Being Indonesian in the Netherlands, Cerita Runa dan Senja

Pesantren Kilat Venuslaan

#Latepost ini tuh. Tapi sayang kalau gak dituliskan. Siapa tahu bisa jadi inspirasi para orang tua muslim yang tinggal di luar negeri.

Berangkat dari kegelisahan saat Ramadan di rantau, saya menyusun agenda kegiatan khusus untuk anak-anak. Semacam pesantren klat (sanlat) lah. Inginnya ya menampung semua anak Pengajian Anak DeGromiest, dari yang usia 4 tahun ke atas (seusia Senja) sampai yang usia 8 tahun ke atas (seusia Runa). Inginnya lagi kegiatannya full seminggu. Tapi apa daya energi dan waktu terbatas untuk bikin semua agenda. Selama Ramadan tetap harus kerja, anak-anak juga masih sekolah biasa. Jadinya bikin pesantren sesuai kapasitas sendiri.

Target anak: Anak usia di atas 8 tahun, yang sudah bisa mandiri, karena agendanya menginap. Kalau anak-anak usia 4-5 mungkin masih agak insecure kalau dilepas menginap gak ada ortunya. Di Groningen, kebetulan anak yang seumuran Runa (dan perempuan) ada dua orang, Khaida dan Lilan. Saya pun menghubungi mamanya, mengabarkan kalau akan ada Sanlat Venuslaan. Khaida dan Lilan bisa ikut serta, gratis dong. Rencana saya disambut antusias oleh ortu keduanya. Saya pun jadi semakin serius menyusun agenda beneran dong.

Continue reading “Pesantren Kilat Venuslaan”