Being a Student Mom, Mom's School stuff

The Journey of My PhD Thesis Book


Yang membuat PhD thesis book di Belanda menjadi sesuatu yang personal adalah adanya kebebasan yang diberikan univeritas pada para PhD untuk mendesain sendiri buku thesisnya. Tentunya content yang paling penting, sebab tidak akan ada buku thesis ini jika isi di dalamnya tidak diapprove oleh reading committe. Setelah supervisors/promotors memberikan lampu hijau pada PhD untuk submit sebenarnya hilal kelulusan sudah hampir terlihat. Tahap berikut setelah submit ke sistem Hora Finita adalah pemeriksaan dari reading committe yang biasanya terdiri dari tiga orang. Siapakah reading committe? Mereka adalah profesor yang merupakan ahli di bidang penelitian kita. Tidak mesti sama persis dengan bidang kita, tetapi ada field mereka yang beririsan dengan penelitian kita. Contohnya reading committe yang memeriksa thesis saya antara lain: profesor/dokter dengan penelitian di bidang diabetes tipe 2, profesor di bidang epidemiologi, dan profesior/internis di bidang geriatrik/multimorbid.

Kembali pada bahasan PhD Thesis Book yang unik ini. I do feel that this thesis book is really personal to me. So, I really think about the cover and the layout inside. Saya masih ingat dulu buku skripsi S1 saya yang dijilid berwarna hijau telur asin. Semuanya seragam, hampir tiada beda. Yang membedakan mungkin dari segi ketebalannya saja. Thesis S2/master saya di Groningen bahkan tidak berbentuk buku, “hanya” berupa dua buah research report dari dua penelitian berbeda.

Lain dengan PhD Thesis Book di Belanda yang sangat bervariasi cover dan desainnya. Ketika saya melihat ada cahaya untuk submit thesis di depan mata, saya mulai memikirkan bagaimana rupa buku thesis saya ini, seperti apa ilustrasi utamanya, bagaimana ilustrasi itu menggambarkan isi thesis saya, warna apa yang menonjol, dan yang penting juga siapa yang akan mendesain ini semua?

Beruntunglah saya punya Kakak yang selalu menjadi solusi urusan kreativitas dan desain, huhuy. Melalui rekomendasi Kakak, saya akhirnya berkonsultasi dengan artist/illustrator warbyasa ini, Shafa Inayah. Agustus 2022 (6 bulan sebelum rencana defense), saya pun berkorespondensi dengan Shafa mengenai ide dan eksekusi cover buku thesis ini. Gak cuma cover ding, tapi juga cover subchapter, desain bookmark, dan tentunya yang paling brilian (ide suami) adalah membuat desain tote bag personal dari cover thesis yang akan dijadikan suvenir untuk supervisor, kolega di department, dan oponen ketika defense.

Sekali lagi atas saran Kakakku tercinta, dia bilang saya bisa bikin mood board dan color pallete/scheme. Ih apa nya itu, sebagai orang dengan jiwa tidak nyeni tentunya eike gak biasa dong. Tapi akhirnya saya kasih ide-ide yang saya inginkan ke Shafa dulu. Jadi tahapannya:

1. Menjelaskan ke Shafa topik buku thesis saya seperti apa, biar dia ada gambaran. Tentunya dengan bahasa sederhana dan less terminology. Waktu itu saya ngasih satu halaman penjelasan, seperti yang bisa dibaca di bawah ini:

2. Nge-googling gambar untuk mood board yang kira-kira mengarah ke desain yang saya inginkan. Keywords topik penelitian saha antara lain: polypharmacy, potentially inappropriate medication, deprescribing, type 2 diabetes, sex disparities, dan elderly. Lalu saya coba aja bikin yang kira-kira bisa diimplementasikan ke ilustrasi. Seperti ini:

3. Desainer lalu memberikan beberapa pilihan sketsa. Luar biasanya Shafa ini, dia gak cuma ngasih dua atau tiga opsi, bahkan TUJUH SKETSA! Saya sampai bingung mau pilih yang mana. Antara dua pilihan, balik lagi nanya suami, lalu nanya Kakak. Dasar si gak pede untuk memutuskan apalagi kalau masalah artsy.

Jadilah pilihan jatuh pada:

Kerennya lagi, Shafa memberikan penjelasan dari sketsa yang dia berikan. Saya sebenernya pengen make sketsa dia yang lain (tapi untuk buku apa? Mau buku thesis berikutnya hah? Enggaa jugaaa siiih). Saya tertarik dengan konsep berlari yang Shafa bilang, soale kan saya juga hobi memaksakan diri lari.

4. Saya mengusulkan opsi untuk mengubah “tokoh pelari” di sketsa dengan: (1) orang tua (nenek/kakek) karena topik penelitian saya juga banyak membahas mengenai elderly, (2) orang dengan hijab (bukannya narsis, tapi emang, ceritanya itu menggambarkan saya sedang berlari). Poin kedua ini adalah ide yang tercetus dari sohib hijabers saya, bernama Atiya, PhD Londo berdarah Pakistan. Saya pikir, ide dia boleh bagus juga. Walaupun saya bolak-balik ragu, emang gakpapa menonjolkan orang berhijab di cover thesis? Rasa-rasanya belum pernah ada deh yang kayak gitu.

5. Setelah sketsa oke. Shafa kemudian memberikan sketsa yang sudah diwarnai. Tadinya saya pro pada warna-warna terang yang mencolok jiwa, hwahaha. Tapi pas dikasih contoh oleh Shafa, rasanya ini terlalu gonjreng dan kurang “monik banget”. Kakakku bilang, coba cari color scheme. Akhirnya daku googling lagi, ternyata daku baru ngeh kalau daku tuh into warna pastel gitu, yang lembut kayak cotton candy (halah naon sih).

