Cerita Runa

Runa is 3 jaar

Anak ayah sama bunda gak kerasa usianya udah 3 tahun.

Ini tahun kedua Runa merayakan ultahnya di negeri kompeni.

Perayaan ultah Runa kali ini spesial dirayain bertiga aja. Dirayainnya kecepetan sih, hari minggu.. Soalnya biar waktunya panjang. Kalau hari Selasa (pas tanggal 19 Januari), ayah baru pulang kantor jam 6 sore, Runa sama bunda juga baru sampe rumah jam setengah 5 sore. Jadi kami berinisiatif mau merayakan kecil-kecilan bertiga aja, biar romantis, aheuy..

Kebetulan habis foto-foto snow di luar, Runa tidur siang. Jadi saya bisa masak-masak buat makan malem. Pas Runa bangun sekitar jam 5, udah ada meja kecil dengan cemilan dan minuman. Terus kami muncul dari balik pintu bawa kado buat Runa. Ini lho kadonya tu sepeda roda 4, ga tanggung-tanggung bergambar frozen pula. Runa udah dari kapan sih tau kita nyembunyiin sepeda di bawah tangga, tapi bageurnya dia ga minta bukain bungkusan sepedanya. Kami bilang: tunggu sampai Runa birthday yaa? Runa dengan sabarnya menunggu.. Kadang kalo inget dia bilang: Runa kapan happy birthday-nya bun?

Jadilah malam itu kita dinner bertiga dan toast ala-ala, padahal gelas isinya yoghurt stroberi kesukaan Runa. Sementara ayahnya sibuk merakit sepeda frozennya, Runa udah asik menyantap spageti carbonara dan steak salmon. Habis Runa sibuk dengan sepedanya, gantian orang tuanya yang sibuk makan, ah bahagia itu sederhana.

Di sekolah ultah Runa juga dirayain, tapi simpel dan sederhana kok. Cuma bawa kue ultah sama bingkisan kecil buat dibagi-bagi ke temen-temennya. Isi bingkisannya juga cuma coklat sebiji, terompet ultah, sama penghapus, yang kalo ditotal-total sebungkusannya aja ga sampe se-euro, haha. Emang budayanya gitu kok di sini, tiap ada yang ultah paling tiup lilin sama dikasih bingkisan sederhana. Dari temen-temennya yang ultah sebelumnya, kadang Runa dapet permen sama pita, kadang dapet bubble, kadang dapet biskuit. Yang penting anak-anak merasa spesial dan senang, ah bahagia itu gak mahal juga ya.

Ultah Runa di sekolah
Ultah Runa di sekolah. Topi kebesaraan yang ultah juga dibikinin sama juff-nya. Trus Runa duduk di kursi khusus untuk yang ultah. Bajunya yang pink itu? Hmm.. Runa sendiri yang pengen make itu buat happy birthday katanya, hehe

 

runa 3 jaar
Lucu ada tulisan ‘Rhuna is jarig’ di depan pintu kelasnya. Dibikin sama Juff (guru) nya Runa. Kata juff-nya seharian Runa dengan semangat nunjukkin 3 jarinya, yang artinya udah 3 tahun,

Terima kasih selama ini sudah membawa kebahagiaan dan keceriaan di hidup ayah dan bunda. Semoga Runa jadi anak solehah… aamiin

 

Cerita Runa

Kerjaan Runa #4: Play with Chopsticks

Fine motor skill with chopsticks – Melatih motorik halus dengan sumpit

Cara mainnya gampang kok. Cuma mindahin pasta dari satu wadah ke wadah lain. Awal-awal masih sabar, lama-lama dituang aja semuanya, terus diawur-awur. Selain melatih motorik halus, main ini juga bisa menguji kesabaran anak lho. Sumpit yang dipakai bagusnya yang kedua tusukannya menyatu, kalau yang terpisah seperti sumpit biasa kan susah, kita aja belum tentu bisa, hehe..

Bentuk pasta yang Runa mainkan di bawah ini agak mudah untuk dicapit, karena bagian tengahnya berlubang (tortellini apa ya nama pastanya). Selain bereksperimen dengan pasta berbentuk ini, bisa juga diganti dengan benda lain. Kalau anak sudah menguasai yang mudah, lanjutkan dengan benda yang lebih susah. Runa sudah pernah juga bereksperimen dengan biji kacang hijau, kacang kedelai, dan yellow mung bean (lebih tipis dan warnanya kuning). Cuma yang rada pe-er emang bebersihnya sih, haha.. Karena gak puas main dengan sumpit, setelahnya pasti sama Runa suka diberantakin sampai berceceran. Tapi saya jadi bisa menugaskan Runa untuk bebersih: “Runa yang bersihin yaa.. kan Runa yang berantakin”, sambil saya sodorin sapu kecil dan pengkinya. Lumayanlah Runa jadi mau bersih-bersih, walopun ga bersih juga, tetep harus disapu juga sama saya.

