Competition, Info for Motion, Pharmacisthings

Pursuing My Dreams to Netherlands

For me, being pharmacy student is not easy, after 4 years struggling in study, laboratory practice, assignments, and also final project, I really want to lead the right path in my life. After bachelor graduation, there are two things crossed my minds: continue my education in master degree or work in multinational company. Actually, I am not the brightest student in class, but I realize that I love learning; I like the passion when I can absorb information and knowledge through my nerves and keep in my mind. So I decide to pursue the next step of my education: Master Degree!

To continue master degree, I want to go overseas! That’s the dream. Study in Europe or US will be delightful, everybody knows that they have a great development in economy, technology, and education. I attended education fairs, collected the brochures, searched about universities in the internet. Then, my choice goes to: Netherlands!

Why?

Let’s talk about the growth of Pharmacy field there. The long history of the profession pharmacy in Netherlands has been filled with many important developmental issues. The profession developed from preparing drugs, dispensing medicinal products, to pharmaceutical care. The growth of pharmacy profession there is supported by high quality of education. They have a great path of education, not only learning but also research.

There are universities that offer pharmacy program. One of them is University of Groningen (RUG). They have a Groningen Research Institute of Pharmacy (GRIP). What I like about this university is they provide a study environment that rewards vision, quality and achievement. The magister program is research oriented. The pharmacy study has a strong focus on the professional duty as a pharmacist, and also the curriculum contains compulsory research project of a half year in the master phase. Amazingly, they don’t draw the line in pharmacy field. Pharmacy has broad and integrated knowledge in drugs, chemistry, biology, health, and  community. According to that concept, RUG provide many research groups and research themes, such as in Biochemistry, Pharmaceutical Analysis, Pharmaceutical Biology, Pharmacoepidemiology and Pharmacoeconomics, Pharmacotherapy and Pharmaceutical Care, and etc. Besides, the pharmacy study has a local collaboration with the University Medical Centre Groningen (UMCG). That’s the things that Indonesia has not established yet.

University of Groningen (RUG)

Another famous university is Utrecht University. They offer The Drug Innovation Master’s program.  Without any border, the curriculum focuses on interdisciplinary research in the field of the innovation and usage of drugs, biological products (vaccines, monoclonal antibodies, and gene therapeutics) and also diagnostics. They also provide programs that encompass health field, related with pharmacy, such as Epidemiology, Toxicology, Infection and Immunity, etc.

Besides the two universities, there are also Vrije Universiteit, Universiteit Maastricht, Universitas Erasmus Rotterdam, etc, which has its own eminency with various  programs of pharmacy and health.

What I am trying to say is. There are so many choices out there and they are really delightful. Netherlands is a country with borderless progress in knowledge and education. Last year, I applied pharmacy program to some universities there. I got the admission letter, but I haven’t gotten the scholarship yet. Evidently, there’s the third option for me besides continue my education in master degree or work in multinational company: I got married. I still keep the dream to study there. Wish me luck :D.

Competition, Info for Motion

Menjajah Selera Fashion Belanda

Kalau sudah berbicara soal fashion, siapa tidak tertarik? Dunia busana termasuk komoditi utama dengan konsumen yang besar di seluruh dunia. Sandang tidak hanya sekedar menjadi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi mode, tren, bahkan lifestyle. Dunia fashion ini bergerak dinamis, selalu ada ide baru yang kreatif dinantikan masyarakat dunia.

Mengikuti perkembangan fashion yang pesat, Eropa turut menjejaki tren fashion dengan cermat. Belanda salah satunya. Soal kreativitas fashion, negara ini tidak mau ketinggalan. Konon Belanda mencetak fashion desainer yang berjumlah 1300 orang! Salah satu brand desain yang ternama adalah Viktor & Rolf. Dengan mengusung pesan “We believe in ambivalence in glamour, in hope and in beauty” Viktor & Rolf menjadi ikon fashion internasional. Desainer di belakang layarnya adalah Viktor Horsting&Rolf Snoeren. Kedua desainer ini menggebrak dunia fashion dengan menelurkan berbagai karya inovatif. Rancangan mereka dikenal dengan daya tarik humor, kreatif, serta cerdas. Penghargaan pada kompetisi internasional pun mereka sabet, salah satunya pada  UK Elle Style Awards, H&M Style Visionary Award, London, UK. Rancangan mereka banyak dipakai oleh artis-artis Hollywood.

