Sometimes I find it hard to make friends with women.. you know like I told you before, that women are complicated creature with their feeling, heart, and mind.
Entahlah wanita ini sulit… *padahal saya sendiri wanita*
Berkawan dengan wanita memang memerlukan konsekuensi yang kadang tidak logis. Tidak seperti hubungan pertemanan pria dan pria yang tidak terikat, bebas, lu ya lu, gue ya gue, kita temenan oke, kita punya privasi, kita baik-baik aja.
Kalau perempuan.. semua serba dipikir, semua serba diribetin, semua harus ini itu, timbal balik ini itu. Layaknya drama-lah.
Wanita. selalu ingin tahu
Ketika dua orang wanita sedang berbincang,
Wanita: “Aku mau cerita nih tentang seseorang, butuh pendapatmu.”
Teman Wanita: “Siapa orangnya”
Wanita: “Ga penting, ceritanya dulu.”
Teman Wanita: “Oke..”
Wanita: “Jadi gini, blablabla…..”
Teman wanita: “ Jadi siapa orangnya?”
Wanita: “Ga penting.. yang penting pendapatmu dulu”
Teman wanita: “Siapaaa??”
Wanita: “Nanti aja”
Teman Wanita: ”Ayolah siapa dulu, baru tar didengerin ceritanya.”
Situasi berbeda ketika dua manusia tadi berbeda gender
Wanita: “Aku mau cerita nih tentang seseorang, butuh pendapatmu.”
Teman Pria: “Oke..
Wanita: “Jadi begini… blablabla –selesai-. Menurutmu?”
Teman Pria: “Kalau menurutku…..”
Selesai cerita
Wanita selalu harus memberi tahu teman wanitanya
Wanita: “Aku mau pergi jalan-jalan besok sama X, Y, dan Z”
Teman Wanita: “Iiihh kok aku ga diajak-ajak sih?”
Wanita: “Eh, kupikir kamu ga berminat.”
Teman Wanita: bete
Beda lagi dengan ini,
Wanita: “Aku mau pergi jalan-jalan besok sama X, Y, dan Z”
Teman Pria: “Oh”
Wanita harus selalu bersama-sama teman
Wanita: “Ke kantin makan siang yuk, temenin”
Teman Wanita: “Masih ada kerjaan nih”
Wanita: “Yaudah aku tungguin, biar makannya bareng” –> padahal udah laper, tapi gamau ke kantin sendirian
Bahkan kadang
Wanita: “Ada yang mau ke WC? Bareng-bareng yuk”
Teman Wanita: “Yuuk.”
Dialog dengan pria.
Wanita: “Ke kantin makan siang yuk, temenin”
Teman Pria: “Aku udah makan duluan tadi.”
Wanita: “Lho.. kapan? Sendiri aja?”
Teman Pria: “ Habis selesai kuliah, iya sendiri”
Satu lagi yang sering dari wanita adalah merasa ga enakan
“Duh ga enakan sama si ini ya karena ini”
“Duh nanti dia kepikiran ga ya yang aku bilang tadI?”
“Duh dia tersinggung kali ya kalau aku bilang ga jadi.”
“Duh nanti dia malah mikir yang enggak-enggak lagi”
Semuanya serba harus dipikirkan. Kalau pria? Saya ambil langkah ini, suka atau tidak ya silahkan ini pilihan saya.
Tapi, on the other hands.. Wanita banyak kelebihannya kok dalam persahabatan, justru karena sosok mereka yang terlalu care jadi timbullah hal-hal tersebut.
Hmmh.. bukan berarti aku ga suka temenan sama cewe. I really love my girl friends, esp my best friends.. Orang temen aku banyakan cewe, apalagi hidup di farmasi yg 70-80% penghuninya wanita, hehe.. memang semuanya kadang jadi serba ribet (termasuk saya juga ribet), jadi ketika hal ribet bertemu dengan hal ribet bisa jadi ruwet. Sekali-kali kita memang butuh sudut pandang dari manusia berkromosom XY ini. Karena itulah kadang saya merasa gaul dengan lelaki itu menyenangkan karena mereka free-judging, free-shu’udzon-ing, and no heart feeling, at least bisa mengurangi drama dalam hidup kita, he.. *tentunya dengan batasan-batasan tertentu pergaulan pria-wanita*
Setidaknya saya punya satu sahabat pria terbaik yang paling setia menormalkan jalan pikiran saya yang ribet ini. Thank you dear my husband :-*
kayaknya anak farmasi doang ya kayak gitu :p
hehehe
hahahaha.. mungkin bener ndrii 😛
jadi senyum2 ndiri baca postingan yg satu ini mon… 🙂
Memang ribet yah 😛
Smua juga ada kelebihan dan kekurangan
Bagus cara penyajian Monik dalam bercerita
Mungkinkah ada girl friends season 2-nya?? 😀
@kamel: ini aku pengalaman pribadi mel, aku ky gitu, jadi sapata ada yg sebel temenan sama aku krn sifat eike bgitu haha
@manusia sakit: hahaha.. kenapa hrs namanya “manusia sakit” siih? rahasian ID ya.. ada season2 berikutnya, tunggu aja *berasa serial*
bener mon. wanita itu rumit.
saya satu2nya anak laki2 dari 5 bersaudara. sering bentrok sama kakak dan adik.
dulu sekolah di ‘aliyah, banyak wanitanya juga. sering bete berteman dengan wanita.
terus nyemplung ke farmasi, makin parah. banyak banget. (saya baru nyadar kalo farmasi itu byk perempuannya wktu OSKM… pas cari barisan farmasi, “beuh, mana lakinya?!!!”)
tapi saya juga banyak belajar tentang kelebihan wanita. Setidaknya dari orang yang melahirkan saya 😀
Waaah.. kang Irfan pengalamannya dengan wanita tampaknya cukup banyak nih, hehehe…
Bener kang, apalagi di farmasi, parah ya kenapa banyak bgt cewenya.
Emang kang, saya juga merasa saya sendiri rumit @.@
begemana ini,, heuheu..