Lifestyle, Random Things

My Top 10 Guilty Pleasures

Guilty pleasureSomething that you shouldn’t like, but like anyway (Urban Dictionary)

Guilty pleasure ~ Something pleasurable that induces a usually minor feeling of guilt (merriam-webster Dictionary)

Monik version: Kesenangan yang berdosa. Jadi suatu kegiatan yang sebenarnya tidak sesuai (pakem pribadi) tapi dalam pelaksanannya itu malah bikin doyan atau nikmat. Walaupun tau salah tapi tetep dikerjain juga.. Dalam proses pengerjaannya ya terselip rasa bersalah jadinya.

Here’s my top 10 guilty pleasure (random order)

1. Tidur sama Runa

Sejak Runa menginjak 3 tahun, memang kami mencoba agar Runa tidur sendiri. Walaupun belum beda kamar, tapi paling tidak beda tempat tidur dulu deh. Memang awal-awal susah karena Runa pengen ditemenin dan dibacain buku dulu, kadang Runa juga masih pengen bobo sambil ndesel-ndesel Bundanya. Lama-lama Runa bisa juga tidur di kasur sendiri tanpa ada saya. Cumaaa… sayanya yang kadang susah move on. Kalau Runa mau tidur malah saya yang nawarin bobo bareng saya *emak tidak konsisten*. Saya malah berakhir tidur empet-empetan di kasur mungil Runa, biasanya saya ketiduran setelah bacain buku atau kalau Runa kebangun tengah malem saya yang setengah sadar ngepuk-pukin Runa di kasurnya. Ayahnya yang geleng-geleng kepala, ini gimana anaknya mau mandiri? Habis tidur deket Runa enak siih, wangiii dan lembuuut, hihi.. Continue reading “My Top 10 Guilty Pleasures”

Being Indonesian in the Netherlands

6 Hal yang Sulit Diubah Setelah Tinggal di LN

Sudah 1 tahun 9 bulan saya menetap di Groningen. Sebagai pure Indonesian dengan darah Minang-Jawa dan terdidik di tanah Sunda banyak adapatasi yang saya dan keluarga sesuaikan di sini. Tapi ada kebiasaan yang tidak bisa hilang juga lho setelah di sini. Saya yakin banyak Indonesian lain yang sependapat dengan saya.

Berikut list 6 hal yang sulit diubah setelah tinggal di LN:

1. Makan nasi

“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Dari kecil ya didik, makan itu = makan dengan nasi. Karbohidrat lainnya hanya lauk atau cemilan. Tidak tahu dari mana bisa terbentuk seperti itu. Tapi budaya Minang dari Mama dan Papa memang selalu membiasakan makan itu ya dengan nasi, sarapan, makan siang maupun makan malam. Roti di pagi hari? Okelah kalau sedang buru-buru. Kentang sebagai pengganti nasi? Nope.. itu sih sebagai peneman nasi, atau dijadikan lauk.  Continue reading “6 Hal yang Sulit Diubah Setelah Tinggal di LN”

Cerita Runa

Runa Tidur Sendiri!

Next project setelah Runa lulus toliet training adalah: tidur sendiri!

Ternyata banyak juga ya tahapan anak untuk jadi mandiri: makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, ke toilet sendiri, tidur sendiri, belajar sendiri, sampaaaai bisa mandiri. Tugas orang tua ya mengantarkan anak ke tahapan-tahapan tersebut.

Seneng rasanya bisa menikmati perjalanan kemandirian anak, menjadi saksi tumbuh kembangnya, menjadi penopang untuknya memenuhi kebutuhannya, sampai saatnya dia dewasa kelak.

Elooohh.. ngomong opo sih kowe son? Cuma mo cerita tentang anak tidur sendiri sok-sok mellow-drama

Hoke.. jadi singkatnya setelah Runa beres toilet training, saya dan suami mulai mengajak Runa ke tahapan bobo sendiri. Sebenarnya wacana ini sudah muncul sejak Runa berusia 2.5 tahun (kalo ga salah), sejak sayapun mulai menggalakkan program toilet training. Kami bahkan sudah menyediakan tempat tidur khusus untuk Runa, di samping tempat tidur kami, tempat tidur single bad biasa. Ya seperti tempat tidur untuk orang dewasa pada umumnya, Runa pun jadi ga tertarik. Akhirnya Runa masih tetep tidur bareng kami, satu tempat tidur. Continue reading “Runa Tidur Sendiri!”

Just Learning, Pharmacisthings

Kematian saat Tidur

“Hidup sehat itu sbnrnya mudah, tp menjalaninya dgn disiplin yg susah.”