Gaun Rancangan Viktor & Rolf

Rancangan Viktor & Rolf dipakai oleh Natalie Portman pada Red Carpet Golden Globes 2011

Tidak mau ketinggalan, Iris van Herpen, desainer muda kenamaan ini terkenal akan karyanya yang kreatif dalam memadukan desain kerajinan tradisional serta material dan bahan inovatif yang tidak biasa. Salah satunya adalah desainnya ini:

Busana ini adalah terusan mini dengan model berlipit dan draperi. Yang membuatnya dinilai kreatif adalah pada pakaian ini ditambahkan outwear plastik yang transparan sehingga menyerupai percikan air.

Atau rancangannya yang berikut ini.

Rancangannya ini adalah rok ruffle yang berukuran sangat lebar, sehingga terbentuk kesan kalau model ini berjalan sambil dikelilingi asap.

Selain itu, negara ini melahirkan eco label trendi pertama dunia yaitu KyuichiSelain mementingkan nilai kreativitas, warga Belanda juga mengusung kepeduliaan pada lingkungan. Mereka menyadari bahwa dalam proses produksi pakaian memakan banyak energi  dan dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, produsen fashion Belanda mengkampanyekan Green Fashion, yaitu ide fashion yang peduli pada lingkungan. Tema ini kemudian populer di ajang fashion show, pameran, seminar, dan perkuliahan. Salah satu ajang Green Fashion yang sukses adalah The Green Fashion Competition yang diselenggarakan oleh Amsterdam Fashion Week dan the Dutch ministry of Economic Affairs, Agriculture&Innovation. Ratusan desainer berbakat di seluruh dunia mengikuti event ini. Fashion yang dikatakan berkategori “green” jika memenuhi criteria: vegan, bermaterial organik,recyclevintage dan berbasis fair trade.

Ada satu lagi hal menarik dari fashion di Belanda ini. Selain go green, ternyata warga Belanda juga. Ada sebuah majalah fashion yang khusus membahas mode berpakaian muslimah: MSLM Magazine. Munculnya majalah ini didasari berkembangnya selera wanita muda di Belanda dalam berpakaian. Disebutkan bahwa ide dari majalah ini adalah bagaimana wanita dapat terlihat fashionable juga sekaligus tertutup. Pihak MSLM berkata justru ide tersebut didapatkan dari mengamati wanita yang dengan bangga mengakui identitasnya sebagai muslimah melalui fashion

Dari sederet karya-karya tersebut, tidak salah memang kalau Negara Tulip ini dicap sebagai Negara yang di mana orang-orang berpikiran inovatif dalam desain. Els van der Plas dari institut desain dan mode Premsela pernah berkomentar bahwa “Belanda adalah negara dimana orang memberi atensi atas proses produksi. Di Belanda, orang sangat memperhatikan craftsmanship (ketrampilan tangan, red.) dan hal itu dibawa terus hingga proses produksi. Itulah alasan dunia luar memperhatikan para desainer Belanda.” Semoga kita turut terinspirasi dari semangat kreatif mereka.

 Referensi:

  1. http://www.hidupgaya.com/index.php?action=content&id=2009082121190695
  2. http://www.yatzer.com/Capriole-by-Iris-Van-Herpen
  3. http://www.irisvanherpen.com/irisvanherpen.html
  4. http://www.thegreenfashioncompetition.com/about
  5. http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/produk-desainer-belanda-berjaya-di-milan
  6. http://www.ecofashionworld.com/Organizations/Green-Is-the-New-Black.html
  7. http://www.hijabstyle.co.uk/2008/08/mslm-magazine.html

Competition

Cara Kreatif Belanda Belajar dari Alam dan Bertahan di Bawah Air

Dilihat dari segi geografi, Indonesia merupakan negara yang beruntung. Bagaimana tidak? Tanah air Indonesia yang menyebar di sekitar khatulistiwa menjadikan negeri ini beriklim tropis. Letak kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, membuat wilayah Indonesia strategis berada pada posisi silang. Hal ini mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian. Total daratan Indonesia 1.922.570 km² dengan daratan non-air: 1.829.570 km² dan daratan berair: 93.000 km². Dengan lima pulau besarnya  Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, Indonesia kaya akan potensi alam, laut, dan tanah yang subur. Sampai muncul lagu Koes Plus berjudul Kolam Susu yang terinspirasi dari kayanya Indonesia

