat leren Nederlands leuk is maar het is moeilijk.

De beste manier om Nederlands te leren is door met mensen te spreken of te lezen. Je kunt beginnen door het lezen van kinderen boeken. Ik deed dat.

De moeilijkste punt in het Nederlands is hoe te maken van de zin en dan spreek dat. Ik wil de grammatica en conversatie in deze cursus leren. Mijn focuspunten zijn:

  1. Ik kan de belangrijkste informatie uit korte luisteksten begrijpen. Ik moet weel vooraf weten wat het onderwerp van de tekst is. Men moet ook langzaam en duidelijk spreken
  2. Ik kan eenvoudige standaardbrieven, faxe en emails over bekende onderwerpen begrijpen
  3. Ik kan met anderen bespreken wat we gaan doen, waar we heen gaan en afspraken maken waar we elkaar zien

Being Indonesian in the Netherlands, Mom's School stuff

Kelas

Saya suka di kelas. Saya suka mendengarkan dan terlibat dalam aktivitas kelas, tentunya kalau yang ngajarnya juga menarik sih, hehe soalnya saya suka ngantuk di kelas kalau isi kuliah/kelasnya monoton banget. Selama saya kuliah di sini saya jarang ngantuk di kelas, ya iyaalah bahasanya beda, kelasnya juga lebih sedikit orangnya. Kalau meleng dikit aja bingung tadi bahasan udah sampe mana, bisa-bisa ga kekejer deh. Kalo saya tidur di kelas sini jadi keciri pisan sih, soalnya kelas yang saya ikuti isinya ga pernah  > 30 mahasiswa.

Sekarang udah masuk tahun terakhir, semester terakhir.. saya udah gak ada kelas lagi. Kadang kangen sih ada di kelas. Pertama kegiatan saya jadi lebih efektif karena ada ketentuan jadwal yang jelas, jadi saya merasa dalam satu hari itu ada hal “penting” yang harus dijalani meski juga cuma 2-3 jam. Kedua, ada sarana dalam bergaul soalnya ada temen kan di kelas.. Walaupun ngobrolnya juga terbatas ga curcol lebay ala saya dan temen-temen kuliah S1 saya dulu. Ketiga, ada ilmu baru yang masuk, sayapun merasa excited. Continue reading “Kelas”

Groningen's Corner

A year in Groningen

Time flies. Ga kerasa sudah pas setahun di kami sekeluarga tinggal di Groningen. 24 Agustus 2013 kami menjejakkan kaki di Schipol, masih berasa ngambang dan belum ngegrip banget rasanya pas pindah ke Groningen. Dengan persiapan yang kilat dan masih belum tau gimana nasib kami sekeluarga nanti di sini, kami memberanikan diri untuk berangkat bareng, yang penting pokoknya ngumpul aja.

Sekarang, sudah 1 tahun ini.. banyak mahasiswa baru yang berdatangan. Mungkin juga mereka merasa bingung, jet lag, gak siap, banyak nanya, meraba-raba, dan lain-lain. Ngerti kok, saya juga dulu gitu.

Alhamdulillah dalam setahun ini saya dan keluarga sudah bisa menyesuaikan diri dengen lingkungan sini. Banyak sekali nikmat Allah yang harus disyukuri. Semoga kami termasuk orang-orang yang ahli bersyukur.

Agustus 2013: Dulu sampai sini disambut sama hujan dan dinggiin banget rasanya, pas malem tidur rasanya menggigil padahal udah pake baju berlapis (walaupun masih akhir summer). Agustus 2014: Sekarang kok berasa gerah ya, boro-boro nyentuh selimut, baju aja cuma selapis.. *entah apa karena udah terbiasa sama cuaca galau Groningen atau emang si cuaca emang belum sedingin pas dulu saya dateng*

Agustus 2013: Masih meraba-raba beli makanan apa aja di sini yg cocok, yang halal, dan apa yang bagus buat Runa. Agustus 2014: Mau beli apa? makanan halal, roti, susu, sayur, daging, bumbu asia? Semua udah hapal deh. Tinggal mikir mau belanja ke mana hari ini? Continue reading “A year in Groningen”

Info for Motion, Informatie, tips & trucs, Mom's School stuff

Monik lagi S2 di Belanda? Boleh Nanya-nanya ga?

Boleh bangeeeet.