Fine Motor skill with chopticks
Fine Motor skill with chopticks. This fine motor skill is involved in smaller movements that occur in the wrists, hands, fingers. They participate in smaller actions: picking up objects between the thumb and fingers.

 

Cerita Runa

Kakek-Nenek dan Cucu Kesayangan

Suatu kali temen saya pernah nanya gini: “Mon, kamu suka dikritik ga sama mertua tentang caramu ngurus anak?”

Hmm.. mertua? kayaknya engga deh kalo sama Ibu atau Bapak. Bisa dibilang saya punya mertua paling baaaiiikk sedunia. They are parents-in-law that every daughter-in-law wants lah. Banyak sih kisah-kisah dari mulai kisah nyata, fiktif, sampe sinetron picisan yang menggambarkan bahwa sosok mertua (terutama ibu) merupakan momok bagi si menantu. Mulai dari kritik mengurus anaknya sampai ke cucunya. Alhamdulillah kasus ini ga kena ke saya.

Tapi.. hidup saya tidak serta merta terbebas dari kritik dong. Justru komen-komen dan segala macem kritik itu berasal dari Mama saya sendiri. Tapi saya bilang lagi ke temen saya: “Mendinglah yang mengkritik mama sendiri, daripada mertua, bingung dong.. Kalau sama mama yaa.. kita bisa tanggepin dengan santai, bisa ngeles, bisa cuek juga, haha.” Continue reading “Kakek-Nenek dan Cucu Kesayangan”

Cerita Runa, Motherhood

Terima Kasih Bapak AT. Mahmud

Runa seneng banget sama lagu dan musik. Dari sejak masih seumur jangung sampai (ga terasa) sekarang mau 2 tahun Runa sering didendangkan lagu-lagu sambil dininabobo, dicupcup kalo lagi nangis, atau dinyanyiin sambil diajak main.. Entah itu sama Anin-nya dan Uti-nya (nenek), sama Oma-omanya (adik-adiknya mama), sama Mimo-nya (Umi Morin), dan tentu saja sama Bundanya hehe.. Walaupun suara Bundanya bisa dibilang sebelas dua belas-lah sama Raisa, Runa tetep seneng dinyanyiin Bundanya :9.

Tentunya lagu-lagu yang dinyanyiin lagu anak dong (Menurut loowh? Runa mau dinyanyiin lagunya Bang Oma?). Saya jadi nostalgia lagi sama masa kecil saya. Mama dari dulu memang suka nyanyiin macem-macem lagu anak populer Indonesia. Sampai sekarang masih banyak lagu yang saya ingat dan hafal. Mungkin karena lagunya sederhana dan liriknya ringan..  Dan itu tuh “anak2” banggeed. Sangat mencerminkan dunia anak. Ga kayak sekarang lagu anak isinya cinta-cintaan.. “Kau bidadari.. jatuh dari surga..” Walaupun tidak dapat dipungkiri emak-emak pun suka sama Iqbalnya lagunya Coboy Junior. Gak cocoklah untuk anak-anak lagu-lagu cem gitu

Continue reading “Terima Kasih Bapak AT. Mahmud”

Mommy's Abroad, Motherhood

Is It Hard?

You’re doing a master while taking care of your family, is it hard?

Beberapa temen di kampus sempet melontarkan pertanyaan seperti itu. Hmm.. dan jawaban saya pun cuma.. “Yaaa.. it seems hard, but I’ll try”. Bukan jawaban yang menjanjikan.

Beberapa dari mereka cukup heran juga, oh are u already married? oh u have a daughter? Mungkin bukan sesuatu yg biasa gitu kali ya untuk mereka sekolah sambil mengurusi anak yang masih kecil. *Emang buat saya juga ini ga biasa*. Karena kebanyakan dari teman-teman saya yang lanjut master di sini itu masih fresh graduated dari bachelor-nya, ada juga yang udah beres masternya di bidang lain dan lanjut di bidang ini (rajin beut ya), atau memang lagi ambil short course. Kalo mahasiswa PhD di sini yang udah menikah dan punya anak  cukup banyak, jadi mungkin terlihat lebih wajar.