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Yap, melihat fakta-fakta di atas, sebagai orang Indonesia kita dapat berbangga hati. Namun, jika kita melirik sedikit ke negara yang memiliki hubungan dekat dengan Indonesia selama 350 tahun di masa silam, tentu rasa syukur itu akan bertambah, bahkan dapat berubah menjadi decak kagum. Mengapa?  Fasilitas alam dan kenyamanan geografis yang kita miliki sayangnya tidak dimiliki negara tersebut, tetapi apakah itu membuat negara asal legenda pesepakbola Ruud Gullit tersebut menjadi terpuruk? Hmm…

Belanda nama negeri itu. Tentu anda tahu kalau bentuk permukaan tanah Belanda termasuk yang unik. Terletak di benua Eropa dengan berbatasan langsung dengan Laut Utara, Belanda memiliki permukaan tanah yang sangat rata. Hampir separuh dari negara Belanda berada kurang satu meter dari permukaan laut. Permukaan tertingginya hanya 321 meter di permukaan laut, yaitu propinsi Limburg, yang berada di bagian tenggara negeri Belanda. Bagaimana dengan permukaan terendahnya? Daerah bernama Nieuwerkerk aan den Ijssel berada berada 6.76 dibawah permukaan laut!

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6b/Netherlands_map_small.png/300px-Netherlands_map_small.png

 Wah, jika begitu bagaimana penduduk di sana bertahan dari bentukan alam yang tidak mendukung tanah negerinya? Belajar dari tempaan alam asli, ternyata malah membuat Belanda menjadi lebih kreatif. Banjir besar dan lautan badai yang berulang kali menerpa mendorong negara Oranye ini pantang menyerah pada keadaan, Si Oranye ini tetap optimis membangun masa depannya.

Sampai di sini, Anda pun tentu paham mengapa Belanda disebut negara  bendungan? Betul, untuk bertahan dari terjangan air maka dibuatlah bendungan-bendungan untuk menahan air yang mengelilingi tanah Belanda. Bendungan pertama dibangun seribu tahun lalu (bisa dibayangkan? Itu 1000 tahun yang lalu!). Caranya: danau-danau dikeringkan, polder (tanah reklamasi) dibangun, dan ketinggian air dikontrol. Sampai pada akhirnya pembangunan bendungan berujung pada suatu karya raksasa.

Afsluitdijk nama karya tersebut. Pada monumen bendungan Afsluitdijk tertulis: “Bangsa yang hidup, membangun masa depannya”. Dari kalimat tersebut dapat tercermin gigihnya perjuangan para penggagasnya. Afsluitdijk adalah salah satu mahakarya modern Belanda, satu keping bendungan yang membentang sepanjang 32 km lurus-lempeng, dengan lebar 90 m, seolah seperti garis yang membelah lautan. Dengan ketinggian 7,25 meter dari permukaan laut, di atas bendungan tersebut terbentang jalan bebas hambatan dan jalur khusus untuk sepeda. Afsluitdijk sungguh merupakan pemandangan indah bagi orang yang berkendara di atasnya.

Sumber: http://www.goingdutchtours.com/afbeeldingen/1700_afsluitdijk.jpg

Sumber:  http://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/10759290.jpg

Afsluitdijk mulanya dibangun pada tahun 1927 dan 1933. Didorong oleh terjadinya banjir besar yang tiada hentinya, akhirnya pemerintah Belanda pun meloloskan rencana pembangunan bendungan ini. Pada tahun 1920 dimulailah suatu proyek ambisius yang dimulai dengan: ‘menguras dan mengeringkan’ laut. Terbayangkah oleh Anda bagaimana menguras kaut? Untuk menguras air tergenang akibat banjir di komplek perumahan saja sulit, apalagi menguras laut?

Lalu, apakah sampai di situ saja perjuangan negeri tulip ini dalam membangun bangsanya? Ternyata belum, alam telah mengajarkan mereka untuk tangguh dan kreatif bertahan. Maka suatu pekerjaan mahakarya konstruksi modern yang jauh lebih besar dan rumit dari Afsluitdijk dirancang. Delta Works namanya, proyek ini adalah pembangunan tanggul penahan gelombang laut. Perencanaan tata ruang dan konstruksi difokuskan pada pemisahan air dan dataran. Delta Works yang dibangun berkelanjutan dari tahun 1950an–1997 ini masih dilanjutkan lagi konstruksinya karena situasi terakhir pemanasan global dan naiknya permukaan air laut. Dengan tembok setinggi 13 meter dari permukaan laut, sistem ini diyakini mampu menahan badai besar yang terjadi di Belanda.