6. Shafa pun memberikan polesan sesuai color scheme yang saya ajukan, lagi-lagi dengan beberapa opsi. Saya si peragu nanya-nanya lagi dong. Saya tanya Kakak, suami, dan Atiya (yang tau perjalanan dari awal). Tadinya kan biar kekinian mo bikin polling gitu we sekalian, tapi kan bisi blunder dan ga surprise dong. Jadi saya keep aja desain ini untuk ke beberapa orang.

7. Akhirnya saya pilih salah satu sketsa warna yang Shafa tawarkan. Pada saat itu, di sketsa masih ada garis-garis hitam yang mempertajam ilustrasi, seperti ini:

8. Ekspektasi saya ya covernya bakal seperti gambar di penjelasan nomor 7. Ternyata ketika desainnya jadi, hasilnya lebih cantiiiik dari yang saya duga. Masya Allah Tabarakallah. Rasa-rasanya pengen saya peluk ini cover buku!

9. Saya meminta Shafa untuk menyesuaikan format cover thesis book sesuai dengan format yang disyaratkan oleh printing service.

Oiya ada beberapa pilihan printing dan designer layout thesis book yang tersedia di Belanda. Saya gak banyak milih sebenarnya, yang penting yang servisnya oke aja. Melihat beberapa contoh dari kawan-kawan PhD terdahulu, pilihan mengerucut pada 3 pilihan printing service: Gildeprint, Ridderprint, dan Ipskamp. Akhirnya saya pilih Riddeprint karena testimoni dari kawan saya kalau mereka fast response.

Layout pun saya serahkan pada mereka, Soalnya saya gak mau ambil pusing, ribet ey. Ada juga kawan-kawan yang memilih me-layout sendiri atau mencari layouter dari Indonesia (biasanya kenalan) karena bisa memotong ongkos servis kan. Ya sudahlah saya mah bismillah aja serahkan pada Ridderprint (dan pada Allah SWT tentunya). Proses dari mulai layout sampai cross-check dan edit-review sebenarnya cepat, cuma waktu itu saya terkendala ada pergantian desainer layout-nya entah kenapa, apa karena mau mepet liburan Natal-tahun baru (?). Tapi bener kata kawan saya, Ridderprint ini cukup pro, mereka cepat tanggap ketika saya ngasih revisi dan nanya ini itu. Bahkan di luar jam kerja, kan jarang-jarang di Belanda ada yang gitu.

Okey, back to my thesis book. Format dari Shafa pun saya kirimkan kepada percetakan. Dan Alhamdulillah tidak ada masalah.

Yang penting lagi pada buku thesis saya adalah, saya menyelipkan enam gambar karya Runa dan Senja sebagai sub cover antar chapter. Tadinya ada desain dari Shafa, tapi akhirnya saya memutuskan untuk memakai gambar Runa dan Senja, untuk membuat buku thesis ini semakin personal. Benar saja, komentar para oponen ketika defense juga memuji cover dan drawings-nya Runa dan Senja. Biar less nerve-wracking gak sih defense-nya haha. Agak santai gitu bahas-bahas drawings dulu.

Drawings karya Runa dan Senja

Dalam waktu dua minggu saja, buku thesis saya dicetak dan diantarkan ke rumah. Alhamdulillah Masya Allah.

Tak lupa tote bag personal juga: (dicetak di Indonesa tercinta tentunya, yang industri kreatifnya gak pernah mati). Oleh Sugar Suvenir Bandung

Kata/kalimat yang menggambarkan ilustrasi ini mungkin adalah:

  1. Polypharmacy: sebagai kondisi banyaknya obat yang dikonsumsi pasien diabetes tipe 2. Di kondisi seperti ini, deprescribing bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk optimalisasi treatment.
  2. The long and winding road, yet colorful: walaupun perjalanan PhD saya ini bergelombang dan bergejolak, tetapi kesemuanya ternyata merupakan pengalaman yang penuh warna dan bermanfaat
  3. Orang dengan hijab berlari dan tersenyum: tadinya gak pengen nonjolin itu saya, tapi itu bisa menggambarkan para muslimah, you are stronger than you think. Even you face the long and winding road, you can go on (walau selangkah) and keep smiling 🙂
Me and my thesis book

Terima kasih untuk Shafa, Kakak Morin, Pak Suami Fajar Prasetyo, Runa, Senja, Atiya, Ridderprint tim (walaupun emang mahal ya bayarnya, hiks), dan semua yang terlibat dalam proses desain dan cetak buku thesis ini. Semoga Allah membalas dengan kebaikan berlipat. Acknowledgement lengkap mah bisa dilihat di buku thesis-nya ya, haha.

Flipbook: https://www.publicatie-online.nl/uploaded/flipbook/163693-Oktora-Monika/

Link buku thesis dari universitas:
https://research.rug.nl/en/publications/treatment-patterns-and-deprescribing-in-people-with-type-2-diabet

3 thoughts on “The Journey of My PhD Thesis Book”

  1. Barakallah! MasyaAllah selamat yaa Mbak Monik, Alhamdulillah telah berhasil melewati satu fase kehidupan yang begitu menantang! Ikut senang & terharu. Semoga ilmunya, pengalamannya, bisa memberi manfaat dan kebaikan untuk masa depan Mbak Monik & keluarga, juga untuk orang banyak. Aaamiin! It is indeed Hora Finita, finally ❤

    1. Aamiin.. Allahuyubariik Chacaha.
      Makasih doanya. Alhamdulillah Cha😂.. semoga Chaca juga diberi kemudahan dan kelancaran untuk studi PhD nya sampai beres aamiin

Leave a comment