Tips, etc, Travelling time!

Seni Travelling Bersama Keluarga

Selain menyiapkan dana dan itinerary yang matang untuk travelling, ada hal lain yang penting juga yang harus diperhatikan selama jalan-jalan. Yaitu perbekalan dan kesehatan.

Kalau dana ada tapi gak ada makanan yang layak untuk dibeli, selama jalan-jalan perut bisa keroncongan. Dana ada, tapi tetap harus memikirkan makanan apa yang murah dan halal-thoyyib untuk bisa dimakan. Kalau makanannya mahal-mahal yang dibeli terus, bisa-bisa pulang travelling ngais-ngais ntar. Maka dari itu makanan adalah hal yang esensial untuk disiapkan.

Biasanya kami selalu membawa bekal dari Groningen. Apakah itu beras/lontong, mie/popmie, biskuit, abon, sosis kalengan dll. Kadang jika dibutuhkan (di penginapan tidak ada dapur) kami akan membawa rice cooker turut serta. Nasi memang tidak lepas sebagai makanan sehari-hari. Biasanya sih, saya kuat aja gak makan nasi beberapa hari, begitu juga dengan Runa. Suami juga bisa diajak kompromi. Tapi dengan kondisi saya sekarang yang sedang hamil muda, perut kurang bisa diajak kerja sama. Dalam waktu dua jam saya udah merasa lapar. Kalau makan berat pengennya nasi biar nampol. Akhirnya perbekalan yang kami bawa cukup banyak, rice cooker, beras, mie, dan aneka biskuit.
Namun ternyata perjalanan seminggu tetap saja bekal kami kurang. Itupun kami tetap jajan di luar dan membeli roti, telor, selai di supermarket yang ada.

Satu lagi, meski itinerary sudah komplit dan matang, tapi kalau badan gak fit, tentu tidak bisa menikmati jalan-jalan dengan nyaman. Maka dari itu, kami lebih santai kalau sedang jalan-jalan. Menghabiskan 2-3 hari di kota yang sama baru pindah ke tempat lainnya. Kalau badan sudah capek, ya sudah tidak usah dipaksakan untuk tetap jalan, istirahat saja di penginapan.. santai-santai. Itu kan juga bagian dari liburan.

Jadi, merencanakan travelling yang matang juga tetap harus mempertimbangkan dua  faktor penting tadi. Buat apa jalan-jalan tapi perut lapar dan badan tidak fit? Nanti pemandangan di depan mata jadi tidak menarik lagi. Seni travelling ternyata banyak juga celahnya, terutama kalau travelling dengan bocah. Yang penting semuanya dinikmati dan disyukuri. Alhamdulillah

Being Indonesian in the Netherlands, Europe, etc, Groningen's Corner, Travelling time!

One Day Trip to Bourtange

Menyambut weekend minggu kemarin, saya diajak Mbak Frita jalan-jalan ke Bourtange, salah satu obyek wisata di Provinsi Groningen. Letaknya sebenarnya cukup jauh dari pusat Kota Groningen, hampir ke perbatasan Jerman, ke arah selatannya Groningen. Saya yang lagi lowong pun mengiyakan saja, lumayan bisa sekalian cek lokasi kalau nanti mau ke sana lagi ngajak Mama dan Runa.

Ada beberapa cara untuk bisa sampai ke Bourtange. Kami memilih untuk naik bus. Kebetulan saat zomer vakantie ini ada promo dari Qbuzz Groningen, dagkaart 10€ (untuk 2 orang), bisa naik bus ke seluruh wilayah Provinsi Groningen seharian! Murah banget itu mah namanya. Kebetulan kami memang ber-4 (saya, Mbak Frita, Mbak Esmi, dan Laras), jadi pas beli tiketnya. Oiya ditambah Muti, anaknya Mbak Frita, tapi anak-anak sih masih gratis bayar transportasinya. Continue reading “One Day Trip to Bourtange”

Tips, etc, Travelling time!