Sumber: http://www.cityguiderotterdam.com/uploads/pics/deltawerken_01.jpg

Dengan total panjang 16.500 km, yang terdiri dari 2.420 km bendungan utama dan 14.080 km bendungan sekunder, jumlah totalnya adalah 300 struktur raksasa. Tentu tidak diragukan lagi Afsluitdijk dan Delta Work, dua mega proyek tersebut kini dipercaya menjadi salah satu keajaiban konstruksi raksasa di dunia modern ini.

Belajar dari tuntutan alam dan ‘dipaksa’ berkreasi untuk dapat bertahan di negara sendiri memanglah tidak mudah. Mungkin itulah yang menyebabkan bidang konstruksi Belanda berkembang sedemikan pesat.

Berkaca dari negara kincir angin ini, banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya: melihat kekuatan dari pembelajaran alam, membangun sesuatu yang sulit menjadi mungkin, dan mewujudkan hidup di bawah lautan! Saatnya kita kembali menelaah diri sendiri. Seperti yang Koes Plus bilang, tanah kita tanah surga, mungkin kita sudah terlalu terlena dengan surga yang kita miliki. Saatnya bangkit, belajarlah dari alam!

Referensi:

  1. http://umum.kompasiana.com/2010/03/25/air-ancaman-dan-sahabat-orang-di-belanda/ (akses 1 Mei 2012)
  2. http://www.deltawerken.com/Deltaworks/23.html (akses 1 Mei 2012)
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/Afsluitdijk (akses 1 Mei 2012)
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda (akses 1 mei 2012
  5.  http://www.cityguiderotterdam.com/day-tours/delta-works-holland/ (akses 2 Mei 2012)
Info for Motion

Belajar dari alam, bertahan di bawah air

Dilihat dari segi geografi, Indonesia merupakan negara yang beruntung. Bagaimana tidak? Tanah air Indonesia menyebar  di sekitar khatulistiwa, memberikan cuaca tropis. Kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian. Total daratan Indonesia 1.922.570 km²
dengan daratan non-air: 1.829.570 km² dan daratan berair: 93.000 km². Dengan lima pulau besarnya  Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, Indonesia kaya akan potensi alam, laut, dan tanah yang subur. Sampai muncul lagu Koes Plus berjudul Kolam Susu yang terinspirasi dari kayanya Indonesia

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Yap, sebagai orang Indonesia saya dapat berbangga hati. Namun, jika kita melirik sedikit ke negara yang punya hubungan dekat dengan Indonesia selama 350 tahun di masa silam. Saya jadi lebih berdecak kagum. Mengapa?  Fasilitas alam dan kenyamanan geografis yang kita miliki sayangnya tidak dimiliki Belanda. Tapi apakah itu membuat negara asal legenda pesepakbola Ruud Gullit tersebut menjadi terpuruk? Hmm…

Tentu anda tahu kalau bentuk permukaan tanah Belanda termasuk yang unik, ya, terletak di Eropa dengan berbatasan dengan langsung dengan Laut Utara, Belanda memiliki permukaan tanah yang sangat rata. Hampir separuh dari negara Belanda berada kurang satu meter dari permukaan laut. Permukaan tertingginya hanya 321 m di permukaan laut, yaitu propinsi Limburg, yang berada di bagian tengara negeri Belanda. Bagaimana dengan permukaan terendahnya? Nieuwerkerk aan den Ijssel berada berada 6.76 dibawah permukaan laut!

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6b/Netherlands_map_small.png

Waw, kalau begitu, bagaimana penduduk di sana bertahan dari alam yang tidak mendukungnya? Belajar dari alam, membuat Belanda menjadi lebih berkembang. Banjir besar dan lautan badai yang berulang kali menerpa membuat negara Oranye ini pantang menyerah pada alam, Ia tetap membangun masa depannya.

Sampai di sini, Anda pun tentu paham mengapa Belanda disebut negara  bendungan? Betul, untuk bertahan dari terjangan air dibuatlah bendungan-bendungan untuk menahan air yang mengelilingi tanah Belanda. Bendungan pertama dibangun seribu tahun lalu (can you imagine? 1000 tahun yang lalu!) danau-danau dikeringkan, polder (tanah reklamasi) dibuat dan ketinggian air dikontrol. Sampai pada akhirnya pembangunan bendungan berujung pada suatu karya raksasa.

