Catatan Hati

Keep your righteous friends close


Kalau kamu punya sahabat-sahabat seiman yang soleh/solehah, yang kalau bertemu dengannya, berbicara dengannya, bertukar pesan dengannya, ia bisa membuatmu merasa tenang, nyaman, dan menambah kadar keimananmu, genggamlah ia, dekatkan hatimu.

Ini saya rasakan juga untuk Runa, yang dalam circle-nya sekarang mungkin lebih menantang untuknya menemukan sahabat itu. Tapi saya bersyukur, Runa dikelilingi sahabat-sahabat yang baik, di sekolahnya, di lingkungan rumah, atau di komunitas se-Belanda ini. Bukankan hal itu juga rezeki?

Alhamdulillah dari beberapa hal dari teman-temannya Runa ini saya belajar bahwa kita harus terus ngintilin sahabat kita yang baik, yang soleh-solehah, yang mengajak dan mengingatkan kita pada kebaikan.

Mengingatkan Solat

Kebiasaan di sini, sepulang sekolah biasanya anak-anak suka main bareng, gantian-gantian di rumah temannya atau di rumah kami. Kalau pas giliran main di rumah temen Runa, kami ingetin jangan lupa solat Zuhur. Awal-awal Runa suka sungkan gitu bilang ke temennya kalau mau solat, tapi lama-lama dia dan temannya kebiasa. Mulai summer kemarin Noela salah satu temannya yg muslim juga udah mulai belajar solat rutin lima waktu. Alangkah leganya saya waktu Runa cerita, tadi pas main bertiga di rumahnya Eva, Noela yang ngingetin, yuk kita solat dulu. Kubilang, besok-besok kalau mau main ke rumah temen yang lain, ajakin Noela aja sekalian biar saling ingetin. Alhamdulillah di kelasnya ada 5 orang yg muslim, meski dari berbeda negara dan asal-usul, punya teman seiman di kelas aja udah membuat hati lapang. Bandingin saya dulu satu sekolah SD muslim semua. Sama sekali gak ada pressure untuk jadi yang berbeda. Wong semuanya solat, semuanya mentup aurat, semuanya puasa. Ya, paling kalau bandel aja kadang ada yang bolos solat Jumat, kadang main ejek-ejekan, atau ada yang puasa tapi curi-curi minum. Itu aja kalau kayak gitu udah merasa bersalah dong ya. Berasa dihukum komunitas.

Paarse Vrijdag

Namanya Belanda ya, negara liberal sebebas-bebasnya. negara pertama yang mengakui pernikahan sesama jenis, bahkan parade pelangi dirayakan besar-besaran. Sekarang bahkan paham eljibitiq ini sudah masuk ke sekolah-sekolah, secara halus dan perlahan, kadang gak kerasa. Saya juga baru ngeh ketika Runa cerita kalau ada gurunya (bukan guru inti atau wali kelasnya) yang pernah mengisi materi mengenai eljibitiq. Terus ada juga tentang perayaan Paarse Vrijag, agak maksa sih karena ini sebenarnya budaya dari US. Di US, mereka menamakannya Spirit Day sebagai bentuk ekspresi anti-bullying terhadap pemuda-pemudi eljibiti. Terus di Belanda, mereka adaptasi jadi Paarse Vrijdag. Di jumat pekan kedua bulan Desember, anak sekolahan boleh mengenakan warna ungu untuk solidaritas mereka terhadap eljibiti. Sebagai ortu aku tuh, jadi pengen jambak rambut Opa Mark Rutte deh.

Yang sebelnya lagi, di grup 7 ke atas malah ada materi tentang Paarse Vrijdag ini pula, disampaikan oleh salah satu gurunya. Runa dan beberapa temen muslim di kelas udah kasak-kusuk dari seminggu sebelumnya, ngomongin kalau ada Paarse Vrijdag. Kami sudah dari sejak Runa masuk basisschool udah menanamkan soal manusia sesuai fitrah yang Allah kasih, dan semua udah Allah ciptakan berpasang-pasangan, dan sudah Allah gariskan sunatullahnya. Manusia aja yang nyeleneh, suka bikin-bikin masalah yang bikin hidup susah aja.