Memilih Oleh-oleh ketika Travelling

Apa yang akan kalian beli untuk oleh-oleh ketika jalan-jalan ke tempat baru? atau ke suatu tempat yang jarang-jarang dikunjungi? Bisa jadi oleh-oleh bisa berupa makanan khas daerah tersebut, kerajinan tangan khas, atau pajangan yang merepresentasikan daerah tersebut. Tidak lupa oleh-oleh berupa beberapa jepretan foto saat kita travelling ke sana. Macem-macem deh.. Kalau di Indonesia biasanya lebih sering oleh-oleh berupa makanan ya, hehe.. habisnya makanan  di Indo enak-enak, kalau ke Yogtakarta ya beli bakpia, kalau ke Medan beli bolu gulung Meranti, ke Bali ada pie susu atau pia legong, ke Padang ada sanjai balado, karak kaliang, kipang, randang *buset ik jadi ngiler sendiri nulisnya*, apalagi kalau ke Bandung udah berlimpah tu oleh-oleh makanan khas Bandung. Continue reading “Memilih Oleh-oleh ketika Travelling”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to Salzburg: Menelusuri Jejak ‘Sound of Music’

Apa yang terbayang begitu mendengar kata Salzburg? Pemandangan gunung Alpen? Scene film Sound of Music? Mozart? Atau semuanya?

Kalau saya sih paling ngeh sama Sound of Music-nya. Memang sebagian besar dari setting Film Sound of Music dilakukan di Salzburg, Austria. Bahkan sampai sekarang spot tersebut menjadi bagian dari tur wisata yang wajib dikunjungi oleh turis. Itulah salah satu yang kami cari dari trip Salzburg ini.

Kami menghabiskan waktu sekitar 1.5 hari untuk mengitari Salzburg. Cukuplah.. karena Salzburg sendiri bukan kota besar. Luasnya saja ga sampai setengahnya kota Bandung, hehe.. So, kalau mau mengunjungi Salzburg persiapkan waktu sekitar sampai 2 hari pun sudah dapat semua di sana. Tapi kemarin kami terbantu daylight saving time, jadi waktu malam jadi agak mundur sehingga jalan-jalan sampai pukul 8 malam pun masih terasa jalan sore (langit masih terang), efeknya badan jadi gak kerasa capek, mikirnya ‘ah belum malam ini’.

Oke, jadi ini spot yang kami kunjungi di Salzburg: Continue reading “Trip to Salzburg: Menelusuri Jejak ‘Sound of Music’”

Travelling time!

Trip to Austria: Background Trip and Itinerary!

Libur paskah kali ini kami sekeluarga memutuskan mengambil libur seminggu sekalian. Liburnya sih cuma jumat dan senin, tapi lumayan kan sekalian dibablasin sampai jumat minggu depannya lagi. Dari dua bulan sebelumnya kami udah kasak kusuk merencanakan mau ke mana nih memanfaatkan momen liburan di tengah kegiatan yang padat.

Kebetulan Runa lagi suka nonton ‘Sound of Music’. Saya tidak sengaja menemukan DVD-nya di kringloop winkel (toko barang bekas), harganya cuma 1 euro pula. Ternyata begitu diputar Runa suka, terutama dengan adegan-adegan yang ada anak-anak Von Trapp yang sedang bernyanyi. Saya juga suka dong filmnya, saya nonton film itu udah lamaaa sekali, mungkin waktu SD atau SMP, yang paling diingat dari filmnya tentu lagu-lagunya yang easy listening dan long lasting, seperti ‘Do Re Mi’, ’16 Going on 17′, ‘My Favorite Things’, ‘Edelweiss’ dan banyak lagi. Film yang diluncurkan pada tahun 1965 ini populer sekali bahkan sampai menang lima Oscar di zamannya. Sampai sekarang pun orang pasti masih akan familiar dengan Jullie Andrews yang memerankan Maria dan kisah keluarga Von Trapp. Oiya katanya ini dikisahkan dari pengalaman nyata Maria dan George Von Trapp. Continue reading “Trip to Austria: Background Trip and Itinerary!”

