Buku Lessons from Surah dari Dr. Yasir Qadhi ini yang kedua saya baca setelah surat Yusuf.
Masya Allah banget pelajarannya. Saya rangkum di sini yaa.. supaya kalau mau nengok-nengok lagi masih inget tentang apa aja. Lesgooo..

- Dalam surat ini terdapat sejumlah kisah yang memuat empat jenis fitnah ujian yang akan dihadapi oleh seorang Muslim, terutama mereka yang ada di jalan dakwah.
- Empat fitnah itu adalah fitnah dalam hal keyakinan tauhid, fitnah harta, fitnah kekuasaan dan fitnah ilmu pengetahuan.
- Luar biasanya, uslub Al-Qur’an dalam surat Al-Kahfi ini, setiap usai membicarakan keempat fitnah itu, dijelaskan pula hikmahnya, jalan keluar dari fitnah tersebut, dan apa aplikasi untuk kita.
Kisah Pertama – Kisah Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi ada dalam ayat 9-20, yang bercerita tentang tujuh pemuda beriman yang terpaksa melarikan diri demi menyelamatkan agama mereka. Waktu itu, mereka hidup di bawah kekuasaan seorang raja yang zalim, sombong, dan kejam terhadap siapa pun yang menyembah Allah SWT. Kalau mereka tetap tinggal, kemungkinan besar mereka akan dihukum atau bahkan dibunuh.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua, berharap mendapat perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT. Dengan kuasa-Nya, mereka tertidur selama berabad-abad. Begitu terbangun, mereka mendapati dunia sudah berubah—raja yang menindas mereka sudah tidak ada, dan situasi pun jauh berbeda dari sebelumnya.
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa mempertahankan iman di tengah lingkungan yang tidak mendukung itu butuh perjuangan. Para pemuda ini tidak bisa berdakwah secara langsung karena keadaan yang tidak memungkinkan. Tapi mereka tetap berpegang teguh pada keyakinannya dan berusaha menyampaikan pesan kebaikan lewat hati mereka. Seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, kalau tidak bisa berdakwah dengan tindakan atau lisan, setidaknya tetaplah beriman dalam hati—meski itu adalah bentuk keimanan yang paling lemah.
Kisah Kedua – Kisah Pemilik Dua Kebun
Kisah ini ada dalam ayat 32-44 Surat Al-Kahfi. Ceritanya tentang dua sahabat—salah satunya kaya raya dengan dua kebun yang subur, sementara yang satunya hidup dalam kemiskinan. Meskipun miskin, sahabat yang kedua ini memiliki kekayaan yang lebih berharga: iman kepada Allah SWT.
Si kaya, yang punya kebun luas dan banyak pengikut, mulai bersikap sombong. Dia meremehkan temannya yang miskin dan merasa lebih unggul karena hartanya yang melimpah. Tapi si miskin tidak tinggal diam—dia mencoba mengingatkan sahabatnya agar kembali kepada Allah SWT dan tidak terbuai oleh kesombongan. Sayangnya, si kaya tetap keras kepala, sampai akhirnya dia tenggelam dalam kesombongannya, dan kebunnya pun hancur.
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa mengingatkan orang lain ke jalan yang benar bisa dilakukan dengan kata-kata yang baik dan persuasif. Ini adalah salah satu metode dakwah yang diajarkan Rasulullah SAW, yaitu berdakwah dengan lisan—menyampaikan kebenaran dengan cara yang lembut dan penuh hikmah.
Selain itu kekayaan dan kemakmuran tidak akan membawa apa-apa jika kita sombong dan tidak beriman kepada Allah. Dengan mudah Allah bisa mengambil apa yang kita miliki jika kita tidak bersyukur.
KIsah Ketiga – Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Kisah ini ada dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-82 dan menceritakan pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khidir. Dari sini, kita bisa melihat bagaimana Nabi Musa, meskipun sudah menjadi utusan Allah SWT, tetap haus akan ilmu dan rela menghadapi berbagai kesulitan demi mencarinya.
Sebagai seorang nabi, Musa sudah memiliki banyak ilmu, tetapi dia masih ingin belajar dari orang saleh seperti Khidir. Dia ingin melihat sendiri bagaimana ilmu itu diterapkan dalam kehidupan nyata. Dengan penuh keteguhan, Musa meninggalkan bangsanya untuk memulai perjalanan panjang demi menuntut ilmu yang bermanfaat. Ini menunjukkan bahwa ilmu itu harus dikejar, dan seorang yang berilmu wajib membagikannya kepada orang lain.
Sepanjang perjalanan, ada tiga kejadian yang membuat Musa terkejut dan mempertanyakan tindakan Khidir:
- Perahu yang Dirusak
Musa dan Khidir menumpang perahu milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Para pemiliknya baik hati dan tidak meminta bayaran. Tapi di akhir perjalanan, Khidir justru melubangi perahu itu hingga rusak. Musa langsung protes, tidak memahami maksud di baliknya. Belakangan, Khidir menjelaskan bahwa di depan sana ada seorang raja zalim yang merampas setiap perahu yang masih bagus. Dengan merusaknya sedikit, Khidir sebenarnya menyelamatkan perahu itu dari perampasan. Ini mengajarkan bahwa kadang ada kejadian yang terlihat buruk, tetapi sebenarnya membawa kebaikan yang lebih besar. - Anak Kecil yang Dibunuh
Dalam perjalanan, mereka bertemu seorang anak kecil yang sedang bermain. Tiba-tiba, Khidir membunuh anak itu. Musa kembali memprotes, tidak mengerti mengapa seorang anak yang tampaknya tak bersalah harus dibunuh. Khidir kemudian menjelaskan bahwa anak ini kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang nakal dan bisa menjerumuskan kedua orang tuanya ke dalam kesesatan. Dengan izin Allah, anak itu diambil nyawanya, dan nantinya Allah akan menggantinya dengan anak yang lebih baik dan lebih saleh. Dari sini, kita belajar bahwa terkadang sesuatu yang menyakitkan bisa jadi adalah bentuk perlindungan dari Allah SWT. - Dinding yang Diperbaiki
Ketika mereka sampai di suatu negeri, penduduknya tidak mau menjamu mereka. Namun, di kota itu, ada sebuah dinding rumah yang hampir roboh, dan Khidir justru memperbaikinya tanpa meminta bayaran. Lagi-lagi, Musa merasa heran dan bertanya mengapa Khidir membantu orang-orang yang bahkan tidak mau berbuat baik kepada mereka. Khidir menjelaskan bahwa dinding itu milik dua anak yatim, dan di bawahnya tersimpan harta warisan dari ayah mereka yang saleh. Jika dinding itu runtuh, harta mereka bisa diambil oleh penduduk yang jahat. Dengan menegakkan kembali dinding itu, Khidir sebenarnya sedang menjaga hak anak-anak yatim tersebut.
Dari kisah ini, kita bisa belajar banyak hal, terutama tentang kesabaran dalam mencari ilmu. Kadang, sesuatu yang tampaknya buruk bisa jadi adalah rencana Allah yang jauh lebih baik. Kita juga dianjurkan untuk berdiskusi dan berdialog dalam urusan ilmu, sebagaimana yang dilakukan Nabi Musa dan Khidir.
Kisah keempat – Kisah Dzul Qarnain
Kisah Dzul Qarnain ada dalam ayat 83-98 Surat Al-Kahfi. Dalam cerita ini, Raja Dzul Qarnain digambarkan sebagai sosok pemimpin yang luar biasa—bijaksana, kuat, dan berilmu. Allah SWT memberinya kekuatan untuk berkeliling dunia bersama pasukannya, menyebarkan kebaikan, dan mengajak manusia beriman kepada-Nya.
Meski memiliki kekuasaan besar, Dzul Qarnain tetap rendah hati dan memerintah dengan adil. Setiap wilayah yang ditaklukkannya bukan untuk keuntungan pribadi, melainkan demi menyebarkan kebenaran. Dia tidak memanfaatkan rakyat atau kelompok yang ditemuinya, tapi justru memperlakukan semua orang dengan adil dan bijaksana.
Kisah ini mencerminkan sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa jika seseorang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Dzul Qarnain adalah contoh nyata dari hadits ini—dia menggunakan kekuatannya untuk menciptakan perubahan dan perdamaian di muka bumi.
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa kekuasaan dan kekuatan seharusnya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk kesombongan atau keuntungan pribadi. Pemimpin yang baik adalah mereka yang adil, bijak, dan tetap rendah hati meskipun memiliki segalanya.
Selain itu dijelaskan juga di kisah ini mengenai Ya’juj dan Ma’juj, kalau bahasa Inggrisnya Gog and Magog. Makhluk-makhluk yang akan berbuat kerusakan di bumi, di akhir zaman nanti, dengan sifat buruknya, keras, kasar, membunuh, sombong, biadab, merusak. Seburuk-buruknya. Dzul Qarnain lalu mengurung mereka di antara dua gunung dengan tembok besar. Mereka baru akan berhasil keluar ketika sudah mau kiamat
Kesimpulan singkat:
- Kisah 1 Ujian keimanan, dakwah hati
- Kisah 2 Ujian harta, dakwah lisan
- Kisah 3 Ujian ilmu, dakwah dengan ilmu
- Kisah 4 Ujian kekuasaan, dakwah dengan perbuatan
Keunggulan surat Al Kahfi yang membuat kita jadi semangat membacanya setiap Jumat. Siapa yang membacanya akan mendapat cahaya yang menerangi langit dan bumi di hari kiamat. Juga diampuni dosanya di antar dua jumat. Termasuk keutamaan surat Al-Kahfi dalam hadits shahih yang lain disebutkan, bahwa barang siapa yang menghafal 10 ayat dari surat ini, ia akan dilindungi dari fitnah Dajjal sebagai fitnah paling berbahaya bagi ummat Islam.
“Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih)
Wallahualam bishawab.
Punya 3 buku beliau : buku ini, sama 7 Rahmat Akhlak yang Baik, & Rahasia & Hikmah surat Yusuf. Suka banget dengan gaya tulisan beliau, simpel dan mengalir, jadi bacanya ga cepat bosan.