Baru2 ini ada 2 mahasiswa ITB yg dinyatakan meninggal dunia, ditemukan di kosannya, dlm kondisi terakhirnya sedang tidur. Sebelumnya malah keduanya tidak terlihat sakit, apalagi sakit berat, dan tidak punya juga riwayat sakit jantung. Hal ini menjadi tanda tanya.. Sebenarnya kenapa bisa kejadian seperti itu? Terlepas dari jawaban: hal itu sudah jadi takdir dan sudah waktunya Allah memanggilnya, sehingga kematian tidak dapat dihindari, tentunya ada alasan medis dari penyebab meninggalnya mahasiswa tsb.

Saya jadi ingat cerita suami saya waktu dia masih kuliah di Yogya, hampir2 mirip dengan kasus mahasiswa Biologi kmrn yg katanya saat tidur sudah cukup lama, teman kosnya mencoba membangunkannya, tapi ia tidak bereaksi, nadinya masih terasa, namun lemah. Jadi di kosan suami dulu itu teman kosannya pernah mengalami seperti itu. Waktu itu hari libur, sudah zuhur, biasanya mereka suka bareng2 ke mesjid. Si Fulan blm nongol, diketok2 pintu kamarnya ga ada jawaban, ah kayanya tidur. Saat ashar pun demikian. Sampai saat magrib, cowo2 ini ngerasa ada yg ga beres. Si jendela kamar Fulan disingkap, terlihat kalau dia sedang tidur terlentang, dadanya masih naik turun layaknya org tidur masih napas. Pintu kamar dikunci, jadi mereka ga bs masuk. Segala macam cara dicoba untuk ngebangunin Fulan, dari mulai diteriakin, sampai disodok2 pake batang kayu (dari jendela),.tapi Fulan tidak bergeming. Mendobrak pintu sulit juga, akhirnya kaca kaso jendela kamarnya dicopot, salah satu dari mereka masuk lewat jendela dan ngebuka pintu dr dalem. Bapak kos sambil segera nyiapin mobil utk bawa Fulan ke RS. Di kamar Si Fulan digoncang2, ditabok2, berusaha dibangunin, tapi tetep ga ada reaksi, padahal denyut ada napas pun masih ada, terlihat mukanya pucat. Akhirnya Fulan digotong ke mobil dan segera dibawa ke RS. Dokter yang menerima mereka tampak tenang. Tau gak apa yg dokter itu lakuin untuk ngebangunin si Fulan?

Continue reading “Kematian saat Tidur”

Lifestyle, Love.., Motherhood

Role model: Papa

Papa.

Ga banyak kata dan cerita tentang sosok seorang papa, sama seperti orangnya, yang juga ga banyak berkata-kata. Bahkan untuk orang yang ga kenal papa, orang berasumsi kalo papa orang yang galak dan dingin. (Mungkin dari situ ya sifat pendiam saya mengalir –what monik pendiam? Ahahaha).

Papa seperti layaknya sosok bapak-bapak kebanyakan: tenang, diam, lebih banyak bekerja daripada bicara. Kalau digambarkan dalam cerita, papa pas seperti ayahnya si Ikal dalam Laskar Pelangi. Dia kecewa atau dia senang, kelihatannya sama. Sama-sama tetap sayang sama anak-anaknya.

Papa adalah penyeimbang mama dalam segala hal. Mama blak-blakan, papa memendam. Mama banyak cerita, papa mendengarkan. Mama banyak mengomeli anak-anaknya supaya nurut, papa cukup diam sudah bisa membuat kami terdiam. Mama berhemat, papa suka ngasih uang jajan lebih (hahaha). Dan masih banyak lagi.

Kadang-kadang saya juga bingung, kenapa papa saya unik begini.. rasanya pengen punya hubungan ayah-anak yang romantis, seperti di pelem-pelem barat itu looh.. hubungan ayah-anak perempuannya itu kan katanya sangat spesial. Seorang ayah yang ingin selalu melindungi putrinya. Tapi memang, mungkin pendekatan hubungan antara saya dan papa berbeda dengan yang saya lihat di film-film tersebut. Namanya juga sifat orang beda-beda ya.

Papa memang jarang (ato ga pernah ya? err..) bilang ‘i love you’ sama anak-anaknya, juga ga mengungkapkan lewat pelukan dan ciuman kebapakan, juga bukan tempat curhat yang baik. Mungkin kasih sayangnya memang tidak disalurkannya melalui hal-hal menye kaya gitu..

Tapi selalu ada hal-hal yang membuat saya yakin walaupun papa bukan tipe romantic father, but he truly loves me.