Saya bilang sama Runa, ya udah misal nanti ada pelajaran tentang itu, Runa gak usah dengerin. Kalaupun dengerin ya gak usah dimasukin pikiran, kan yang benernya Runa udah tahu apa. Temen-temen Runa yang muslim lainnya juga ternyata berpikiran one step ahead (Yang saya yakin sih itu dari orang tuanya ya). Mereka malah gak mau duduk di kelas pas ada materi tentang itu. Lalu Runa dan 3 orang temen lainnya bilang ke Jufnya sehari sebelumnya kalau mereka gak akan ikutan materi tentang Paarse Vrijdag di hari Jumat itu. Alasannya ya karena gak ada di kepercayaan kita. Tapi bukan berarti kita bersikap benci ya, cuma gak setuju aja. Eh ternyata sama Jufnya dibolehin untuk gak ikutan di kelas. Di hari Jumat itu, materi diberikan ketika makan siang di kelas. Jufnya bilang untuk yang gak mengikuti materi ini boleh makan siangnya di luar kelas. Di kelas Runa total ada 6 orang lainnya yang gak ikutan. Dan it’s ok.

Masya Allah ya anak-anak ini berani menyuarakan pendapatnya dan menghadapi perbedaan yang mereka punyai. Aku aja kalau seumur mereka mungkin gak berani ya, ikut arus dan iya-iya aja. Tapi saya merasa di lingkungan Islamnya serba terbatas ini, mereka bisa lebih belajar menghargai ajaran agamanya.

One Day Global Strikes

11 Desember 2024 ada global strike sebagai aksi solidaritas untuk Palestina, tujuannya untuk raising awareness terhadap penjajahan dan genosida yang dilakukan Isyriwil. Agendanya ya seperti layaknya strike-strike pada umumnya, kita tidak beraktivitas di sekolah dan tempat kerja, juga gak melakukan transaksi di pertokoan. Cuma saya bingung aja awalnya. Ini gimana kami mau strike, siapa yang mau strike bareng? Kalau cuma sendirian krik2 dong ya, itu mah namanya bolos sekola bukan strike, wkwk.

Tapi ternyata malam sebelumnya saya diwhatsapp sama dua mama temennya Runa di sekolah. Trus saya nanya, anak-anak kamu pada sekolah gak? Dia bilang enggak. Tapi saya juga mau mastiin paling gak ada 3 orang di kelas yang gak masuk, dan saya akan bilang ini alasannya karena strike for Palestina. Saya dan suami kan ragu, beneran nih emang gak apa-apa alasannya itu? Dia bilang: 1 day global strikes….That we are standing in strike …with palestina.

Syaa tanya lagi, bilang izinnya gitu aja gak apa-apa? Kalo bolos sekolah di Belanda kan strict nih alasannya harus yang sesuai law yang ada. Kalau gak sesuai, salah-salah ortunya ini yang kena denda. Dia bilang lagi: The law allows you to strike, especially something world wide. It’s not a question “can I strike?”It is more saying; nobody is doing anything, and children are dying…. the whole world is saying NO …. I’m not worried about the law right now.

Masya Allah, garang banget Mama Tiger. Saya dan suami mantap juga bismillah, besok telepon sekolah dua anak ini gak sekolah karena alasan tersebut. Dan ternyata emang beneran biasa aja, gak ada teguran atau apa. Dan di kelas Runa akhirnya ada 4 orang yang gak masuk karena alasan strike itu. Alasan tersebut disampaikan juga di kelas sama petugas piket. Setidaknya yaa.. oh ada awareness mengenai ini. Memang betul strike kayak gini gak bakal bikin penjajahan ini ujug-ujug berhenti, terus kita ngarep seluruh dunia jadi balik badan dan menjarain Isyriwil, ya enggak juga. Tapi ini untuk menentukan sikap kita. Dan gak usah deh penilaian manusia-manusia ini yang kita pikirin. Biar Allah aja yang akan memberi berkah untuk kita, aamiin.

Leave a comment