Bangsa yang hidup, membangun masa depannya” begitulah kira-kira kalimat yang tertulis pada monumen bendungan Afsluitdijk. Dari kalimat tersebut dapat tercermin gigihnya perjuangan para penggagas mahakarya ini. Afsluitdijk adalah salah satu mahakarya modern Belanda, satu keping bendungan yang membentang sepanjang 32 km lurus-lempeng, dengan lebar 90 m, seolah seperti garis yang membelah lautan. Dengan ketinggian 7.25 m dari permukaan laut, di atas bendungan tersebut terbentang jalan bebas hambatan dan jalur khusus untuk sepeda. Afsluitdijk sungguh merupakan pemandangan indah bagi orang yang berkendara di atasnya.

Afsluitdijk dilihat dari atas

http://www.goingdutchtours.com/afbeeldingen/1700_afsluitdijk.jpg

Jalan bebas hambatan Afsluitdijk  (What a beautiful scenery, hope i can go there someday 🙂 )

http://community.kompas.com/read/artikel/2664

Jujur, saya sendiri buta mengenai konstruksi, infrastruktur, pembangunan, dan renovasi. Itu bagian orang-orang teknik sipil, tapi begitu tahu mengenai adanya konstruksi seperti ini, mau tak mau saya geleng-geleng kepala campur heran dan kagum, bagaimana konstruksi seperti itu bisa dilaksanakan? Dengan teknologi terbatas dan dibangun pada tahun yang silam (1927 and 1933), disaat penduduk dunia masih disibukan dengan perang dunia, kelaparan, krisis keuangan, Belanda sudah bisa membangun proyek ini, ckckck…

Dengan terjadinya banjir besar terus menerus, akhirnya pemerintah Belanda meloloskan rencana pembangunan ini, di tahun 1920 dimulailah pembangunan ambisius untuk ‘menguras dan mengeringkan’ laut ini. Kembali terbayang oleh saya, bagaimana cara bisa menguras laut? Untuk menguras air bekas banjir di komplek perumahan saya saja sulit, apalagi laut yang dikuras? Hehehe.

Lalu, apakah sampai di situ saja perjuangan negeri tulip ini dalam membangun bangsanya? Ternyata belum usai kawan, alam telah mengajarkan mereka untuk tangguh. Maka suatu pekerjaan mahakarya konstruksi modern yang jauh lebih besar dan rumit dari Afsluitdijk. Delta Works namanya, proyek ini adalah pembangunan tanggul penahan gelombang laut. Perencanaan tata ruang dan konstruksi difokuskan pada pemisahan air dan dataran. Delta Works yang dibangun berturut dan berseri dari tahun 1950an sampai dengan 1997 ini masih dilanjutkan lagi pembangnannya karena situasi terakhir pemanasan global dan naiknya permukaan air laut. Dengan tinggi temboknya 13 m dari permukaan laut, sistem ini diyakini mampu menahan badai besar yang terjadi di Belanda.

Delta Works

http://community.kompas.com/read/artikel/2664

Dengan total panjang 16.500 km, yang terdiri dari 2.420 km bendungan utama dan 14.080 km bendungan sekunder, jumlah total 300 struktur raksasa; tidak diragukan lagi Afsluitdijk dan Delta Work, dua mega proyek tersebut kini dipercaya menjadi salah satu keajaiban konstruksi raksasa di dunia modern ini.

Sekali lagi saya bukan orang teknik sipil dan tata kota. Tapi saya tahu membangun karya seperti itu tidaklah mudah. Mungkin itulah menyebabkan per-sipil-an di Belanda begitu majunya. Merupakan pilihan yang tepat untuk beberapa kawan saya dari teknik sipil menuntut ilmu di sana. Tentunya ibu pertiwi menunggumu pulang membawa “oleh-oleh” untuk bangsa kita.

Well, kita sudah berwisata sampai ke negeri kincir angin, melihat kekuatan dari pembelajaran alam, yang membuat sesuatu yang sulit menjadi mungkin, hidup di tengah-bawah lautan. Saatnya kita kembali menelaah diri sendiri. Seperti yang Koes Plus bilang, tanah kita tanah surga, mungkin kita sudah terlalu terlena dengan keadaan ini. Bangkit kawan! Belajarlah dari alam!