Ada 1 hal yang unik

Dari sejak saya SD sampai kuliah, kalau berangkat pagi saya selalu diantar papa. Pulang pun kalau sore/malam dijemput papa. Setiap saya semobil dengan papa, saya PASTI SELALU TIDUR di mobil, mau pagi, sore, malem, mau duduk di sebelah papa atau di bangku belakang, pasti saya ketiduran. Yah, mungkin suasana mobil yang sepi, seperti biasa si papa ga banyak ngomong, paling cuma nanya: “gimana ujiannya tadi?” atau karena suara radio elshinta yang isinya berita bikin daku ngantuk, heuheu.. Saya tidur dari awal naik mobil sampai nyampe tujuan. Tapii.. walaupun saya tertidur, di sebelah papa, papa engga pernah sekalipun membangunkan saya atau protes berasa dianggep sopir gitu, ditinggal tidur. Si papa pasti membiarkan saya yang masih ngantuk karena berangkat pagi, atau udah cape karena pulang malem. Padahal papa kan juga cape, terus saya tidur, papa nyetir? Memang anak tida tau diuntung, hahaha.. He never wakes me up, until we arrive to the destination.

Itu aja udah cukup bagi saya untuk menandakan bahwa papa sayang anaknya.

Sifat lain papa yang saya suka adalah. Papa itu orangnya bersih dan apik. Walaupun laki-laki papa ga pernah gengsi buat nyuci piring, nyuci baju, nyapu, ngepel, bahkan masak. Papa melakukan contohnya dengan tindakan, bukan dengan kata-kata (dan itulah sebaik-baiknya teladan). Sifat perfeksionisnya dalam bebersih ini yang nurun ke saya, alhamdulillah karena liat papa pembersih jadi alam bawah sadar saya pun mengikuti polanya.

Nah, sekarang saya punya anak perempuan yang cantik.. I wondering, how my husband will be a father for my daughter? I bet they will be have a special-unique relationship too 🙂

Good luck ayah, for becoming her superdaddy..

“A father has to be a provider, a teacher, a role model, but most importantly, a distant authority figure who can never be pleased. Otherwise, how will children ever understand the concept of God?”
― Stephen Colbert

image

Just Learning, Life is Beautiful, Only a Story

TuTi

Kalo orang sering bilang : Keluarlah dari zona nyamanmu!  Hindari hal-hal yang dapat membuatmu terlalu nyaman untuk melakukan perubahan

Well, you know what my comfort zone is? TIDUR

Iyaaahh! Emberrrr,, I like Sleeping so much,, astagfirullah 33x,, why this is happen to me..?

Sampai-sampai ada komentar-komentar miring yang terdengar dari orang-orang terdekat daku.

Papa: “Monik nii, kok tidduuur aja sih tiap di mobil, gmn itu kalo lagi kuliah, tidur juga yaa?”

Monik: “Ya enggalaah Paa.. Kalo kuliah mah ga tidur atuh.” (ngeles, padahal esp kuliahnya boring, pst daku udah zzzz hanya dosen tertentu yang mampu menghidupkan monik saat kuliah, jiee ileee menghidupkan gituh loh)

Suami (Suami sendiri ini yg bilaaang, wadoh *udah bukan tepok jidat lagi, tepok pok ame2 yang ada*): “Bunda Tutiiiiii iih”

Monik: “Tuti.. euumm.. TUkang canTIk ya yah? Hihihi..” *maksa dot com ini ceritanya

Suami: kedubrag jungkirbalik

Monik: “Ayah, ayah.. Ayah kenapa? Pingsan karna aku Cantik ya yah?”

-Oke itu dramatisasi-

 

Tuti sekarang jadi (salah satu) panggilan sayangku dari suami (hem.. Let’s say itu termasuk panggilan sayang). Tuti adalah akronim dari TUkang TIdur, dodol memang saya ini sampai-sampai dibilang gitu. mungkin karena ada beberapa kasus yang mengantarkan daku meraih gelar Tuti:

 

1. Tidur di mobil. Ini udah jadi kaya kewajiban buat monik. Asalnya sih ini kaya excuse gitu, kan rumah eike jauh nooh.. perjalanan bisa sejam-dua jam-berjamjam-apalagi kalo ngangkot-oh senangnya-aku cinta kopo-huekss, yah pokonya gitulah bisa tua di jalan intinya. Jadi pas sampe rumah aku suka ngerasa energi terkuras dan enaknya langsung bobo, padahal PR belom, tugas belom, makan pun belom. Akhirnya aku berpikir logis seperti ini: Jam istirahat aku di rmh, aku pake di jalan aja, kan lumayan tu tidur sejam-eun di angkot ato pas pulang sama papa bisa bikin aku segeran dan mengurangi waktu tidur di rumah. Sedikit mempan sih, tapi banyak tidak juga, hahaha.. Waktu tidur aku di rumah ga berubah. Akhirnya itu sampe sekarang, aku tidur di angkot, tidur pas disetirin papa-mama-kakak-suami-bapak mertua-temen, tidur dalam perjalanan menuju ke kampus, tidur dalam perjalanan pulang dari kampus, tidur dalam perjalanan pergi dan pulang kemana saja..