Europe, etc, Travelling time!

One Day Trip to Glasgow

Jadi salah satu trip kami di Skotland adalah ke Glasgow. Sebenernya gatau juga ada apa yang bagus di kota ini. Tapi berhubung Glasgow cuma sejam perjalanan dari Edinburgh dan kami juga punya sahabat yang tinggal di sana jadi ya kami jabanin juga deh main ke Glasgow. Yangi (sahabat yang mengundang saya ke Glasgow) sudah menyiapkan tiket PP dari Edin ke Glasgow. Katanya sih sehari aja cukup sih muterin Glasgow mah. Oke deh, jadi kami berangkat jam 10 dari Edinburgh bus station dan sampai jam 11. Sampai sana langsung diajak ke spot utama Glasgow, eh ternyata spot tourism utamanya si universitasnya, oalaah.. Tadinya bingung juga emang segimana banget sih univ-nya kok sampai populer buat tourism. Bahkan katanya dulu Harpot mau syuting di sana juga, tapi ga jadi kan.. karena kampus ga setuju, bisi ganggu aktivitas akademik meureun.

image
Tampak depan Glasgow University. Bolehlah… Ga semua perkuliahan juga sih dilangsungkan di sini.Jadi tetep ada cabang Univ Glasgow di bagian lain, kayak Yangi di RS malah kuliahnya. Biasanya ini dipake buat wisuda, sidang, dll Spot ini kaya Academic Gebouw di Groningen-lah.. Tapi jauhlah sama RuG mah.

Continue reading “One Day Trip to Glasgow”

Europe, etc, Travelling time!

Trip to Edinburgh

I just fell in love to Edinburgh right away after I saw this city for the first time. Edinburgh is absolutely beautiful. The scenery, the buildings, the contour, the vibrant, the history, the romance. No wonder many authors were inspired and brought out their masterpiece from this city: JK Rowling, Sir Arthur Conan Doyle, Sir Walter Scott, etc. Edinburgh is a literary city. Even the main station (Waverley) is named after a novel of Sir Walter Scott. If I have a chance, I definitely will come back to visit this city again.

Subhanallah.. Mungkin itu kata yang banyak keluar dari saya saat melihat Edinburgh. Entah kenapa daya magis kota ini sangat kuat, bikin kita terhipnotis ke dalamnya. Baru sekali ini saya ngelihat ada ya kota seindah ini.. And that was definitely one of the best city I ever visited! 3,5 hari di Edinburgh ga kerasa. Saya dan keluarga muter-muterin Edinburgh, bahkan kami banyak jalan, mungkin dalam sehari ada kami jalan 5 jam-an kalau ditotal. Alhamdulillah-nya selama banyak jalan itu artritis saya ga kambuh, padahal biasanya kalau habis banyak jalan dan kecapean ini kaki udah kerasa pegel-pegel, tapi kemarin sama sekali enggak.

Okeh. Ini rekam jejak kami di Edinburgh. Mudah-mudahan bermanfaat untuk yang sedang cari itinerary di Edinburgh.

Ediburgh City Center

Begitu keluar dari Waverley Station, mata kita langsung dimanjakan oleh pemandangan kota Edinburgh yang cantik, bangunannya yang klasik, kastil view, taman kota yang luas, termasuk pusat pertokoan, dan Princess Mall.

Edinburgh City Centre
The Scott Monument, ada di pusat kota. The Scott Monument is a Victorian Gothic monument to Scottish author Sir Walter Scott. It is the largest monument to a writer in the world. It stands in Princes Street Gardens

Continue reading “Trip to Edinburgh”

Being Indonesian in the Netherlands, Europe, etc, Travelling time!

