Tentang Menulis

Cara Menuliskan Cerita Menarik Menjadi sebuah Buku berdasarkan Pengalaman Pribadi


*Ini sebenarnya materi Kelas Menulis Online (KMO) Inspirator Academy. Alhamdulillah saya diminta untuk jadi narasumber di 3 KMO. Daripada disimpan, saya tuliskan kembali di sini ya..

Sejak dulu saya memiliki cita-cita untuk menuliskan cerita berdasarkan pengalaman sehari-hari saya. Kata orang mungkin simple atau bahkan tidak menarik. Apa hebatnya menuliskan cerita mengenai keseharian saja?
Misal cerita selama belajar di sekolah, aktivitas ketika kuliah, atau kesibukan sehari-hari seorang ibu rumah tangga.  Tapi untuk saya di situlah daya tariknya. Bukankah kita adalah obyek dari pengalaman sehari-hari itu?

Saya bukanlah seseorang yang memiliki warna-warni kehidupan yang indah sehingga patut menuliskannya menjadi sebuah kisah. Bukan juga seseorang yang memiliki track record luar biasa dalam memperjuangkan sesuatu sehingga pantas membagikannya menjadi sebuah buku. Pengalaman saya lurus-lurus saja, sederhana. Tapi selalu ada hal yang penuh kesan dari kesederhanaan tersebut, paling tidak untuk saya pribadi. Sehingga saya merasa perlu mencatatnya. Itulah mengapa dari dulu saya suka menulis buku harian, supaya kesan menarik dalam keseharian saya tercatat, jadi saya bisa ingat di kemudian hari.

Sewaktu saya masih bersekolah, saya memiliki banyak kisah lucu selama menggunakan angkot bersama kawan-kawan saya. Setiap hari, pulang sekolah kami selalu naik angkot bersama. Jarak rumah saya dan sekolah yang jauh, memakan sekitar 1-1,5 jam. Ada saja hal menarik yang terjadi. Saya berpikir, suatu saat ingin menuliskan pengalaman saya tersebut. Alasannya: memori tersebut terlalu sayang untuk dilupakan, harus diabadikan menjadi tulisan.

Sewaktu saya kuliah, saya berkutat penuh perjuangan agar bisa lulus kuliah tepat waktu, ditambah dengan ikut kegiatan macam-macam. Belum lagi banyak mengenal kawan-kawan yang seru. Betapa masa muda yang penuh mimpi, ambisi, dan suka cita. Rasanya pengalaman tersebut berharga untuk dituliskan, supaya bisa terkenang masa-masa itu.

Tapiiii.. sayangnya cita-cita untuk menuliskan pengalaman pribadi itu menjadi sebuah buku belum tercapai. Sampai akhirnya saya sudah lupa apa saja kenangan menarik itu, apa saja kisah di saat itu. Saya jadi menyesal kok tidak sejak dulu ketika hal itu sedang “hangat-hangat”nya dijalani tidak mulai ditulis saja.

Nah, akhirnya kesempatan itu datang juga. Kali ini saya tidak mau “kecolongan lagi”. Ketika saya hijrah ke Groningen, Belanda, tentu banyak cerita di baliknya. Ada perjuangan, rasa lelah, air mata, tapi juga ada rasa bahagia, lelah yang terbayar lunas, juga kisah uniknya. Masa pengalaman berharga ini juga tidak membuat saya tergerak untuk menuliskannya menjadi sebuah buku?

Awalnya, saya hanya menuliskan pengalaman sehari-hari saya, yang terasa biasa, namun berkesan di blog saya. https://monikaoktora.com/. Saya menulis saja, tanpa memperhatikan bagus/tidaknya, ada yang baca atau tidak, bahkan juga tidak memperhatikan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Saya cuma ingin menuliskan apa yang saya tahu, apa yang saya alami, dan informasi lain yang mungkin berkaitan. Tujuannya tadinya memang untuk pribadi, tapi lama-lama saya pikir, mungkin orang lain juga bisa terbantu atau mendapatkan insight jika membaca tulisan saya.