 

2. Tidur di kelas. Ayo ada yang pernah ga ngerasa ngantuk di kelas? Weiss.. prokprokprok angkat topi dehh.. anda juara! Kalo ada tropinya aku kasih deeh.. Karena daku pastii, pastiii, selama semesteran selalu pernah ngantuk tuk tuk tukk pas di kelas (dari SMP ga ya? Udah lupa, kayanya zaman SMP daku masih aga baleg, haha..), yang aku inget dari SMA terutama pas kuliah. Apalagi-apalagi nih yaa.. kalo dosennya, zzzZZzZZzz.. di farmasi cuma ada beberapa dosen yang bikin aku ga ngantuk, alasannya karena emang ngajarnya menarik, karena dia galak-aku takut kena semprot kalo ketauan, haha.. dan karena dia good-looking (sebut nama ga yaa?). Oke Pak Sigit sangat jarang bikin aku ngantuk karena alasan pertama dan Bu Lusi karena alasan kedua, Pak Kus karena alasan ketiga (tapi aku sering ngantuknya Pak, maap.. Bapak harus sangat good looking saat ngajar biar mata saya melek).

 

3. Tidur pas ngobrol. Nah lhooo? Lagi serius-seriusnya diajak ngobrol sama Bapak mertua trus aku ngantuukk.. paraahhh.. *Maap Bapak, heuheu. Ato lagi serius-seriusnya dalam diskusi sesuatu, misal di himpunan or rapat apa gitu, aku bisa nguaappss dan tertunduk2, whoaa.. Tidur pas di selasar farmasi pas kumpul sama anak-anak FKK juga pernah. Terus juga pas lagi ngobrol sama suami, terus tiba-tiba plek obrolan aku mengaco, aku mengiggau karena ngantuk.. *Maap ayah, heuheu..

 

4. Tidur pas makan. Tidur habis makan ya wajar (aku dan anda-anda pasti sering mengalami berat mata habis kenyang kan? Ngakuuuu!), tapi tidur pas makan? Hahaha.. ini yg abnormal, tapi ini pernah terjadi dahulu kala pas aku masih SD, lagi makan malam, nasi sama dendeng balado (masih inget menunya) sambil nonton tipi, trus tiba2 ngeeeng, tidur, bangun-bangun aku udah di kasur dengan tangan lengket karena makan pake tangan dan belum dicuci  (papa yang gendong aku dari ruang tengah,, aahh co cwiitt)

 

5. Tidur pas nonton. Kalo pas nonton bioskop sih pas filmnya boring pun aku usahain ga ngantuk dan tidur, kenapa? Karena bayar! Ogah rugi ah eike.. kalo pas nonton di rumah sering, hihi.. lagi nonton bareng keluarga, mau filmnya HBO, Star Movie, apalagi FTV asal-asalan pasti aku bisa grrrokkzzz.. di sofa yang empuk.

 

6. Tidur pas belajar ato ngerjain tugas. Wajaaaaarr itu maaah.. ga usah dibahas lah yaaa..

 

 

Pokonya  segala macem tempat udah pernah aku jelajahi sebagai tempat untuk tidur, aku orangnya ga pemilih sih ya kalo soal tidur, ga mesti di kasur juga jadi. Inilah salah satu kelebihan aku. Sering banget ni, temen-temen aku motretin pas aku ketauan lagi bobo secara tiba-tiba. Ni Fotonya yang pernah dipublish di fesbuk.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kena deeh >.<

gapapa ini sebagai pengingat, kalo aku harus keluar dari MY COMFORT ZONE, which is SLEEPING!

 

wish me luck, pals

 

Tuti,

Monik

 

Papa: “Monik nii, kok tidduuur aja sih tiap di mobil, gmn itu kalo lagi kuliah, tidur juga yaa?”

Monik: “Ya enggalaah Paa.. Kalo kuliah mah ga tidur atuh.” (ngeles, padahal esp kuliahnya boring, pst daku udah zzzz hanya dosen tertentu yang mampu menghidupkan monik saat kuliah, jiee ileee menghidupkan gituh loh)

Suami (Suami sendiri ini yg bilaaang, wadoh *udah bukan tepok jidat lagi, tepok pok ame2 yang ada*): “Bunda Tutiiiiii iih”

Monik: “Tuti.. euumm.. TUkang canTIk ya yah? Hihihi..”

Suami: kedubrag jungkirbalik

Monik: “Ayah, ayah.. Ayah kenapa? Pingsan karna aku Tuti yah.”

-Oke itu dramatisasi-