Madinah di bulan September siang itu berkisar di angka 40 derajat celcius. Saya tidak menyangka Madinah bisa sepanas itu. Tetapi rasa gerah yang ada tidak saya rasakan, kami, rombongan haji Euromuslim dari Belanda siang itu baru saja tiba di Madinah. Rasa-rasanya langsung ingin bertemu masjid yang dibangun Rasulullah itu.
Zuhur adalah salat pertama yang saya laksanakan di Masjid Nabawi, berjamaah dengan imam. Selepas salam, saya baru saja ingin berdoa, namun tiba-tiba terdengar suara iqamah yang tidak saya tangkap dengan jelas (iqamah untuk salat apa). Tiba-tiba para jemaah di sekitar saya sudah berdiri dan mengikuti aba-aba imam untuk salat berjamaah (lagi). Saya bingung, lho.. salat apa ya? Masa iya salat sunah rawatib berjamaah dengan imam? Akhirnya saya hanya diam dan memperhatikan saja jamaah melakukan salat.
Ternyata salat yang dilakukan singkat sekali, hanya empat kali takbir, dan tanpa rukuk dan sujud. Setelah takbir keempat, salat ditutup dengan salam, yang tetap dilakukan sambil berdiri. Saya baru ngeh … Oh ini sedang salat jenazah ternyata. Maklumlah baru pertama kali salat di Masjid Nabawi, belum tahu schedule-nya seperti apa. Nanti deh kalau ada salat jenazah lagi saya akan ikut, janji saya dalam hati. Continue reading “Salat Jenazah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram”