Catatan Hati, Free Palestine

Hasbunallah wa ni’mal wakil


Hasbunallah, hasbunallah, wa ni’mal wakil. Ni’mal maula, Ni’mal maula, wani’man nasiir.. Cukupkanlah kami, wahai Allah Rabbi. Dengan kenikmatan dan juga pertolongan Rabbi.

Setiap pagi, selama enam tahun, saya mendendangkan kalimat tersebut bersama teman-teman lain. Menandakan waktu berdoa di lapangan pagi hari itu sudah selesai, dan kami berbaris rapi masuk ke kelas masing-masing.

Setiap pagi di sekolah kami, aktivitas biasanya dimulai dengan berbaris di lapangan sekolah sesuai kelas masing-masing. Guru akan memandu untuk bersama-sama murojaah surat-surat pendek, biasanya sekiyar 15-20 surat, dilanjutkan dengan membaca Asmaul Husna dan artinya, dan sifat-sifat Rasulullah SAW dan artinya. Uniknya asmaul husna dan sifat Rasulullah SAW ini dibacakan dua kali, yang pertama artinya dalam bahasa Indonesia, dan yang kedua artinya dalam bahasa Sunda. Walaupun yang artian bahasa Sunda ini saya ingat dengan samar-samar.

Tapi malah yang masih terngiang-ngiang sampai sekarang adalah kalimat hasbunallah wa ni’mal wakil yang didendangkan dengan nada tertentu. Namun siapa sangka bahwa saya baru benar-benar bisa memaknainya ketika saya merantau ke Belanda? Dan saya semakin mempercayai kekuatan kalimat tersebut sejak tanggal 7 Oktober 2023.

Maafkan kenaifan saya, bertahun-tahun setelah meninggalkan bangku SD, bahkan saya baru tahu bahwa kalimat tersebut adalah potongan ayat dari surat Ali Imran: 173, yang artinya ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.’

‘Sufficient for us is Allah, and [He is] the best Disposer of affairs.’

Setelah merantau ke Belanda, saya baru merasakan sulitnya hidup jauh dari keluarga besar, saudara-saudara, teman-teman, dan semua kemudahan yang saya pernah nikmati di tanah air. Berada di lingkungan minoritas, dengan tantangan akademik, sosial dan kultural yang berbeda, membuat saya memahami lebih jauh ayat ini. Ketika itu terasa, wah bener nih, cuma Allah yang bisa saya andalkan, gak bisa saya bergantung pada diri saya sendiri, suami, atau sahabat-sahabat untuk menyelesaikan masalah saya. Apalagi mengharapkan bantuan dari seberang lautan Indonesia. Murni hanya Allah-lah tempat bergantung. Bahkan potongan ayat ini sudah saya canangkan menjadi propositions untuk buku thesis saya. Tapi ternyata ayat Al Qur’an tidak diperkenankan untuk dijadikan point statement thesis, karena katanya ayat-ayat suci tidak dapat diperdepatkan (bener juga sih, kan kebenarnannya mutlak ya).

Namun, sejak 7 Oktober 2023, kalimat ini semakin sering kita dengar keluar dari saudara-saudara kita di Palestina, yang ujian hidupnya sudah paling maksimal, masih bisa mengucap Alhamdulillah ala kulli haal, Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan, hasbunallah wa ni’mal wakil. Asli gak mudah, bayangkan saya mah diuji cetek semacam anak-anak lagi berantem, rumah kapal pecah, deadline kerjaan bikin stres, belum sempat masak, ada barang yang hilang, belum sempet bilang Alhamdulillah udah omelan sama keluhan aja yang keluar dari bibir ini, huhuhu.. Astagfirullahaladzimm. Ya gimana ya Allah ampuni hamba…

Saudara-saudara kita di Palestina bukan hanya kehilangan rumahnya, hartanya, tetapi juga kehilangan keluarganya, saudara-saudaranya, diuji kesulitan hidup yang membayangkannya saja saya gak sanggup. Ditambah dunia pun seolah-olah memunggunginya. Seluruh dunia gak ada yang peduli, tetangga-tetangga terdekat di Arab gak banyak membantu, saudara-saudara muslim lainnya mau bersuara membela aja aja masih ragu. Dan ini bukan cuma dalam dua bulan ini, ini sudah 75 tahun! Makna Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung bagi mereka adalah sebenar-benarnya hujjah yang menancap di kalbu mereka, Subhanallah.

Saya bersyukur, meski tidak sejak dahulu saya memahami dendangan hasbunallah wa ni’mal wakil yang diajarkan guru-guru esde saya dulu, tetapi sampai sekarang saya masih mengingatnya, dan akan menjadi hujjah yang saya pegang sepanjang hayat.

Leave a comment