Entah yang bikin herannya itu apakah poin saya sudah menikah (karena mereka pikir saya masih umur 20an *sok muda*, etapi bener lho orang Asia itu emang tampak lebih muda), saya sudah punya anak (untung ga disangka teen pregnancy), atau saya sekolah S2 sambil punya anak. What is your goal? Tujuan saya, ya belajar. Bukan cuma belajar dari bangku kuliah, tapi belajar hidup di sini, belajar membentuk pola pikir, dan belajar “memajukan” diri sendiri, karena ilmu ga ada batasnya (ceileh, sok asik banget kayanya ngemeng gitu) Continue reading “Is It Hard?”

Cerita Apartment, Only a Story, Project

Cerita Apartment (4) – Runa dan Double Alya

Runa punya 2 teman sepantaran yang namanaya sama2 Alya di apartement. Saya bahkan ga apal nama lengkap kedua Alya itu, hehe.. Nanti deh saya tanyain ke mama2nya. Alya pertama lahir Bulan Agustus 2013 dan Alya kedua lahir Bulan September 2013. Mangkanya yang satu dibilang Alya besar yang satu lagi Alya kecil. Tapi kalo dari perawakan mah si Alya kecil ini malah lebih gede daripada Alya Besar.

Runa seneng main sama mereka. Untunglah Runa ga termasuk anak yang berulah, kalo ada temen malah dia seneng banget.. “Ayaaa..” itu panggil Runa sama mereka berdua. Continue reading “Cerita Apartment (4) – Runa dan Double Alya”

Cerita Runa, Journey, Love..

Metamorfosis Runa

Postingan dari Januari yang baru dikelarin sekarang! (hahhh 6 bulan telatnya donggg??!).. Maklumlah Ibu rumah tangga banyak kerjaan. Perlu ke-istiqomah-an yang tinggi untuk bisa ngeposting blog secara rutin. Sayangnya saya belum cukup istiqomah.

Anyway, ya sudahlah.. yang penting saya posting ini dulu.. Jadi dalam rangka Runa umur setaun, udah dari kapan gitu pengen nge-kolase-in foto-foto Runa dari waktu lahir sampe bisa jalan. Saya sengaja nge-compile foto Runa yang lagi beraksi (bangun) sama yang lagi bobo.. Soalnya kalo liat bayi yang lagi bobo tu rasanya damai duniaa…..

Here it is…

RUna 1Runa lahir hari Sabtu subuh, jam 5.08, di RS Hermina Pasteur. BB 2.935 kg dan panjang 48 cm. Katanya sih pas lahir mirip bundanya banget. Tapi pas udah 7 hari, eh kok banyak yang bilang mirip ayahnya. Ya Alhamdulillah daripada dibilang mirip ayah tetangga, hehe.. Continue reading “Metamorfosis Runa”

Journey, Mumbling, Random Things

Guilty Pleasure (1)

Beberapa hari yg lalu saya perlu mengurus sesuatu di kantor IAI Jabar, tempatnya di sucore (Surapati Core) daerah Caheum. Saya pergi sendirian, emang sengaja ga bawa Runa, karena tau bakalan perjalanan bakalan jauh (dari Kopo gitu) dan maceuuut.. Runa dititip sama Anin-nya (nenek,-red).

Saya ditemani si Ciprat pun berangkat. Haaah.. Udah lama rasanya ga berkendara sorangan di Bandung. Saya memang bukan  penyetir yg ulung (seperti kk saya yg dr sma udh bs bawa mobil), juga bukan penyetir yg pemberani (kalo bukan mobil sendiri ga berani bawa, haha, teu biasa). Dulu ada si Muntam (Karimun Hitam) favorit saya dan kk, yang biasa saya bawa2. Mobil papa lainnya saya ga berani bawa, skrg cuma berani bawa si Ciprat doang.

Walaupun saya si The Cupu Driver, tapi saya sangat menikmati momen2 saat saya bisa bawa mobil sendiri, kalo sebelahnya ada penumpang asa jd lbh grogi. Dulu didelek-in papa atau dinyap2-in mama kalo salah2 langkah nyetirnya, skrg diomelinnya sama suami, heuheu..

Continue reading “Guilty Pleasure (1)”

Cerita Apartment, Cerita Runa, Lifestyle, Only a Story

Geng Sosialita Runa

Sebagai makhluk sosial tentunya kita  perlu yg namanya begawl *hazek*. Di setiap lingkungan dan habitatnya pasti manusia bakal menemukan individu2 lainnya sbg sarana menyalurkan kebutuhan sosialnya.

Begitupun bayi. Walaupun katanya bayi blm ngerti apa2, tp dia juga manusia lho *ya eyalah..*. Jgn mentang2 dia kecil, imut, dan gemesin jd harus disuaka-kan, ga begitu.. Bayi pun dr kecil butuh bersosialisasi.