Ini bukannya saya sok-sokan eksis ada yang nanya-nanya segala. Tapi memang beberapa orang teman nanya ke saya, bagaimana saya akhirnya bisa S2? beasiswanya apa? persiapannya apa? dan lain-lain. Saya seneng kok kalau bisa ikut bantu jawab pertanyaan temen-temen yang penasaran gimana caranya S2 di luar negeri dengan beasiswa. Saya juga soalnya dulu suka nanya-nanya, dan saya bersyukur kalau tiap saya nanya, orang merespon dengan hangat dan sabar. Jadiiii.. yaa apa salahnya saya rangkum jawaban saya di sini. Nanti kalo ada yang nanya, saya bisa langsung share link, dan kalo ada yang bingung bisa nanya lagi.

Monik sekarang S2, kok bisa??

Hahaha.. heran gitu ya? Kayak kok aku ga meyakinkan buat bisa lanjut S2 *becandaaa*. Iya, Alhamdulillah, Monik S2, bisa.. dengan pertolongan Allah, hehe..

Monik S2 jurusan apa, di mana?

Monik ambil jurusan farmasi juga, tepatnya MSc. Medical Pharmaceutical Science, di University of Groningen (Rijkuniversitet Groningen/RuG), Belanda. Nih kalau mau tau apa aja fakultas dan jurusan yang tersedia di RuG http://www.rug.nl/masters/by-faculty

Gimana bisa nemu jurusan dan universitas yang cocok sama kita?

Kalau untuk master, mau ga mau kita emang harus banyak cari informasi sendiri, bisa lewat education fair, googling, dan liat web universitasnya. Emang butuh effort untuk memilah-milah mana universitas mana yang jurusannya ada dan sesuai dengan minat dan background kita. Lalu juga memilah-milah negara mana yang kira-kira cocok untuk kita. Filter sebanyak-banyaknya opsi yang diinginkan, jangan cuma mentok sama satu pilihan aja. Saya pilih Belanda dan RuG sebenarnya karena beberapa faktor: Continue reading “Monik lagi S2 di Belanda? Boleh Nanya-nanya ga?”

Competition, Info for Motion, Pharmacisthings

Pursuing My Dreams to Netherlands

For me, being pharmacy student is not easy, after 4 years struggling in study, laboratory practice, assignments, and also final project, I really want to lead the right path in my life. After bachelor graduation, there are two things crossed my minds: continue my education in master degree or work in multinational company. Actually, I am not the brightest student in class, but I realize that I love learning; I like the passion when I can absorb information and knowledge through my nerves and keep in my mind. So I decide to pursue the next step of my education: Master Degree!

To continue master degree, I want to go overseas! That’s the dream. Study in Europe or US will be delightful, everybody knows that they have a great development in economy, technology, and education. I attended education fairs, collected the brochures, searched about universities in the internet. Then, my choice goes to: Netherlands!

Why?

Let’s talk about the growth of Pharmacy field there. The long history of the profession pharmacy in Netherlands has been filled with many important developmental issues. The profession developed from preparing drugs, dispensing medicinal products, to pharmaceutical care. The growth of pharmacy profession there is supported by high quality of education. They have a great path of education, not only learning but also research.

There are universities that offer pharmacy program. One of them is University of Groningen (RUG). They have a Groningen Research Institute of Pharmacy (GRIP). What I like about this university is they provide a study environment that rewards vision, quality and achievement. The magister program is research oriented. The pharmacy study has a strong focus on the professional duty as a pharmacist, and also the curriculum contains compulsory research project of a half year in the master phase. Amazingly, they don’t draw the line in pharmacy field. Pharmacy has broad and integrated knowledge in drugs, chemistry, biology, health, and  community. According to that concept, RUG provide many research groups and research themes, such as in Biochemistry, Pharmaceutical Analysis, Pharmaceutical Biology, Pharmacoepidemiology and Pharmacoeconomics, Pharmacotherapy and Pharmaceutical Care, and etc. Besides, the pharmacy study has a local collaboration with the University Medical Centre Groningen (UMCG). That’s the things that Indonesia has not established yet.

University of Groningen (RUG)

Another famous university is Utrecht University. They offer The Drug Innovation Master’s program.  Without any border, the curriculum focuses on interdisciplinary research in the field of the innovation and usage of drugs, biological products (vaccines, monoclonal antibodies, and gene therapeutics) and also diagnostics. They also provide programs that encompass health field, related with pharmacy, such as Epidemiology, Toxicology, Infection and Immunity, etc.

Besides the two universities, there are also Vrije Universiteit, Universiteit Maastricht, Universitas Erasmus Rotterdam, etc, which has its own eminency with various  programs of pharmacy and health.

What I am trying to say is. There are so many choices out there and they are really delightful. Netherlands is a country with borderless progress in knowledge and education. Last year, I applied pharmacy program to some universities there. I got the admission letter, but I haven’t gotten the scholarship yet. Evidently, there’s the third option for me besides continue my education in master degree or work in multinational company: I got married. I still keep the dream to study there. Wish me luck :D.