Di tahun 2017, saya ikut MMO. Niat saya memang ingin segera menyelesaikan naskah yang saya cita-citakan sebelumnya. Saya ingin membuat buku mengenai pengalaman pribadi saya selama merantau di Belanda. Alhamdulillah cita-cita tersebut tercapai juga, naskah saya selesai dan diterima oleh Elexmedia Komputindo, dengan judul Groningen Mom’s Journal, terbit Januari 2018.

Beberapa orang yang sudah baca bukunya berkomentar, “Cerita saya simple, tapi kok bisa menarik ya?”

Menurut saya semua orang pasti memiliki kisah atau pengalaman menarik dan unik yang bisa diceritakan. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara menuangkan pengalaman tersebut menjadi sebuah cerita yang dinamis?

Tuliskan pengalaman tersebut dengan apa adanya dan mengalir. Tapi, perlu diingat, ada hal yang bisa membuatnya menjadi menarik, melalui teknik menulis non fiksi.

1. Story telling

Merupakan teknik menulis yang menceritakan runtutan kejadian, seperti bercerita. Bisa merupakan contoh nyata dari sebuah kejadian atau mencuplik kisah/pengalaman orang lain.

Contoh: Buku Lima Guru Kecilku dan Satu Atap Lima Madrasah oleh Kiki Barkiah

Di dalamnya Penulis (Teh Kiki Barkiah) menceritakan pengalamannya sebagai ibu rumah tangga dalam mendidik lima anaknya yang homescholing. Ia memberikan cerita mengenai pengalamannya sehari-hari dalam menghadapi kelima anaknya dan menarik hikmah dari sana.

Shiddiq (7tahun) : “Ummi, that “kakak” likes to wear short pant. She was like just wearing t-shirts. I don’t like it !”

Protes Shiddiq melihat tetangga yang menggunakan celana minim berwarna kulit.

Shafiyah : “You don’t have to see it”

Ummi : “Iya Shiddiq, kadang kita gak bisa mengatur sikap orang lain untuk sesuai sama aturan Allah, tapi kita masih bisa mengatur sikap kita untuk tetap sesuai dengan aturan Allah dalam menghadapi sikap orang lain. Jadi mending Shiddiq saja yang menundukkan pandangan”

Shiddiq : “Oke”

2. Data dan Fakta

Berikan ilmu baru dengan data yang akurat. Jangan lupa untuk mencantumkan sumber. Bisa juga melakukan survey kecil-kecilan dari premisnya.

Misalnya: Buku Groningen Mom’s Journal, saya menyelipkan fakta-fakta menarik mengenai kota Groningen.

Groningen termasuk kota yang menyandang gelar Best Bike Cities. Sekitar 57% dari transportasi di kota menggunakan sepeda . Tua, muda, pelajar, pegawai kantoran, ibu-ibu rumah tangga, semuanya menggunakan sepeda. Jumlah mahasiswa di Groningen yang banyak juga turut menyokong angka pengguna sepeda di Groningen (Sumber:   http://www.cityoftalent.nl/en/content/city/25-facts, akses 13 April 2016)

Beberapa buku nonfiksi biasanya memerlukan data pendukung. Data pendukung bisa berupa survey, tabel dan grafik, contoh aplikasi, foto, gambar, dan sebagainya.

3. Analogi

Berikan kalimat analogi dalam tulisan agar pembaca bisa membayangkan seperti apa maksud dari tulisan/kejadian yang kamu tulis. Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; kiasan

Contoh kalimat:

Mengurus pekerjaan rumah tangga dan anak itu sama saja seperti menonton sinetron berantai, tidak pernah ada habisnya, selalu bersambung tanpa bosan

Maksudnya: membandingkan proses mengurus rumah tangga dan mengurus anak dengan menonton sinetron

4. Contoh Nyata

Memberikan contoh nyata/kejadian yang terjadi di sekitar kita

Contoh tulisan: (saya ambil dari tulisan salah satu blog di hompage blog saya)

Banyak dari kita tumbuh dan besar di lingkungan yang menuntut pria harus bisa menyediakan rumah, sandang, papan untuk pasangannya. Di lingkungan sosial kita, kewajiban ini dianggap sebagai kewajiban mutlak pria. Kemampuan ini yang membuat pria lebih menarik dan tingkat kelolosan jika melamar pasangan lebih tinggi.

Lingkungan kita yang patriarkis juga selalu mengasosiasikan pria dengan keberhasilan ekonomi.(Sumber: https://binibule.com/2017/10/06/bapak-rumah-tangga/)

Bagaimana melatih tulisan “curhatan pengalaman pribadi” ini agar lebih berbobot?

  1. Banyak membaca buku dan artikel *(udah pasti dong)*
  2. Kumpulkan referensi yang terkait dengan tulisan
  3. Berlatih mengutip dari sumber/referensi atau menyusun fakta dari lapangan
  4. Banyak berlatih menghubungkan kata, kalimat, dan paragraf
  5. Berlatih merangkai kata-kata sesuai PUEBI
  6. Berikan tulisan kita pada orang lain/posting di media agar mengetahui kualitas dari tulisan kita. Tanyakan komentar mengenai tulisan kita pada orang tersebut.

Nah, sudah panjang nih sharingnya, semoga gak siwer bacanya ya, haha.. dan semoga bermanfaat.

 

15 thoughts on “Cara Menuliskan Cerita Menarik Menjadi sebuah Buku berdasarkan Pengalaman Pribadi”

  1. Wah pengalaman menulis yang luar biasa Bu.
    Cita-cita saya yang belum tercapai saat ini yaitu membuat sebuah buku.
    Oh ya, saya lagi nyiapin tulisan mengenai perkawinan “Bimbang” adat istiadat Kab. Mukomuko nih Bu. Mohon sarannya, agar tulisan saya tersebut ringan tapi berisi atau pun menarik untuk dibaca.
    Terima kasih. 👌👍

    1. Semoga sukses mas untuk proyek menulisnya menjadi sebuah buku. Sarannya teruslah menulis dengan hati, Insya Allah akan sampai ke hati pembaca juga 🙂

    1. aamiin aamiin…
      fiza juga udah bagus2 daa isi blognya, lengkap banget, kalo dikumpulin bisa jadi buku tuh
      eh iya, fiza jadinya udah beli bukuku dari indo kan ya?

  2. Wah… Terimakasih mba untuk tips dan triknya berkaitan dengan produksi konten yang berbobot namun tetap ringan dibaca. saya sendiri masih terhitung baru di dunia blogging dan mungkin masih perlu mendapat masukan dari orang-orang seperti mba yang sudah berpengalaman di dunia tulis menulis digital, hehe.. Terutama berkaitan dengan dengan konten non fiksi yang mba sebutkan, sebenarnya konten blog saya pun begitu, namun ada juga yang berupa konten fiksi yang saya gubah sesuai pengalaman yang pernah saya alami, menurut mba gimana?

    mungkin mbanya juga mau mampir di blog saya, rasakarsadialektika.wordpress.com
    untuk konten berbobot saya satukan dalam archive “dialetika”. Saya menunggu sekali masukan dari mba terkait pengembangan blog saya.

    btw juga, saya punya cita-cita melanjutkan studi ke Belanda, mungkin Wageningen atau Groningen… hehe doakan ya mba.

    1. Sama-sama Mas semoga bermanfaat. Saya sudah ikut berkunjung ke blognya, tetap semangat menulis Mas! Setuiap orang pasti punya kekhasan sendiri dalam tulisannya..
      Semoga sukses renca studinya 🙂

Leave a reply to hafizatulismi Cancel reply