Nah, waktu 3 bulan pertama kehidupan Runa kan dihabiskan di rumah Anin-Atuknya di Bandung, selanjutnya dirasa udah rada gedean Runa pun diboyong ke Bekasi, tempat ayah-bundanya. Awal2 rada kurang sreg juga kalau tinggal di apartmen, kasian kayanya bayinya ntar sumpek, geraknya terbatas,  ga kondusif-lah pokonya. Tapi ya rezekinya masih di sini yawes dijalanin dulu.. (Alhamdulillah).

Rada krik-krik juga sih di apato, sendirian, ga kenal tetangga, ga punya temen. Untungnya masih ada tante sih di komplek apatonya dan ada sepupu juga yg ngekos ga jauh dr sini. Jadi sering mengunjungi ke unit. Cuma kalo berdua doang sama Runa kerasalah sunyi sepi sendiriii.. Sahabat setia paling hp, lepi, tv, dan buku2..

Continue reading “Geng Sosialita Runa”

Cerita Runa, Info for Motion, Just Learning, Lifestyle, Love.., Motherhood

MPASI Runa (2) – Fakta

Nah nah nah.. Jadwal MPASI yang saya jembreng sebelumnya akhirnya ga sesuai sama sekali. Ada beberapa sih yang masih sesuai menu, tapi pokoknya berubah deh smuanya.. Beberapa hal yang berubah antara lain:

  1. Runa memulai MPASI gak pas 6m TENG, tapi 3 hari lebih cepat dari jadwalnya. Kenapa? Bukannya ga sabaran sih. Jadi kan sebelumnya kita sempet main-main ke Bandung dan nginep selama 3 hari. Pulang dari Bandung, eh Runa kumat lagi kebiasaan lamanya mogok mimik sama bundanya, lebih milih jari. Aku kaaan ceuuudiiiihhh.. Terus, takutnya nih, Runa rewel karena lapar, ya udah saya cobain MPASI aja, sapatau dengan dijejelin makanan baru dia jadi lebih mau mimik *entah teori dari mana*, lagipula saya juga ngasihnya cuma 3-5 sendok makan bayi doang. Ah gapapa dah cuma beda 3 hari inilah, ga usah saklek amat
  2. Ga strict aturan 3-4 hari tunggu untuk reaksi alergi. Ah yaudah deh.. bisi Runa bosen makan itu selama 4 hari, terabas aja deh ganti menu. Terus nyampurin beberapa bahan sayuran di buburnya, heuheu..
  3. Penahapannya ga sesuai jadwal. Di rencana awal saya ngasih MPASI hanya pagi saja, dan 2 minggu setelahnya baru dikasih pagi dan sore. Faktanya, sejak awal MPASI saya ngasih Runa 2x makan pagi-sore. Alasannya.. karena Runa makan paginya dikiiiit, ga salah dong ditambah porsinya pas sore.
  4. Akhirnya ngasih juga biskuit bayi instan karena satu dan lain hal, huehue..

Boleh dilihat nih jadwal real MPASI Runa:

mpasi Runa real

dan cuma kecatet sampai tangga; 11 Agustus, hehe.. Ya sudahlah,, emang ribet sih.. tapi Alhamdulillah Runa makannya lancar, walaupun kadang dia rada susah makannya. Sejauh ini menu favorit Runa adalah pure kentang + brokoli, variasinya kadang ditambah kaldu, kadang ditambah wortel.. Nanti deh resepnya saya share, cetek sih sebenernya mah.

Melalui MPASI dan perjalanan makan Runa selama ini saya belajar bahwa:

kadang kita tidak bisa strict to the rules. Aturan mungkin bisa kita pegang untuk panduan, tapi ada kalanya kita harus fleksibel demi menyesuaikan kebutuhan anak dan kondisi yang ada. Kadang kita gak bisa memaksakan kehendak dari aturan yang kita pegang. Ada lingkungan sekitar kita yang ikut berperan dalam berjalannya proses tersebut, ada mama yang selalu “setia” memberi kritikan dan saran, ada tante-tante, tetangga. Pengalaman empiris mereka tidak dapat kita tolak begitu sahaja, heuhue.. Walaupun kita tahu itu tidak sama dengan “paham” yang kita pegang, ya berusahalah nrimo dan sebisa mungkin menyesuaikanlah.. tapi dengan catatan tidak keluar jalur banget.

Beginilah pengalaman MPASi Runa sebulan pertama. Susah-susah gampang.