Trip to Volendam (checked)

Liburan Natal dan tahun baru ini saya dan keluarga ga neko-neko mau jalan-jalan jauh ke manaa gituuuu. Pengennya sih Euro Trip, tapi kondisi kurang memungkinkan. Suami dapet jatah libur ga terlalu lama dan lagi dingin banget juga, asa mager (males gerak). Lagipula adek yang tinggal di Troyes berkunjung ke Groningen. Ya sudah akhirnya kami memutuskan jalan-jalannya seputaran Belanda aja. *Padahal ngiri sama yang jalan-jalan ke Itali, Maroko, sampe ada yang ke Oslo*. Yah namanya udah berkeluarga semua serba menyesuaikan.

Kamipun memutuskan salah satu tempat yang wajib dikunjungi, yaitu Volendam. Volendam terletak di harbor dekat Edam. Untuk mencapai Volendam kita naik kereta dari Groningen ke Amsterdam. Perjalanan dari Groningen ke Amsterdam Central kira-kira sekitar 2 jam. Kalau mau puas jalan-jalan di Volendam dan sekitarnya, enakan berangkat pagi, jadi sesiangan sampai sore bisa santai jalan-jalan dan foto-fotonya. Kami berangkat naik kereta jam 8.45 dan sampai Amsterdam Central sekitar jam 11.

Dari Amsterdam Central lanjut naik bus nomor. Bisa beli dagkaart (tiket seharian) seharga 10 Euro. Itu udah bisa naik bus ke arah Edam, Volendam, dan sekitarnya, juga bisa untuk naik kapal juga. Kalau beli tiket di busnya sekali jalan 7 euro, jadi ya worth lah beli dagkaart. Tapi karena kayanya ga akan banyak muter-muter pake bus, jadi saya pake OV-Chipkart aja, kenanya sekitar 3,9 euro sekali jalan.

VolendamPhoto credit for Hegar Pramastya

Sampai di sana kita langsung foto-foto, Alhamdulillahnya lagi cerah dan di sana ga terlalu padat sama turis. Tapi kayanya di Volendam ini paling banyak turis Indonesia deh, di mana-mana ada orang Indonesia, jadi berasa lagi liburan di Ancol, hehe..

VolendamPhoto credit for Hegar Pramastya

Volendam itu surganya beli oleh-oleh khas Belanda, mulai dari keramik-keramik Blue Delft, pajangan kincir angin, gelas, magnet kulkas, gantungan kunci, sepatu kayu khas Belanda, kaos, tas, dan banyaaaaak lagi. Puaslah pokoknya. Saya ga terlalu banyak belanja (da mikirnya nanti mau ke sana lagi, terutama kalo udah mau pulkam). Di sana juga ada Cheese Factory, di mana semua jenis keju dijual di sana. Dari keju muda sampai keju tua, goat cheese sampai curry cheese. Kita bisa nyicipin gratis pula, hehe.. Katanya sih penduduk Belanda itu sekitar 16 juta jiwa dan jumlah sapi di Belanda itu 18 juta, jadi satu orang tu “punya satu sapi” untuk memenuhi kebutuhan produk sapi-nya seperti susu dan keju. Kira-kira mereka mengonsumsi 15 kg keju setahunnya (wooww bangged yaaa).

DSC07199Photo credit for Hegar Pramastya
DSC07198Photo credit for Hegar Pramastya

Oiya, saya sarankan kalo pas dateng ke Volendam langsung cari tempat foto yang pake baju khas Belanda jangan pas pulang baru mau foto. Selain muka masih seger, nanti kalau makin siang makin penuh, dan lagi nanti harus nunggu setengah jam sampai fotonya jadi. Sambil nunggu fotonya jadi kan kita bisa belanja dan jalan-jalan dulu. Pilih aja tempat foto yang khusus melayani foto, karena (kerasanya sih) lebih profesional, hehe.. Dikirain ribet make baju dan sebagainya, ternyata orangnya cekatan banget makein bajunya, bahkan buat Runa juga cepet.

VolendamIni foto keluarga kami di Volendam 🙂